When the weather is going cloudy, it's not only sweater weather, but perfect weather to read Harry Potter series, won't it? Hahaha enggak juga sih sebetulnya, tapi kemarin gara-gara nonton video review Agnes Oryza soal buku Harry Potter and the Cursed Child (yang ternyata belum pernah aku baca astaga >.<), akhirnya aku memutuskan untuk baca ulang semua bukunya sebelum tahun baru 2022. Terlalu ambisius enggak sih? Wkwkwk..
Apalagi tanggal 1 Januari 2022 di HBO ada perayaan Harry Potter 20th Anniversary: Return to Hogwarts, yay! Jadi harus banget baca bukunya dan nonton semua film-nya sebelum awal tahun.
Yah, entah tercapai atau enggak tentang resolusi yang mengada-ada itu, tetapi aku enggak menyesal baca ulang buku Harry Potter. Maka dari itu, di segmen book of the month bulan ini aku ingin merekomendasikan salah satu bukunya, yaitu...
𝐇𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐒𝐨𝐫𝐜𝐞𝐫𝐞𝐫'𝐬 𝐒𝐭𝐨𝐧𝐞
Setiap ngobrol tentang Harry Potter tuh seperti mengenang kembali era childhood SD & SMP saat sedang heboh-hebohnya film Harry Potter. Dan karena setiap tahun pasti ada film baru, jadi selalu ada yang ditunggu dan pemain-pemainnya sendiri juga umurnya hanya beda 1-2 tahun lebih tua dari aku, jadi berasa masih satu generasi.
Awalnya aku enggak berniat menulis artikel book of the month di bulan Desember, aku berencana merampungkannya sekaligus di artikel best book of 2021. Namun, karena buku ini terlalu bagus, dan harus (wajib) masuk book of the month, akhirnya last minute aku putuskan untuk buat artikel ini.
Fun fact, judul awal buku ini adalah Harry Potter and the Philosopher's Stone, tetapi diganti namanya menjadi Sorcerer's Stone karena Philosopher's Stone dianggap kurang menarik dan sedikit kontroversial untuk pasar Amerika. Yes, buku ini memang 100% British karena J.K Rowling sendiri asalnya dari Inggris.
Awalnya aku kurang pede baca buku versi Bahasa Inggris, karena takut banyak istilah magic yang aku enggak ngerti gitu. Memang sih saat baca aku juga merasa kalau banyak istilah baru dan buku ini tuh british banget jadi ada beberapa gaya bahasa khas british yang aku enggak familiar. Kadang kamus Kindle juga kurang menjelaskan jadi akhirnya aku harus pakai bantuan Google Translate.. wkwk tetapi enggak sesulit itu, sih. Mungkin karena aku sudah pernah baca buku versi Bahasa Indonesianya, ya?
Terlepas dari sudah hapal ceritanya, ternyata hal itu enggak mengurangi keseruan saat baca ulang bukunya, loh. J.K Rowling menurutku sangat brilian. Cara menulisnya enak sekali dibaca. Buku ini juga banyak humornya, jadi bukan buku yang serius atau dark banget gitu. Apalagi buku pertama masih fun banget ceritanya enggak banyak adegan berantem. Istilah-istilah "magic"-nya juga dijelaskan secara detil, jadi enggak membingungkan. Malah, di setiap seri, hal-hal dasar dijelaskan ulang just in case ada pembaca yang enggak ngikutin bukunya secara runut atau dari buku pertama. Misalkan kenapa Harry punya tanda petir di keningnya, kenapa Harry harus tinggal sama keluarga Dursley, dll. Mungkin kadang terkesan repetitive, ngapain sih dijelasin ulang terus menerus, tapi kalau aku merasanya ini bermanfaat. Intinya buku ini sangat bagus dan enggak lekang dimakan zaman.
Saat ini aku sedang on going baca buku keempat, tetapi yang paling memorable menurutku tetap buku yang pertama. Aku nangis saat baca bagian akhir buku ini! Haha.. Sama sekali enggak expect akan terharu sampai segitunya, sih, apalagi aku sudah tau ceritanya. Tetapi plot twist di bagian akhir sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing menurutku mengharukan sekali.
Not forget to mention the infamous scene saat Ron yang kesal karena dikritik sama Hermione di kelas Professor Flitwick pas belajar flying spell. Hermione dengan gaya bicaranya yang rada bossy ngomong:
"It's wingardium levi-o-sa, not leviosaaa".
Mungkin ini rekor pertama kalinya Kindle aku dipakai dengan durasi cukup intens selama berbulan-bulan setiap hari tanpa skip baca Harry Potter. Kemarin saat ke rumah sakit untuk check up kakiku pun aku baca buku ini selama menunggu. Jadi flashback saat aku rutin ke rumah sakit waktu SD dan operasi gigi tahun 2015 pun buku yang aku bawa adalah Harry Potter. This like my comfort (and never failed) book.
0 komentar
Thank you ya sudah mampir dan meninggalkan komentar 😍