Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.
plant based whopper dibungkus dengan bungkus penuh tulisan plant based

Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, sampai saat ini aku masih menjadi vegetarian dan alhamdulillah masih konsisten (kecuali saat lagi main ke mall, tetapi untungnya jarang-jarang, kok hehe). Aku sudah pernah tulis juga pengalaman aku awal-awal menjadi vegetarian dan alasan kenapa aku memilih jenis lifestyle ini di artikel berikut: Pengalaman 8 Minggu Jadi Vegetarian

Intermezzo sedikit, lebaran kemarin aku sudah puas cheating day selama 2 hari berturut-turut, dan enggak main-main, aku makan opor ayam sehari 4x! Itu juga dicampur rendang dan sambal goreng ati. Menu sayur labu siam justru kurang menarik perhatian aku kemarin, haha. Aku memang sudah ngidam opor ayam sejak bulan puasa, sih. Aku juga sempat bilang ke Mama aku kalau aku ingin sekali makan opor ayam saat lebaran nanti, jadi mamaku masak opor lumayan banyak kemarin, sampai bertanya aku mau opor putih atau opor kuning. Aku sangat puas! Hehe.

Nah, di bulan Mei ini aku coba menu baru Burger King yang dirilis awal Mei 2021 kemarin, yaitu Plant-Based Whopper. Yap, ini adalah burger vegetarian dari Burger King.

Setiap perjalanan pulang dari kantor ke rumah, aku selalu melewati Burger King di dekat rumahku dan posisinya itu persis di lampu merah. Alhasil mau enggak mau aku baca spanduk di depan restoran mereka, kalau sekarang mereka punya punya menu baru yaitu Plant-Based Whopper, dengan slogan:

"Patty made from plants, taste like meat"

Menarik, kan?

spandung menu baru ini terpampang jelas di depan restoran

Membuat para newbie vegetarian seperti saya langsung berhasrat ingin mencoba. Terlebih ini fast food, jadi aku pikir harganya pasti masih masuk akal dan enggak membuat kantong menangis.

Sedikit info tambahan tentang Burger King Plant-Based Whopper

- Isi: selada, tomat, bawang bombay, pickles, saus tomat, mayonnaise, dan plant based patty
- Walaupun plant based, tetapi mereka klaim rasanya mirip dengan Whopper beef karena dipanggang di pemanggang yang sama (ini bisa jadi pertimbangan juga untuk para vegetarian yang cukup strict)
- Plant based patty-nya dibuat dengan sustainable soy, gandum, minyak sayur, dan bumbu
- Merupakan menu plant based Whopper pertama yang pernah dikeluarkan oleh Burger King
- Merupakan kerjasama dengan The Vegetarian Butcher, yaitu sebuah B2B unit brand Unilever yang fokus menyediakan plant based meat

Plant-Based Whopper terdiri dari beragam jenis paket yang bisa kita pilih:

- Plant-Based Whopper A la Carte (hanya burger ukuran normal)
Rp45.455

- Plant-Based Whopper Jr. A la Carte (hanya burger ukuran kecil)
Rp26.364

- Plant-Based Whopper Meal (paket burger ukuran normal ditambah kentang goreng dan cola)
Rp60.909

- Plant-Based Whopper Jr. Meal (paket burger ukuran kecil ditambah kentang goreng dan cola)
Rp45.454

Dan, menu spesial untuk kalian yang penasaran ingin tahu bedanya patty yang dibuat dengan bahan nabati, dan patty yang dibuat dengan bahan daging asli, kalian bisa memilih paket:

Spot the Difference! Plant-Based Whopper Jr. & Whopper Jr.
(satu burger plant-base ukuran mini dan satu burger daging ukuran mini)
Rp45.000

Menarik sih karena mungkin bisa menjadi perbanding ke para non-vegetarian seperti apa sih rasa plant based patty jika dibandingkan dengan meat patty. 

Kali ini aku pilih menu Plant-Based Whopper A la Carte (ukuran normal), karena satu burger Whopper cukup besar untuk membuat perutku kenyang dan aku sedang ingin coba kopi susu gula aren dari Burger King, hehe (aku lupa bawa sedotan huhu jadinya pakai sedotan plastik sekali pakai). Aku kurang tertarik coba paket Spot the Difference karena enggak ingin cheating, hehe.

aku memesan satu plant base whopper dan satu es kopi susu gula aren

Ini dia tampilan burger-nya. Sekilas burger vegetarian ini seperti burger pada umumnya, ya? Tampilan plant based patty menurutku mirip dengan meat patty. Aku sempat coba makan patty-nya saja, dan menurutku teksturnya ada sedikit rasa kenyal-kenyal seperti daging. Bumbunya pun lumayan. Karena dibakar (dan mungkin dari bawang bombaynya juga), jadi ada sedikit rasa pahit di beberapa bagian.

dari luar burger plant base terlihat sangat mirip dengan meat burger

saat dibuka, tampilan plant based patty sekilas juga sangat mirip dengan meat patty

Pada dasarnya aku bukan penggemar berat Whopper Burger King, jadi aku merasa oke saja dengan menu ini. Tetapi aku merasa Plant-Based Whopper bisa menjadi alternatif yang ingin makan burger  vegetarian dengan harga yang masih di bawah Rp50.000. Atau, paling enggak kalau kamu vegetarian dan diajak teman untuk makan di Burger King, ada menu berat yang bisa kamu pesan. :p

Ngomong-ngomong, dengan mengonsumsi plant based patty, kamu turut mengurangi produksi gas metana yang dihasilkan oleh hewan sapi, lo.


Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
cover depan the little book of skin care di kindle

Buku di bulan ini cukup spesial karena jarang sekali aku membaca buku lain diluar kategori psikologi & self improvement. Hmm, ngomong-ngomong buku ini bisa dikategorikan sebagai self improvement enggak, ya?

𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐟 𝐒𝐤𝐢𝐧 𝐂𝐚𝐫𝐞 -  𝐂𝐡𝐚𝐫𝐥𝐨𝐭𝐭𝐞 𝐂𝐡𝐨

Sebetulnya sudah lama aku mendengar buku ini diulas oleh banyak beauty influencer, salah satunya adalah Joan Kim. Aku juga suka dengan artikel-artikel beauty di situs Soko Glam, yang juga didirikan oleh Charlotte Cho. Tetapi aku enggak benar-benar tertarik karena berpikiran isinya pasti sama saja dengan yang aku baca di artikel internet atau yang aku tonton di YouTube.

Hmm, sebetulnya memang benar sih ada beberapa bagian yang sudah aku pernah dengar sebelumnya. Tetapi tenyata walaupun namanya ditekankan ke skincare, buku ini banyak membahas hal lain diluar itu. Di buku ini aku juga menemukan cerita Charlotte sebagai orang Korea yang tinggal di Amerika sejak kecil, hingga bisa ke Korea dan memulai bisnis Soko Glam. Apa saja perbedaan k-beauty & western beauty yang dia rasakan sebagai seseorang yang pernah tinggal di Amerika dan Korea.

Bukan hanya itu, saat membaca buku ini aku merasa seperti seorang teman yang sedang mengobrol dengan Charlotte. Cara dia menulis menurutku sangat mudah untuk dibaca dan sangat menarik karena banyak diselipi humor-humor ringan. Saat aku membaca buku ini, aku bisa merasakan kepribadian Charlotte yang easy going.

Beberapa kutipan favoritku:

Part 3: The Double Cleanse: Cleansing So Nice, You Do It Twice

In fact, your typical fragrant bar soap is highly alkaline (usually with a pH of around 8-10) and irritating for delicate facial skin and your body. On the flip side, a cleanser that is too acidic won't do much, because you actually need a slight alkalinity to properly dissolve dirt and be effective in cleansing.

Part 5. Chok Chok Moisturizing and the Art of Dewy Skin

Think of your skin as favorite leather shoe (I know, I know, but bear with me . . .). Without properly maintaining the leather, with a polish, the leather will eventually start to crack or even start peeling. The shoe's texure will be rough and it's color wil be lackluster. No one--I repeat, no one--wants her face to look like an old leather shoe.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
salah satu pose yoga

Bulan lalu sebelum masuk bulan Ramadan, aku menantang diri sendiri untuk coba 30 days morning yoga challenge. Ternyata... aku ketagihan! Walaupun kelas yoga yang aku ikuti hanya berdurasi 10 menit setiap hari, ternyata ada manfaat yang bisa dirasakan, lo. Walaupun jujur saja selama puasa aku stop dulu yoga karena enggak kuat haha.

Ngomong-ngomong, sejauh ini aku paling suka kelas yoga dari YouTube channel Yoga with Kassandra karena dia lebih ke jenis vinyasa dan yin yoga. 

Aku kutip dari situs Sehatq, pengertian vinyasa yoga adalah:
Yoga ini menekankan pada pergantian gerakannya disesuaikan dengan ritme pernapasan. Jadi pose saat menarik napas dan menghembuskan napas berbeda. Gerakan yoga vinyasa juga biasanya cukup cepat dan dinamis jadi bisa sebagai latihan kardio juga.

Sedangkan dikutip dari situs Hello Sehat, pengertian yin yoga adalah:
Yoga yang lebih ke gerakan pasif dengan durasi lambat. Biasanya digunakan untuk stretching relaksasi atau sebagai gerakan yoga meditatif. Kalau di video Kassandra, saat melakukan gerakan yin kita diminta untuk memperhatikan gerakan naik turun napas kita, atau sembari mengucapkan kata-kata afirmasi, seperti "aku tenang dan dunia mendukungku".

Ada 3 hal yang aku suka dari video-video Yoga with Kassandra

1. Walaupun pakai bahasa Inggris, tapi cara bicara Kassandra menurutku jelas sekali jadi aku masih bisa mengerti sedikit-sedikit. Lalu dia juga dengan jelas mengelompokkan video-videonya sesuai level, beginner, intermediate, atau advance. Sudah pasti aku selalu pilih yang beginner, hehe.

2. Selain itu Kassandra juga selalu mengelompokkan videonya ke tipe yoga pagi atau yoga malam. Biasanya yoga pagi itu banyak gerakan yang mengandalkan kekuatan, sehingga tubuh jadi lebih segar dan fleksibel. Sedangkan yoga malam biasanya lebih ke yoga yang membuat tubuh rileks dan stretching.

3. Durasi kelas yoga yang dibuat Kassandra biasanya singkat hanya 10 menit, atau 15 menit. Jadi menurut aku sangat mudah untuk diselipkan di rutinitas harian. 30 days morning yoga challenge yang aku ikuti juga hanya berdurasi 10 menit, jadi sangat mudah untuk dilakukan. Ini juga cocok untuk yang ingin olahraga pagi hari tapi takut terlalu intens dan membuat tubuh terlalu lelah untuk beraktivitas selanjutnya.

Matras yoga yang aku gunakan:

Ngomong-ngomong sebelumnya aku juga mau memperkenalkan matras yoga yang aku beli dengan harga hanya Rp78.000 saja di Tokopedia, haha. Kebetulan waktu itu sedang ada diskon. Kalau enggak salah waktu itu harga aslinya sekitar Rp150.000. Warnanya juga aku suka sekali, karena biasanya matras yoga berwarna neon atau pastel, jarang yang hitam seperti ini. Matras yoga ini juga punya ketebalan 8 mm, jadi terasa empuk untuk tipe tubuh aku yang isinya tulang semua, hehehe.

Sejauh ini aku pakai selama satu bulan lebih masih enak dan cukup kokoh. Hanya saja memang kalau kena kuku pasti ada tanda goresan di matrasnya. Bahannya juga enggak terlalu licin walaupun terkena keringat. Aku masukkan link nya di sini apabila kamu sedang mencari matras yoga empuk dan murah juga.

keponakanku mencoba matras yoga

Jadi, manfaat apa yang aku dapatkan setelah melakukan yoga secara rutin selama 30 hari berturut-turut?

Ada 7 manfaat yoga yang aku rasakan.

- Tubuh jadi lebih fleksibel. Enggak serta merta langsung bisa split yah, tetapi terasa kalau tubuh jadi enggak kaku. Jadi setiap akhir kelas, Kassandra selalu minta kita untuk kembali ke posisi awal seperti saat kita mau mulai kelasnya, dan kita diminta untuk rasain dengan pose yang sama, sebelum dan sesudah yoga apakah ada perbedaan atau enggak. Aku sendiri memang rasain dalam posisi duduk yang sebelum kelas agak kaku, setelah kelas rasanya jadi lebih nyaman aja. Namun, jujur waktu beberapa hari awal tubuhku sampai keram dan kesemutan karena mungkin otot-ototnya belum terbiasa. Setelah beberapa hari tubuhku kembali seperti biasa dan sejak saat itu aku ingin terus lanjutkan yoga supaya enggak lagi harus melewati fase pembiasaan yang membuat tubuhku keram dan kesemutan.

- Meningkatkan energi dan badan jadi lebih segar, terutama kalau sedang banyak gerakan yang mengeluarkan keringat. Walaupun cuma 10 menit namun lumayan juga, lo.

- Membantu melatih mengatur pernapasan. Jadi, selama yoga kita diminta untuk fokus atur napas. Bernapas dari perut, dengan ritme yang teratur. Yoga nggak pakai hitungan angka untuk setiap pose, melainkan menggunakan napas. Terutama saat yin yoga, kita diminta untuk serileks mungkin, kalau ada napas yang ngos-ngosan, berarti kita terlalu memaksakan diri. Jadi, setiap menghembuskan napas kita diminta untuk mencoba melepaskan lagi kekuatan yang kita pakai sehingga tubuh benar-benar rileks dan apa adanya.

- Melatih kekuatan, namun (menurut aku) dengan cara yang enggak ekstrim. Dari pengalaman aku, saat ikut kelas yoga itu, kita enggak pernah dipaksa untuk bisa sama persis dengan gerakan instruktur. Setiap orang punya fleksibilitas dan kekuatan yang berbeda, jadi kalau kita bisanya ikutin 70%, enggak apa-apa. Kassandra sering bilang kalau kita yoga bukan untuk menyiksa diri. Terutama untuk pose sulit seperti side plank pose dan boat pose, itu susah sekali. Tetapi dari pengalaman aku, Kassandra sebagai instruktur juga sering kasih opsi pose untuk murid yang belum mahir, dan murid yang sudah mahir.

- Semudah melakukan stretching, namun manfaatnya lebih. Mungkin ini aku rasakan karena ikut kelas 10 menit, ya? Menurutku kalau stretching biasanya hanya meningkatkan fleksibilitas tubuh. Tetapi yoga walaupun hanya 10 menit, di dalam satu sesi bisa ada gerakan yang untuk fleksibilitas, dan kekuatan juga. Jadi, sekali mendayung dua pulau terlampaui. :)

- Seperti meditasi. Biasanya yoga menggunakan musik yang lembut dalam suasana hening, suara instrukturnya juga biasanya lembut. Ditambah lagi beberapa instruktur menambahkan kalimat afirmasi yang bisa kita ulang-ulang terus selama yoga. Walaupun aku akui seringkali pikiran kemana-mana saat sedang yoga, namun aku berusaha untuk kembali lagi fokus ke napas.

- (bonus) Jadi sebelum ikut challenge 30 hari, aku sempat coba-coba yoga dengan durasi 10-15 menit sebelum tidur. Efeknya super enak sekali, sehabis yoga rasanya benar-benar rileks, dan jadi lebih cepat tidur. Lebih pulas juga dan enggak gampang terbangun di tengah malam. Padahal hanya 10-15 menit aja, lo. Biasanya aku sempatkan baca buku sebelum tidur, namun kalau habis yoga bukunya malah enggak terbaca karena aku sudah keburu ngantuk. xD Jadi, yoga juga bisa membantu meringankan insomnia. :)

Ngomong-ngomong, terkadang aku juga pilih kelas yoga sesuai kebutuhan. Misalkan sedang konstipasi, ada kelas yang khusus meringankan konstipasi. Atau, saat leher aku sangat kaku, aku pilih kelas yang fokus di leher dan pundak. Selain itu juga ada kelas setelah bekerja, yang fokus membuat tubuh rileks terutama setelah seharian duduk dan bekerja di depan laptop.

Intinya menyenangkan sekali ikut kelas yoga singkat 10 menit. Terkadang saking enggak terasanya, aku sering tambah 1-2 video lagi karena sebegitu nyaman dengan efeknya setelah yoga. Jadi ketika punya waktu luang aku bisa yoga 20-30 menit.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
foto ketiga produk di atas kemasan kardus yang dibungkus tanpa plastik

Akhirnya, ada tulisan lain selain ulasan buku di blog ini! Hehe. Aku sudah berencana review produk ini dari bulan Februari lalu, namun baru berkesempatan sekarang. Maafkan kalau cara menulis aku agak kaku ya, karena sudah lama sekali enggak menulis panjang di blog ini.

Sampai saat ini aku masih suka sekali berpetualang coba-coba merek sabun dan shampoo bar lokal. Biasanya pakai fitur pencarian di e-commerce dan cari yang menarik, saja. Nah, Soul & Precious ini salah satu yang juga aku temukan melalui fitur pencarian di Tokopedia. Dari nama tokonya, merek asal Bandung ini menarik, ya? Dan saat aku lihat harganya juga berkisar di bawah Rp50.000, jadi masih tergolong terjangkau. Akhirnya langsung bungkus!
Kali ini aku mencoba dua jenis sabun natural dan satu shampoo bar. Aku jabarkan review-nya satu persatu, yuk.

foto sabun saat masih dikemas dengan pembungkus kertas dan label

sabun mempunyai perpaduan warna krem dan lilac

di belakang label sabun ada informasi komposisi dan expired date

Soul & Precious Sabun Soy Milk Lavender (Classic)
Rp35.000 - 80 gram
Link

Sekarang aku sedikit berhati-hati saat memilih sabun lavender karena aku baru tau ternyata wangi lavender ada beragam dan nggak semua aku suka wanginya. Untungnya sabun batang Soul & Precious Soy Milk Lavender masuk salah satu wangi yang aku suka! Sabunnya juga enggak terlalu lembek teksturnya jadi enggak gampang lumer dan lebih awet. Lalu efek melembapkannya menurutku biasa saja, tetapi dia enggak terasa licin di kulit. Sejujurnya menurutku sabun ini cukup oke dari segi harga dan performa.

sabun dibalut dengan nuansa coklat, dibungkus kertas dan diberi label

bagian belakang label ada komposisi dan expired date

sabun berwarna coklat dan putih dan ada hiasan biji kopi utuh di atasnya

Soul & Precious Cacao Coffee
Rp32.000 - 80 gram
Link

Nah, kalau kamu pecinta wangi kopi, aku sarankan coba varian yang satu ini. Wanginya khas kopi sekali. Dia mengandung bubuk kopi jadi apabila digunakan langsung ke kulit ada sedikit efek scrubbing-nya. Namun, bubuknya enggak terlalu padat, jadi efek scrubbingnya enggak terlalu sakit. Hanya aku pribadi kurang suka pakai langsung di kulit karena sabunnya jadi boros dan cepat habis. Aku lebih suka pakai bantuan foam net supaya mudah mengeluarkan busa. Terlebih lagi tekstur sabun ini menurutku lebih lembek dibanding varian Soy Milk Lavender. Aku pribadi lebih suka varian Soy Milk Lavender dibanding varian Cacao Coffee ini.

shampoo dibungkus kemasan kardus dan label

di dalam kardus, shampoo dibungkus dengan kertas berlabel, dan pouch katun

shampoo berwarna kuning dan bertekstur seperti granula yang dipadatkan

Soul & Precious Shampoo Bar Honeybana
Rp40.000 - 50 gram
Link

Soul & Precious punya beberapa varian shampoo bar, tetapi aku pilih Honeybana karena tipe rambutku ini kering dan cenderung frizzy. Mungkin kita udah sering dengar kalau pisang bisa dibuat menjadi hair mask untuk melembapkan rambut. Nah, khasiat ini juga yang diberikan oleh shampoo bar ini.
Review dari aku untuk shampoo ini, sebetulnya biasa saja. Di rambutku hasilnya enggak terlalu melembapkan, tetapi untungnya nggak membuat rambutku kesat dan kasar seperti ijuk. Dan salah satu yang aku kurang suka dari shampoo bar ini adalah bentuknya kecil, dan agak rawan pecah. Setelah shampoo bar-nya pecah, itu masa waktunya sudah sangat singkat sekali karena sekali pecah dia enggak bisa kita satukan lagi. Oh iya, dan busanya juga enggak terlalu banyak. Mungkin busa sedikit bisa jadi hit & miss untuk beberapa orang, dan untuk aku sendiri suka yang busanya sedikit banyak jadi shampoo bar ini kurang cocok untuk aku.

kemasan pengiriman menggunakan kardus, dengan hiasan tali rami dan label soul & precious

Selain review per produk, aku juga mau mengapresiasi kemasan produk Soul & Precious yang menurutku sangat cantik. Sederhana, cantik, dan minim sampah plastik. Menurutku sabun dan shampoo Soul & Precious juga cocok sebagai hadiah karena dikemas dengan rapi dan cantik.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Aesthetic Eco Friendly Store: Semata-mata
    Pertama kali terima paket ini dari bapak kurir, sedikit bertanya-tanya, ini dari siapa? Apakah paket nyasar lagi? Karena beberapa kali aku p...
  • Review Shampoo Bar Lokal Indonesia Rose Matcha Seven Cactus
    Semoga kalian enggak bosen membaca ulasan shampoo bar lokal dari Seven Cactus Soapworks di blog ini ya, hehe . Setelah galau, akhirn...
  • Foto Before After Crest 3D Whitestrips Teeth Whitening Kit
    Wah, aku rindu sekali dengan blog ini setelah "cuti" menulis selama bulan Ramadan kemarin! Semoga masih ada yang tetap mau baca a...
  • Review Scarlett Whitening Body Lotion Freshy (Wanginya Mirip Jo Malone!)
    Semenjak coba body lotion dari Scarlett Whitening, sekarang tujuan pakai body lotion bukan hanya supaya kulit menjadi lebih lembap, tetapi...
  • Review Artisan Flower Tea dari Indonesia: Chauan Tea
    Setelah sekian lama kepo akun Chauan Tea di Tokopedia dan Instagram, akhirnya kesampaian untuk coba saat promo 11.11 kemarin. Selama 3 hari...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ▼  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ▼  Mei 2021 (4)
      • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay...
      • Book of the Month: The Little Book of Skin Care - ...
      • 30 Hari Nyobain Yoga Setiap Hari, Apa Manfaatnya?
      • Review Shampoo Bar Pisang dari Bandung - Soul & Pr...
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ►  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates