Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.

Ada yang suka baca buku tipe memoir juga nggak di sini? Setelah pertama baca Eat Pray Love, lalu diteruskan dengan When Breath Becomes Air, Crying in H Mart, Born a Crime, dan Educated, aku baru sadar ternyata aku cukup klik dengan buku-buku bertema memoir. Akhirnya aku putuskan untuk coba baca memoir yang satu ini.
 
𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐈 𝐓𝐚𝐥𝐤 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐖𝐡𝐞𝐧 𝐈 𝐓𝐚𝐥𝐤 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐑𝐮𝐧𝐧𝐢𝐧𝐠 - 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐤𝐢 𝐌𝐮𝐫𝐚𝐤𝐚𝐦𝐢

Sebetulnya aku pernah baca bukunya Haruki Murakami yang Norwegian Wood dan kurang cocok sama bukunya, hahaha. Mau baca bukunya yang lain jadi takut nggak suka juga karena temanya fantasi. Namun, entah kenapa aku nggak pakai pikir dua kali pas mau baca memoir-nya Haruki Murakami.
 
Jadi buku ini seperti judulnya, menceritakan pengalaman Haruki Murakami yang punya hobi lari, ikut beberapa pertandingan lari maraton. Selama ikut pertandingan itu banyak sekali insight-insight yang muncul. Lalu Murakami juga cerita sedikit tentang pekerjaannya sebelum menjadi penulis dan kebiasaan-kebiasaan yang dia lakukan saat menulis. Seru sekali rasanya tau proses di balik karya-karya seorang Haruki Murakami. Sebagai seseorang yang cukup interest dengan budaya Jepang dan juga bekerja di bidang konten dan kreatif, aku merasa cukup "terkoneksi" dengan apa yang dibahas Murakami.

Kalau aku baca bukunya, kelihatan sekali kalau Murakami tipe yang introvert, chill, dan wise. Walaupun tetap ada sisi ambisiusnya dan punya komitmen yang tinggi dengan yang ingin dicapai. Very inspiring!
 
Beberapa kutipan yang aku suka:
 
- Next most important thing for a novelist is, hands down, endurance. If you can concentrate on writing three or four hours a day, and feel tired after week of this, you're not going to be able to write a long work.
 
- As you age you learn even to be happy with what you have. That's one of the few good points of growing older.
 
- The end of the race is just a temporary marker without much significance. It's the same with our lives. Just because there's an end doesn't mean existence has meaning. An end point is simply set up as a temporary marker, or perhaps as an indirect metaphor for the fleeting nature or existence.
 
- One generation takes over from the next. This is how things are handed over in this world, so I don't feel bad if they pass me. These girls have their own pace, their own sense of time. And I have my own pace, my own sense of time. The two are completely different, but that's the way it should be.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Salah satu cobaan terbesar buat aku sebagai vegetarian adalah kopi susu! Karena jujur aja waktu awal-awal jadi vegetarian, minuman oat lokal merek Oatside belum dirilis. Jadi saat mau minum kopi susu enak, harus pilih antara:

1. Harganya mahal sekali karena susunya diganti pakai minuman oat
2. Rasanya nggak enak karena pakai minuman kedelai
3. Yasudah pasrah pakai susu sapi kayak biasa

Biasanya sih ujung-ujungnya aku lebih pilih opsi nomor 3 karena kan aku masih vegetarian jadi boleh minum susu (wkwk alasan padahal biar murah). Tetapi kadang aku pilih opsi nomor 2 kalau pesan kopi susunya di coffee shop tertentu seperti Kopi Soe. Karena dari pengalamanku, kopi soya itu rasanya nggak selalu enak dan sejauh ini yang menurutku paling rasanya paling oke cuma Kopi Soe Soya.

Nah, sayangnya sekarang aku mulai sensitif nih terhadap susu sapi soalnya kalau rutin minum susu sapi setiap hari, biasanya langsung muncul jerawat kecil seperti brutusan di kulit, hiks. Namun, untungnya ada produk lokal baru bernama Oatside!

Oke, yang belum kenalan sama Oatside, mungkin kalau lihat kemasan dan brandingnya sekilah mengira ini produk Jepang, tetapi ternyata produk ini asli Indonesia, lo. Produk ini memang selain mengincar pasar lokal, juga sudah merambah ke pasar internasional Asia, seperti Jepang, Korea, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan lainnya.

Namun, di postingan kali ini aku bukan bermaksud promosi minuman merek Oatside, hehe. Melainkan ingin memberikan perbandingan minuman Oatside dan Oatly, karena menurutku keduanya punya karakteristik yang sama. Setau aku juga banyak coffee shop yang awalnya menggunakan Oatly sekarang beralih menggunakan Oatside. Mungkin karena faktor harga juga, ya? Tapi apakah rasanya ikut dikorbankan? Yuk cek review-nya.
 



 
Oatly Barista Edition: Rp101.000 di Farmers Market Senayan City
Oatly Instagram
 
Oatside Barista Blend: Rp50.000 di Tokopedia Sukanda Djaya Home
Oatside Instagram

- Oatly harganya lebih mahal dibanding Oatside (bahkan kadang bisa 2x lipat)
- Oatside lebih gampang dibeli di supermarket lokal seperti Superindo, sedangkan Oatly aku baru lihat di supermarket impor seperti Farmers Market
- Dari komposisi mirip, tetapi Oatside menggunakan canola oil sedangkan Oatly menggunakan rapeseed oil dan ada tambahan vitamin B2, D2, & B12
- Keduanya mengandung gula.. hmm aku kurang ahli (please refer more from the picture below)
 
 
 
- Dari rasa, Oatside lebih creamy dibanding Oatly- Aroma Oatly sedikit lebih strong dibanding Oatside, tetapi keduanya nggak bau aneh-aneh seperti soy/almond
- Both of them are very great for coffee and milk tea, so tasty!
- Menurutku keduanya oke sekali dipakai sebagai alternatif susu sapi
- Saat diminum langsung (tanpa dicampur kopi atau teh), rasanya juga masih enak, cuma agak sedikit terasa "greasy"
- Oatside sudah mengantongi sertifikat halal MUI

Final choice, apabila dari rasa, aku lebih pilih Oatside. Menurutku pribadi, Oatly terlalu kemahalan padahal rasanya mirip-mirip.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Review Buku Self Acceptance by 88 Love Life Diana Rikasari & Dinda Puspitasari
    Awalnya aku ingin membuka artikel ini dengan menceritakan opiniku tentang self acceptance . Namun aku batalkan karena terlalu kompleks....
  • Review Scarlett Whitening Body Lotion Freshy (Wanginya Mirip Jo Malone!)
    Semenjak coba body lotion dari Scarlett Whitening, sekarang tujuan pakai body lotion bukan hanya supaya kulit menjadi lebih lembap, tetapi...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...
  • Foto Before After 28 Hari Pakai SK-II FTE, Apa Perubahan yang Aku Rasain?
    Cukup panjang perjalanan untuk membuat artikel ini. Namun, karena faktor penasaran akhirnya aku coba juga. Bagi para penyuka skincare pasti ...
  • Tokopedia Haul: Sendok Kayu ala Korea
    Akhirnya aku punya sendok estetik seperti di vlog Korea! Yay ! Hehehe . Semoga artikel ini bisa membantu untuk kalian yang sedang mencari-c...
  • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay? - Vegie Festive
    Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, samp...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ▼  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ▼  Mei 2022 (2)
      • Book of the Month: What I Talk About When I Talk A...
      • Vegie Festive: Review Oatside VS Oatly
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ►  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates