Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.
foto anessa whitening sunscreen full

So excited about this sunscreen! Aku dapat produk ini dari temanku. Kamsahamnida Eonni~ Belakangan ini aku sedikit terobsesi dengan produk-produk Jepang, karena kualitasnya jarang mengecewakan. Bahkan aku punya pelembap wajah dari Avene, di kemasannya ada tulisan produk tersebut dibuat di Jepang (walaupun Avene sendiri adalah merek asal Perancis), seketika kepercayaan aku terhadap kinerja produk tersebut meningkat. Hahaha.

Namun disamping itu, merek Anessa sendiri memang sudah sangat populer di Jepang. Bahkan, Anessa mengatakan bahwa mereka adalah merek beauty sunscreen dengan penjualan nomor 1 di Jepang selama 19 tahun! Sebelum Anessa resmi masuk di Indonesia awal September 2020 lalu, aku sudah beberapa kali melihat beberapa orang menyebutkan bahwa sunscreen dari Anessa merupakan sunscreen andalan mereka.

foto anessa sunscreen full

Oke, sebelum masuk ke ulasan lengkap, seperti biasa aku ingin memperkenalkan merek Anessa terlebih dahulu.

About Anessa

Kalian pernah dengar merek Shiseido? Nah, Anessa ini adalah salah satu merek di bawah Shiseido Group. Jadi sejak tahun 1915, Shiseido Group melakukan penelitian mendalam seputar sunscreen, sampai pada akhirnya 1992 Shiseido merilis merek susncreen Anessa. Shiseido juga yang pertama kali memperkenalkan sebutan Skin Protection Factor (SPF) dan Protection Grade of UV A (PA) di Jepang, lo. Sejak dirilis tahun 1992 hingga 2020, Anessa fokus pada produk-produk sunscreen dan sudah melakukan banyak upgrade pada produknya. Produk Anessa yang masuk di Indonesia tahun 2020 ada 4 jenis.

Klaim & Teknologi di produk Anessa Whitening UV Gel

Karena merupakan hasil dari penelitian yang cukup panjang, di situs Anessa dijelaskan bahwa produk-produk Anessa mempunyai 5 fitur canggih yang beda dari sunscreen lain.

1. Sunscreen dari Anessa mengandung bahan perlindungan UV yang akan bekerja dan melindungi kulit dengan lebih kuat apabila kulit terpapar sinar matahari kuat, air, dan keringat.
2. Memiliki teknologi lapisan "rubbing resisstant" sehingga perlindungannya enggak mudah hilang apabila kulit diusap dengan handuk atau pakaian.
3. Sweatproof & waterproof selama 80 menit di dalam air kolam renang
4. Bisa dihilangkan hanya dengan sabun
5. Mengandung 50% bahan skincare sehingga lebih nyaman di kulit

Bukan cuma kelima poin itu, karena sunscreen yang aku ulas kali ini adalah Anessa Whitening UV Sunscreen Gel yang mana masuk kategori whitening, maka produk ini juga mengandung:
- M-tranezamic acid yang mencerahkan kulit
- Glycyrrhizic acid salt untuk mencegah kulit menjadi kasar
- Green tea leaf extract sebagai antioksidan
- Yellow flower extract untuk melembapkan kulit

Komposisi lengkap Anessa Whitening UV Sunscreen Gel (dikutip dari situs Anessa Indonesia)
Water diisopropyl sebacate alcohol, zinc oxide, glycerin, ethylhexyl, methoxycinnamate, butylene glycol, bis-ethylhexyloxyphenol, methoxyphenyl, triazine, diethylamino hydroxybenzol, hexyl, benzoate, tranexamic acid, hydrated silica, ethylhexyl triazone, peg 60 hydrogenated castor oil, dimethicone, phenoxyethanol, peg 12 dimethicone, dimethylacrylamide sodium acryloyldimethyltaurate crosspolymer, isostearic acid, agar, fragrance, bht, dipotassium glycyrrhizate, succinoglycan, hydroxypropyl, methylcellulose stearoxy ether, leontopodium alpinum extract, camellia sinensis leaf extract, potentilla erecta root extract, citric acid, sodium acetylated hyaluronate, tocopherol, soluble collagen.

foto kemasan plastik luar

info dalam bahasa indonesia hanya ada di kemasan plastik luar

mulut botol menyatu dengan badan botol dengan tipe penutut ulir

di botol hanya ada info dalam bahasa jepang dan ukuran produk cukup besar 90 gram

Harga & Beli di Mana?

Untuk Anessa Whitening UV Sunscreen Gel hanya tersedia satu ukuran, yaitu 90 gram (sesuai deskripsi di kemasan) atau setara 100 ml (sesuai deskripsi di situs Anessa Indonesia). Harga Anessa Whitening UV Sunscreen Gel adalah Rp399.000. Cukup mahal, ya? Namun, kalau dibandingkan dengan sunscreen dari merek lokal seperti For Skin Sake atau Rose All Day, harga Anessa termasuk setara.

Kamu bisa beli Anessa Whitening UV Sunscreen Gel secara online di beberapa e-commerce berikut:
⤻ Tokopedia
⤻ Shopee
⤻ Sociolla
Atau offline di Watson terdekat.

Warna, Aroma & Tekstur

Walaupun saat dikeluarkan dari botol mempunyai warna putih dan masuk kategori whitening, tetapi aku enggak melihat ada efek mencerahkan kulit secara instan saat menggunakan sunscreen ini. Untuk aromanya, segar seperti aroma buah jeruk. Aku pribadi suka dengan aromanya.

Pindah ke tekstur... aku suka sekali dengan teksturnya! Walaupun namanya Whitening UV Sunscreen Gel, tetapi menurutku teksturnya seperti losion cair yang sangat mudah diratakan ke kulit dan cepat meresap, sama sekali enggak lengket. Oke, kali ini aku benar-benar coba dengan takaran dua ruas jari dan teksturnya tetap sangat nyaman digunakan. So effortless!

hasil di kulit setelah menggunakan sunscreen anessa sebanyak dua ruas jari

Sesuai judul artikel ini, aku juga bandingkan dengan tekstur For Skin Sake Weightless Sunscreen:
- Tekstur Anessa lebih cair
- Anessa lebih cepat meresap
- Keduanya sama-sama melembapkan tetapi menurutku sunscreen dari FSS sedikit lebih melembapkan

perbandingan tekstur anessa dan fss

Opini Akhir

I LOVE THIS SUNSCREEN. Menurutku sangat nyaman digunakan, cukup melembapkan namun enggak membuat kulit aku yang berjenis normal menjadi berminyak. Selain itu dia memberikan hasil akhir semi matte sehingga kulit terlihat sehat dan glowing. Biasanya aku enggak menggunakan pelembap apabila sudah menggunakan Anessa Whitening UV Sunscreen Gel. Sepertinya aku akan mencoba rutin menggunakan sunscreen walaupun di rumah saja karena sangat cinta dengan sunscreen ini. Ngomong-ngomong, untuk klaim perlindungan lebih kuat apabila terkena air, panas, keringat, lalu rubbing resistant-nya aku enggak bisa coba tes karena itu kasat mata. Lalu untuk efek mencerahkan aku juga belum bisa lihat, sih. Mungkin harus menghabiskan satu botol baru dapat melihat efeknya.

Poin yang kurang cocok denganku adalah harganya yang cukup mahal. Namun isinya cukup banyak menurutku. Jadi, ya seperti itu, aku sangat suka dengan sunscreen ini, tetapi masih belum yakin akan beli ulang karena harganya lumayan mahal.

foto anessa full
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
foto botol kedua serum

Akhirnya aku bisa bagikan ulasan dua serum yang aku pakai secara intens selama tiga minggu ini! Setelah kemarin coba rangkaian body care dari Scarlett Whitening yang sampai sekarang masih aku gunakan dengan rutin, kali ini aku juga menggunakan dua serum wajah mereka yaitu Acne Serum dan Brightly Ever After Serum!

Merek Scarlett Whitening

Aku awalnya hanya tau merek Scarlett Whitening dari teman-teman di media sosial yang sudah coba lebih dulu. Ternyata, Scarlett Whitening ini merupakan merek skincare & body care lokal yang didirikan oleh selebriti Indonesia, Felicya Angelista. Scarlett Whitening memang sudah lebih dulu terkenal dengan produk body care. Dan sekarang Scarlett Whitening mengeluarkan dua produk serum wajah terbaru yaitu Acne Serum serta Brightly Ever After Serum ini!

Kemasan, Harga & Tempat Beli

Aku cukup kaget ketika lihat betapa rapatnya segel kemasan kedua serum ini. Aku jadi merasa lebih aman karena saat pandemi ini aku semakin takut produk apapun berpotensi terkontaminasi virus. Terutama produk skincare yang diaplikasikan langsung ke wajah. Dan untungnya kemasan pengiriman dan kemasan kardus Scarlett Whitening Acne Serum dan Brightly Ever After Serum benar-benar disegel dengan rapat. Kemasan luar keduanya dilapisi plastik yang enggak bisa dibuka dengan mudah. Keren!

foto segel kemasan kardus

botol diberikan pelindung plastik supaya aman di dalam kardus

kemasan serum yang dari bahan kaca tebal

Karena desain kedua serum ini cukup mirip, kita bisa membedakan dari warnanya, Scarlett Whitening Acne Serum mempunyai kemasan warna ungu, sedangkan Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum mempunyai kemasan warna pink. Keduanya dilengkapi pipet yang sangat mudah untuk digunakan. Botolnya sendiri mempunyai bahan kaca tebal dengan isi produk 15 ml atau 0,5 fl.oz yang menurutku sangat travel friendly karena ukurannya kecil dan enggak terasa ringkih.

pipet di dalamnya berbahan plastik

Harga Scarlett Whitening Acne Serum dan Brightly Ever After Serum sama, yaitu Rp75.000. Kedua serum bisa dibeli di Scarlett Whitening Official Shopee Store. Keduanya juga sudah terdaftar di BPOM, lho.

Oke, sekarang akan aku jelaskan lebih lengkap seputar masing-masing varian, ya.

acne serum di dalam gelas

Scarlett Whitening Acne Serum

Fungsi & Komposisi

"99% oil-free face serum that reduces the formation of acne and breakout"

Sesuai namanya, serum ini direkomendasikan untuk kulit yang mudah berjerawat karena mempunyai kandungan utama:
⤻ Tea tree water untuk membersihkan pori dan mengencangkan kulit
⤻ Liquorice extract yang efektif meratakan warna kulit
⤻ Salicylic acid yang sudah terkenal sangat bermanfaat untuk kulit berjerawat dan membantu mencegah munculnya jerawat baru.
⤻ Jeju centella asiatica untuk menjaga kelembapan kulit, mengurangi peradangan, mencegah dan mengurangi kerusakan kulit serta mempercepat penyembuhan luka pada kulit.
⤻ Vitamin C dapat membantu menghilangkan flek & bekas jerawat, mencegah dan melindungi kerusakan sel dan jaringan kulit akibat paparan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini pada kulit.

Aku semakin semangat coba produk ini karena tau ada kandungan centella asiatica favoritku di dalamnya! Kalau dilihat di komposisi pun, dia ada di urutan ke-5. Serum ini juga berbahan dasar air karena kandungan nomor satunya adalah aqua.

Supaya lebih jelas aku cantumkan foto komposisi lengkapnya di bawah ini, ya:

komposisi lengkap acne serum

Warna, Wangi & Tekstur

Scarlett Whitening Acne Serum enggak mempunyai warna, atau transparan dan menurutku enggak ada wangi apapun. Teksturnya sangat cair dan mudah meresap ke kulit. Di kemasan disarankan untuk pakai dua sampai tiga tetes, tetapi aku suka pakai lima tetes atau satu pipet full karena aku juga aplikasikan ke leher dan supaya kulit terasa lebih lembap.

gif tekstur acne serum

tekstur acne serum di tangan

Performa

Aku pakai Scarlett Whitening Acne Serum setiap pagi dan malam selama dua minggu penuh tanpa digabung dengan produk apapun jadi aku benar-benar bisa merasakan manfaat dari serum ini. Jujur aku sangat suka! Walaupun aku pakai lima tetes, tetapi kulit enggak terasa lengket karena serumnya cepat menyerap dan hasilnya matte.

foto before after 3 minggu pemakaian acne serum

Aku juga merasakan serum ini benar-benar menenangkan jerawatku. Di atas adalah foto sebelum dan setelah dua minggu pemakaian. Bisa dilihat, jerawat di bagian dahiku benar-benar mereda! Aku juga senang karena walaupun diformulasikan untuk jerawat, tetapi serum ini enggak membuat wajahku jadi kering atau mengelupas. Aku akan kembali menggunakan serum ini apabila ada jerawat muncul, terutama saat menjelang haid. Karena sekarang jerawatku sudah mereda, mari kita coba produk selanjutnya yaitu Brightly Ever After Serum!

brightly ever after serum

Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Fungsi & Komposisi

"Combination antioxidant containing glutathione and vitamin C to brighten skin"

Yap, di serum ini, kita kembali bertemu dengan kandungan andalan Scarlett Whitening untuk mencerahkan yaitu glutathione yang digabungkan dengan vitamin C yang memperkuat efek antioksidan untuk melindungi kulit dari radikal bebas sekaligus mencerahkan warna kulit. Serum ini juga mengandung niacinamide yang mengecilkan pori, lavender water yang melawan bakteri penyebab jerawat, mengatasi peradangan pada kulit, detoksifikasi kulit, meningkatkan sirkulasi darah dan menghaluskan kulit, serta phyto whitening yang dapat mencerahkan wajah dan sangat aman bagi kulit tanpa menyebabkan iritasi.

Aku sangat tertarik dengan kandungan lavender water-nya yang ada di urutan keempat komposisi. Rasanya masih jarang, ya produk skincare dengan kandungan lavender? Oh iya, Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum direkomendasikan untuk semua jenis kulit dan berbahan dasar air. Intip komposisi lengkapnya di bawah ini, ya:

komposisi brightly ever after serum

Warna, Wangi & Tekstur

Berbeda dengan Acne Serum yang mempunyai tekstur encer, Brightly Ever After Serum mempunyai tekstur yang sedikit lebih kental. Enggak sangat kental, tetapi hanya sedikit lebih kental. Serum ini juga enggak mempunyai warna dan aku juga enggak mencium wangi apapun dari serum ini.

gif tekstur brightly ever after serum

tekstur brightly ever after serum di tangan

Performa

Kali ini, aku mencoba Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum selama satu minggu dan menggunakannya secara intens pagi dan malam tanpa digabung dengan produk lain. Karena teksturnya lebih kental, aku merasakan Brightly Ever After Serum memberikan efek lembap yang lebih intens dibanding Acne Serum. Aku menggunakan serum ini sebanyak lima tetes untuk area wajah dan leher. Selain itu serum ini enggak membuat wajah terkelupas dan tergolong lembut di kulit. Namun karena baru menggunakan selama satu minggu, aku hanya bisa melihat efek melembapkannya. Sepertinya efek mencerahkannya akan lebih terasa mungkin setelah 3-4 minggu pemakaian. Aku akan lanjutkan pemakaian untuk memastikan efek mencerahkan wajahnya! :)

Walaupun Acne Serum dan Brightly Ever After Serum mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi enggak disarankan untuk menggunakan keduanya secara bersamaan, ya, terutama apabila kulit sedang berjerawat. Saran dari aku, apabila kulit sedang berjerawat, obati dulu dengan Acne Serum hingga tuntas, baru setelah jerawatnya reda, bisa hilangkan noda bekas jerawat dengan Brightly Ever After Serum supaya hasilnya lebih maksimal.

acne serum
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar

Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga punya kewajiban memilah sampah sesuai jenisnya dan kategorinya bukan hanya sebatas sampah organik dan sampah non-organik. Mereka bahkan punya beberapa kategori untuk jenis sampah kertas dan plastik mulai dari yang bahannya tebal hingga tipis. Aku jadi paham kenapa sampah di Indonesia semakin menggunung karena waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan sampah dari setiap rumah pasti sangat lama. Selain itu, masing-masing orang juga wajib mencuci setiap sampah sebelum dibuang. Contohnya botol bekas Coca Cola, harus dicuci sampai bersih dan dikeringkan sebelum dibuang di tempat sampah. Hal ini untuk mencegah sampah menimbulkan bau nggak sedap di tempat sampah. Keren, ya!

Aku sebelumnya sudah pernah mencoba memilah sampah kering dan sampah basah, tetapi belum berhasil, hehe. Aku harus coba cara baru di lain waktu. Jujur aku masih kesulitan apabila harus mengingatkan orang rumah dan yang selama ini yang mengatur kebutuhan dan alur rumah tangga termasuk sampah adalah mamaku. Namun enggak mau menyerah, saat ini aku sedang mengadaptasi kebiasan orang Korea untuk mencuci dan membilas kemasan sebelum membuangnya ke tempat sampah. Jadi kemasan bekas cairan, seperti botol bekas sabun mandi, cangkang telur, botol selai, sampai plastik bumbu mi instan juga sebisa mungkin aku cuci dengan sabun hingga isi, minyak dan baunya hilang. Terbayang sisa-sisa selai, bekas sambal dan minyak mi instan, dan minyak dari sarden bercampur. Bau seperti apa yang dihasilkan? Lalu para petugas kebersihan harus menahan bau sambil memilah-milah sampah tersebut supaya bisa diaur ulang. Lalu sampah tersebut juga berpotensi mengotori sampah lain. Jadi, yuk kita coba untuk mulai bertanggung jawab dengan sampah kita sendiri. Enggak apa-apa kalau masih suka lupa, setidaknya kita sudah berusaha dengan baik.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
foto kindle saat dipegang

Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup di video Ondo. Desain Crema Soundup ini super menggemaskan dengan warna putih dan bentuk yang kompak.

Di Indonesia sendiri, e-book reader yang paling populer dan banyak dijual adalah Amazon Kindle. Harganya menurutku lumayan mahal, sehingga aku harus memastikan produk ini cocok untukku dan akan digunakan terus. Selain harga, aku juga masih maju mundur membeli produk ini karena mataku tergolong sensitif dan mudah lelah apabila terlalu lama melihat layar gadget.

Source: Youtube

Namun, belakangan buku yang ingin aku baca semakin sulit ditemukan. Buku bekasnya sangat langka. Apabila ada buku cetak yang baru dan asli pun harus pre-order selama 30-45 hari dan harganya juga sangat mahal! Itupun masih belum 100% pasti sampai dengan aman karena pengiriman yang terhambat akibat COVID-19.

Kekhawatiran memuncak, akhirnya spontan suatu hari aku memutuskan untuk beli Amazon Kindle tanpa perencanaan sebelumnya. Pembelian ini benar-benar mendadak dan sangat impulsif.

Saat artikel ini naik, aku sudah menggunakan Amazon Kindle kurang lebih selama 4 minggu. Selama 4 minggu tersebut juga aku membaca kurang lebih lima buku. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi selengkap-lengkapnya tentang Amazon Kindle. Jadi, baca terus sampai habis, ya! :)

foto logo amazon di bagian belakang kindle

Apa itu Amazon Kindle?

Kindle merupakan sebuah merek yang dikeluarkan oleh Amazon.
Macam-macam Kindle:
⤿ Toko elektronik untuk membeli buku digital (e-book)
⤿ Alat elektronik untuk membaca buku digital
⤿ Aplikasi untuk membaca buku digital

Salah satu yang paling terkenal dan yang akan aku banyak bahas di artikel ini adalah alat elektronik untuk membaca buku digital, yaitu Kindle device. 

Kindle device pertama dirilis tahun 2007. Alat ini terhubung langsung dengan Kindle Store, tempat kita membeli buku digital. Kita juga bisa membeli buku di toko lain seperti di Google Play Books dan memasukannya ke Kindle (nanti akan dibahas lebih lengkap tentang ini), tetapi Kindle device hanya bisa membaca file jenis mobi.

Lalu untuk aplikasi Kindle, bisa kita download di devices manapun, melalui Google Play dan App Store. Fungsi aplikasi Kindle adalah untuk membaca buku digital dan bisa terhubung dengan Kindle Store.

Apa Bedanya Kindle Device dengan Tablet atau iPad?

Dari segi desain, Kindle device memang terlihat mirip dengan tablet, tetapi Kindle dan tablet mempunyai spesifikasi yang berbeda. Karena Kindle ditujukan sebagai alat membaca buku digital, jadi fungsinya hanya untuk membeli, membaca buku, dan mendengarkan audiobook. Berbeda dengan tablet yang mempunyai beragam fungsi. 

Fungsi ini yang banyak diincar para pembaca buku. Apabila membaca di smartphone atau tablet, kadang kita sulit untuk fokus karena banyak notifikasi atau godaan aplikasi lain. Lain halnya saat membaca dengan Kindle kita enggak bisa melakukan hal lain selain membaca.

Selain itu, layar Kindle juga menggunakan teknologi e-ink electronic paper yaitu layar yang terlihat seperti kertas. Berbeda dengan tablet atau smartphone yang menggunakan layar LCD. Kelebihan e-ink display adalah enggak memantulkan cahaya sehingga bisa dibaca walaupun di bawah cahaya matahari langsung atau lampu yang terang, menggunakan daya yang sangat sedikit sehingga baterainya lebih awet, dan e-ink juga dikatakan enggak membuat mata cepat lelah dibanding saat membaca dengan layar LCD. Namun, e-ink juga mempunyai kekurangan, yaitu hanya bisa menampilkan gambar hitam dan putih.

perbandingan layar smartphone dan layar kindle saat terkena sinar matahari langsung

Jenis-Jenis Kindle

Sejak tahun 2007, Kindle device banyak mengeluarkan jenis baru dengan fitur dan desain yang lebih canggih dan menarik. Tiga model yang saat ini paling populer di Indonesia adalah: Kindle Basic, Kindle Paperwhite, dan Kindle Oasis.

Kindle Basic mempunyai harga yang paling murah dengan fitur paling sederhana, Kindle Paperwhite adalah model tengah dengan harga yang enggak terlalu mahal dan mempunyai fitur yang cukup lengkap. Sedangkan Kindle Oasis adalah jenis yang paling mahal dengan fitur paling canggih. Untuk pemula, banyak yang menyarankan untuk memilih Kindle Paperwhite. Namun, apabila kamu punya dana yang terbatas, bisa memilih Kindle Basic.

Selain itu, Kindle jenis tertentu mempunyai fitur yang berbeda. Misalnya, Kindle Paperwhite 4 10th Gen terbagi menjadi versi dengan iklan atau tanpa iklan. Lalu ada yang memiliki kapasitas memori 8 gigabyte atau 32 gigabyte. Masing-masing versi mempunyai harga yang berbeda.

Apa Bedanya Kindle With Ads (dengan Iklan) dan Without Ads (tanpa Iklan)?

Sejujurnya aku belum pernah coba langsung Kindle device tanpa iklan, namun untuk Kindle dengan iklan, bagi aku pribadi sama sekali enggak menggangu, karena iklannya hanya muncul saat Kindle dalam mode sleep dan di halaman depan. Saat membaca buku, sama sekali enggak ada iklan yang muncul. Iklan yang ditampilkan juga iklan buku dan (menurutku) desainnya sama sekali enggak mengganggu. Jadi aku menyarankan beli yang versi dengan iklan saja, supaya lebih hemat. :)

contoh iklan yang muncul di kindle

Fitur-Fitur di Kindle

Karena saat ini aku baru mencoba dan sedang menggunakan Kindle Paperwhite, jadi aku hanya menjelaskan fitur-fitur yang aku temukan di Kindle Paperwhite, ya.

⤻ Backlight untuk membaca di ruang gelap
⤻ Waterproof
⤻ Bookmark
⤻ Meng-highlight kata-kata penting
⤻ Dapat melihat arti kata dari kamus cambridge
⤻ Jenis, ukuran huruf, dan margin dapat diubah
⤻ Membaca sampel buku sebelum membeli di Kindle Store
⤻ Mendapat kredit $0.8 setiap membeli di Kindle Store
⤻ Mendengarkan audiobook

fitur kamus di kindle

Berapa Budget untuk Membeli Kindle Beserta Bukunya?

Sebenarnya untuk budget, mungkin setiap orang berbeda-beda, tergantung jenis Kindle yang dipilih dan aksesoris tambahan yang digunakan. Kali ini aku akan berbagi sesuai pengalamanku kemarin, ya.

Aku beli Kindle di Tokopedia ChaCha's Gadget

Harga Kindle Paperwhite 4 10th Gen 8 Gb with Ads: Rp2.049.000
Ongkos kirim: Rp29.000
Origami Smart Cover: Rp140.000
Buku Stillness Speaks Eckhart Tolle: $8.35 dan dikonversi menjadi Rp128.577
--
Total pembelian: 2.346.577 atau dibulatkan menjadi 2.350.000

Oh iya, di Kindle Paperwhite, hanya ada satu tombol kecil yang menurutku rawan rusak apabila dipencet terus menerus. Jadi aku menambahkan smart cover dengan penutup magnetik supaya enggak perlu pencet tombolnya untuk menyalakan atau mengaktifkan mode sleep. Selain itu smart cover juga membuat Kindle device lebih nyaman untuk digenggam tanpa harus takut lecet.

tombol di kindle

Buku Digital Lebih Murah Dibanding Buku Fisik?

Ya, terutama untuk buku impor dengan bahasa Inggris, bedanya bisa Rp100.000 ke atas. Contohnya buku The Subtle Art of Not Giving a F*ck, di toko buku Periplus harganya Rp284.000, sedangkan di Kindle harganya Rp178.250 (dengan kurs $1 = Rp15.500). Buku digital juga enggak memerlukan biaya ongkos kirim, justru kita akan dapat poin $0.80 untuk diskon di pembelian selanjutnya. Lumayan sekali, ya?

Tips Membaca Buku (Original dan Legal) di Kindle Tanpa Harus Punya Rekening Jenius dan Kartu Kredit

Sebenarnya, cara paling gampang membaca buku ke Kindle device adalah dengan membuat akun Amazon dan membeli buku langsung di Kindle Store melalui Kindle device. Namun, karena Kindle belum resmi masuk ke Indonesia, jadi kita harus punya alamat Amerika Serikat. Tenang, tenang, aku juga enggak punya alamat di Amerika, dan alamat tersebut sebenarnya enggak terlalu penting selama kita hanya beli barang digital. Jadi, beberapa sumber menyarankan untuk memasukkan alamat random dari internet. Setelah akun Amazon kamu jadi, kamu hanya perlu mengkoneksikan alat pembayaran dengan akun Amazon dan voila, kamu sudah bisa beli buku di Kindle Store! Oh iya, buku yang kamu beli di Kindle Store juga bisa kamu baca di devices manapun, bisa kamu akses melalui website Amazon di laptop, ataupun aplikasi Kindle di smartphone dan tablet.

tampilan kindle store di kindle device

Namun, bagaimana kalau enggak punya kartu kredit? Kamu bisa koneksikan kartu debit berlogo VISA, seperti kartu debit Jenius dengan memasukkan nomor kartu ke Amazon. Pastikan juga saldo kartu Jenius kamu cukup untuk melakukan transaksi, ya. Kemarin kerabatku sempat coba buka rekening Jenius di saat pandemi dan ternyata prosedurnya semudah dan secepat itu, lo! Semua dilakukan secara online, dan enggak sampai 5 jam sudah bisa melakukan transaksi. Tapi jujur, kurs rupiah memang sedang agak tinggi, jadi membeli buku di Kindle Store jadi agak mahal sekarang.

Lalu, apabila enggak punya rekening Jenius? Tenang, masih ada cara lain untuk membaca buku original di Kindle secara legal, yaitu dengan cara membeli buku di Google Play Books! Pastikan kamu sudah cek harga bukunya terlebih dahulu, lalu isi saldo Google Play dengan membelinya di Indomaret, dengan pulsa, atau GoPay. Setelah dibeli, download file-nya di komputer. Biasanya file buku dari Google Play Books mempunyai format epub. Sebelum dimasukkan ke Kindle, kamu harus ubah menjadi format mobi. Aku biasanya format menggunakan situs ebook.online-convert.com. Setelah itu, kirim file tersebut dalam bentuk attachment melalui e-mail, ke alamat e-mail Kindle yang bisa kamu cek di Kindle devide dengan cara: 
⤻ Buka tab "Setting"
⤻ Buka tab "Your Account"
⤻ Di paling bawah, bagian "Send-to-Kindle Email", kamu bisa menemukan alamat e-mail Kindle, kamu.
⤻ Pastikan kamu mengirim file dari alamat e-mail yang kamu gunakan untuk daftar Amazon, ya.

Setelah itu, cek kembali inbox e-mail yang kamu gunakan untuk daftar Amazon. Biasanya akan ada e-mail masuk yang isinya meminta izin apakah boleh memasukkan file buku tersebut ke Kindle device. Lalu kamu cukup klik "Verify request"

Setelah Kindle device terhubung dengan wi-fi, buku otomatis masuk ke dalam Kindle device! Mudah, bukan? Jadi, intinya kamu bisa membeli buku di mana saja dan membacanya di Kindle device, asalkan file e-book-nya bisa kamu download dan ubah menjadi format mobi.

Namun, ada beberapa buku yang walaupun formatnya sudah diubah menjadi mobi masih kurang enak untuk dibaca di Kindle. Aku pun sempat mengalami hal ini dengan buku The Seven Habits of Highly Effective People yang aku dapatkan secara gratis. Karena formatnya kurang pas, Kindle device-ku sempat eror 2x sehingga harus aku restart berulang-ulang. Akhirnya bukunya aku hapus secara permanen dan masalahnya selesai. Jadi perlu hati-hati juga apabila membaca buku yang enggak dibeli secara resmi di Kindle Store.

Di Kindle Bisa Membaca Buku Bahasa Indonesia?

Tentu bisa, dong. Tetapi kembali lagi dengan trik di atas, kamu harus sudah mempunyai file e-book-nya dan ubah menjadi format mobi, lalu kirim ke Kindle device. Karena Kindle Store hanya menyediakan buku berbahasa Inggris.

Kalau beli buku di Gramedia? Aku pernah lihat di beberapa sumber bilang bahwa buku digital dari Gramedia hanya bisa dibaca di aplikasi Gramedia, jadi enggak bisa dimasukkan ke Kindle.

Di Kindle Bisa Membaca Komik dan Al-Quran?

Aku belum pernah mencoba secara langsung, tetapi apabila search di internet, ada beberapa orang yang pernah mencoba dan bisa untuk membaca komik dan Al-Quran.

Baterai Kindle Benar-Benar Awet?

Mungkin karena aku terlalu banyak membaca artikel atau melihat video yang bilang kalau baterai Kindle sangat awet, bisa sampai satu bulan lebih. Alhasil, saat benar-benar punya, aku agak kecewa kenapa baterai Kindle aku enggak awet seperti yang orang-orang bilang? Aku sampai konsultasi dengan penjualnya dan sempat curhat juga ke teman. Aku sempat berpikir, apakah Kindle yang aku punya adalah barang defect? Hahaha karena baru pertama kali pakai dan belum familiar jadi lebih was-was.

Namun, setelah browsing di forum Kaskus dan menggunakan Kindle selama satu bulan, aku sedikit mendapat pencerahan. Seperti gadget lain, intensitas penggunaan pastinya berpengaruh terhadap ketahanan baterai. Satu minggu awal setelah membeli Kindle, baterai Kindle punyaku hanya bertahan satu minggu dari 100% hingga 6%. Setelah aku isi ulang, minggu selanjutnya bertahan hingga 2 minggu lebih dari 100% hingga 18%. Jadi sebetulnya kembali lagi dengan intensitas pemakaian. Di minggu pertama karena masih baru, aku jadi lebih sering eksplor Kindle dan browsing di Kindle Store dengan wi-fi yang menyala. Lalu pada saat itu aku juga sedang intens menghabiskan buku Eat Pray Love dan Stillness Speaks. Alhasil baterainya cepat terkuras.

Masuk minggu kedua, aku lebih jarang eksplor Kindle dan hanya menggunakannya untuk membaca. Intensitasnya juga sedikit berkurang, aku hanya menghabiskan waktu sekitar 3 jam sehari untuk membaca. Selain itu aku sudah menggunakan smart cover sehingga saat enggak dibaca, aku bisa langsung mengaktifkan mode sleep hanya dengan menutup cover, tanpa harus menunggu Kindle mengaktifkan mode sleep secara otomatis (yang memakan waktu kurang lebih 5 menit). Baterainya menjadi lebih awet.

Namun, aku memang belum pernah merasakan baterai Kindle awet sampai lebih dari satu bulan. Oh iya, ada juga beberapa artikel yang mengatakan baterai Kindle harus dicek setiap hari. Karena apabila dianggurkan selama berminggu-minggu tanpa digunakan, bisa-bisa baterainya habis dan Kindle-nya mati total kemudian eror. Jadi, cek Kindle devices setiap hari minimal satu kali, ya. 

Membaca di Kindle Terasa Seperti Membaca di Kertas?

Menurutku... enggak.

Di bagian atas, aku sudah menjelaskan bahwa Kindle menggunakan layar e-ink, berbeda dengan smartphone atau tablet yang menggunakan layar LCD. Banyak yang bilang bahwa mata enggak mudah lelah saat menggunakan Kindle. Bagi aku pribadi yang punya mata cukup sensitif, membaca di Kindle rasanya tetap berbeda dengan membaca kertas asli. Kertas asli sama sekali enggak membuat mata lelah (mungkin hanya sedikit mengantuk, hehe). Sedangkan Kindle, walaupun enggak seintens layar smartphone, tetapi masih terasa membuat mata lelah.

Terlebih saat baca di ruangan gelap (ini sebetulnya enggak boleh dilakukan terlalu sering), otomatis aku harus menaikkan intensitas cahaya layar, dan ini membuat mataku semakin cepat lelah. Aku biasanya mengaktifkan night mode sehingga layarnya berubah menjadi warna hitam. Apabila membaca di ruangan terang, cahaya layar Kindle aku set menjadi 0 sampai 4 supaya mataku enggak cepat lelah. Hanya aku ulangi, memang Kindle lebih ramah di mata dibandingkan smartphone.

Jadi, Kindle Worth It Untuk Dibeli Atau Enggak?

Untuk aku pribadi, worth it!

⊿ Dengan Kindle device, aku enggak lagi pusing soal penyimpanan buku. Sangat hemat tempat, sangat cocok bagi yang menerapkan gaya hidup minimalis. Sekarang aku sudah benar-benar enggak pernah beli buku fisik.
⊿ Kamar jadi enggak banyak debu dan nyamuk karena banyak buku. :))
⊿ Fitur kamusnya sangat membantu.
⊿ Walaupun, terkadang masih kangen membaca buku fisik, karena saat membaca dengan Kindle sering dikira sedang main tablet.
⊿ Dengan buku digital, lebih banyak kesempatan membaca buku secara gratis, jadi lebih hemat. :))
⊿ Hemat waktu untuk browsing buku, karena di Kindle Store bukunya sangat lengkap dan bisa langsung baca sample-nya juga!

Merek E-Reader Selain Kindle

Selain Kindle, sebetulnya banyak merek e-book reader lain, seperti:

৲ Rakuten Kobo
৲ Yes24 Crema
৲ Xiaomi
৲ Ridibooks
৲ Barnes & Noble Nook
৲ BOOX
৲ Boyue Likebook

tampilan halaman depan kindle
Share
Tweet
Pin
Share
12 komentar
foto muji tiga produk

Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Indonesia Mall rasanya ada yang kurang kalau belum mampir ke MUJI. Walaupun jujur cuma cuci mata karena aku belum pernah beli apapun di MUJI Indonesia, hehehe. Harga barang-barang di MUJI Indonesia lumayan membuat aku ingin menangis. Aku hanya pernah beli cardigan di MUJI Singapura, karena harganya lebih murah daripada di Indonesia. Bedanya MUJI Singapura dan MUJI Indonesia bisa hampir setengah harga, lo.

Sejak dulu MUJI Indonesia memang terkenal susah dijangkau secara online. Mereka belum punya toko online secara resmi. Mungkin ada online tetapi melalui jasa titip (jastip). Nah, semenjak ada COVID-19, semakin banyak konsumen yang minta MUJI Indonesia membuka toko online supaya lebih mudah dijangkau. Akhirnya bulan Juli lalu MUJI Indonesia resmi membuka akun di e-commerce JD.ID!

Link MUJI Online Shop Indonesia di JD.ID

Lalu saat ada diskon 9.9 akhirnya aku membeli beberapa produk di MUJI Indonesia! Yay! Hahaha, walaupun aku juga enggak banyak beli karena harganya masih lumayan mahal dan aku enggak mau lapar mata.

Sebelum aku masuk ke barang apa saja yang aku beli, aku mau jelaskan dulu hasil pengalamanku membeli barang di MUJI Online Shop Indonesia.

kemasan pengiriman muji online

↪ Aku kurang familiar dengan desain user interface website versi desktop dan mobile JD.ID, jadi masih agak canggung pas menggunakannya.
↪ Harganya masih tetap mahal. :))
↪ Kemarin aku melakukan pemesanan dan transfer tanggal 10 di pagi hari, barang baru diproses tanggal 11 di sore hari. Namun barang sudah sampai di rumahku tanggal 12 di sore hari. Menurutku lumayan cepat.
↪ Gratis ongkos kirim (kemarin aku hanya belanja Rp90.000).
↪ Barang dikirim dengan kurir JD.ID.
↪ Suka ada diskon yang lumayan, terutama apabila ada acara diskon serentak di beberapa e-commerce.
↪ Kemasan dibungkus menggunakan kardus tanpa bubble wrap (kemarin aku enggak memesan barang pecah belah).

muji good fit right angle cable socks

1. MUJI Good Fit Right Angle Cable Pattern Socks (Mocha Brown)
Harga: Rp59.000 (diskon menjadi Rp35.000)
Kali ini aku cukup iseng membeli kaus kaki karena kebetulan diskonnya lumayan banyak. Aku juga sedang butuh kaus kaki karena kaus kaki Miniso dengan harga Rp29.900 untuk dua pasang yang biasa aku gunakan bahannya sangat tipis dan sekarang sudah sobek. Karena MUJI sedang ada diskon, jadi ingin coba kaus kaki mereka untuk tes apakah memang lebih awet dan nyaman digunakan. Untuk seri Good Fit Right Angle ini MUJI mengklaim bahwa kaus kaki mereka mempunyai bentuk unik 90 derajat dan full heel pocket yang mengikuti bentuk lekukan tumit dengan sempurna sehingga kaus kaki lebih menempel sempurna dan enggak mudah terselip. Oh iya, untuk semua kaus kaki, MUJI juga menggunakan kertas daur ulang sebagai pengait display-nya, lo.

socks tag muji menggunakan kertas daur ulang

muji wide toe secure fit cotton mix

2. MUJI Wide Toe Secure Fit Cotton Mix Foot Covers (Gray)
Harga: Rp69.000 (diskon menjadi Rp25.000)
Selain seri Good Fit Right Angle, aku juga beli tipe yang hanya menutup bagian telapak kaki. Tipe kaus kaki ini adalah favoritku karena enggak membuat kaki terasa panas. Aku sudah sempat mencoba kaus kaki ini kemarin. Bahannya cukup oke, ukurannya juga cukup pas dengan ukuran kaki 25,5 cm, tetapi karena enggak ada silikon penyangga di bagian tumit, jadi kaus kakinya sedikit mudah slip. Aku enggak terlalu merekomendasikan kaus kaki ini.

muji smooth gel ink ball point pen

3. MUJI Smooth Gel Ink Ballpoint Pen Knock Type 0,5 (Black)
Harga: Rp30.000
Kalau ini, aku sudah menjelaskan sedikit tentang MUJI stationary di artikel ini. Setelah lama penasaran, akhirnya aku coba salah satu produk alat tulis MUJI yang sangat terkenal. Sebenarnya aku ingin coba notebook dan Handy Shredder-nya, tetapi ditahan dulu karena sepertinya belum terlalu butuh dan enggak mau kalap belanja hehe. Namun untuk pulpennya sendiri kualitasnya menurutku cukup oke. Saat pengiriman pulpen ini enggak dibungkus apapun jadi aku antara senang karena enggak menambah sampah, tetapi juga was-was takut rusak saat dalam pengiriman. Untungnya pulpen yang aku pesan sampai dalam keadaan baik tanpa cacat.

Jadi, kesimpulannya, MUJI Online Shop ini sangat membantu dan aku merekomendasikan kalian untuk membeli saat sedang ada diskon. ;) Kalian enggak perlu khawatir juga karena MUJI Online Shop Indonesia ini dikelola oleh pihak MUJI Indonesia langsung, jadi barangnya (seharusnya) sudah pasti asli. Hanya aku berharap website JD.ID dapat lebih mudah untuk diakses tanpa loading yang terlalu lama dan tampilannya lebih mudah untuk digunakan.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Kesulitan Hanya Ada di Pikiran Kita
    Belakangan aku sering sekali membaca tentang konsep "kesulitan dan apa yang kita takutkan itu sebetulnya hanya ilusi pikiran". Mul...
  • Minty Mint Trend
    Halo :D have a great day.. sudah akhir november begini sudah mulai masuk musim hujan ya. Seneng banget karna kalau hujan suasananya adem ...
  • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay? - Vegie Festive
    Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, samp...
  • Foto Before After 28 Hari Pakai SK-II FTE, Apa Perubahan yang Aku Rasain?
    Cukup panjang perjalanan untuk membuat artikel ini. Namun, karena faktor penasaran akhirnya aku coba juga. Bagi para penyuka skincare pasti ...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Tokopedia Haul: Sendok Kayu ala Korea
    Akhirnya aku punya sendok estetik seperti di vlog Korea! Yay ! Hehehe . Semoga artikel ini bisa membantu untuk kalian yang sedang mencari-c...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ▼  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ▼  Oktober 2020 (5)
      • Bandingin Tekstur Anessa Sunscreen dan For Skin Sa...
      • Review Hasil Pemakaian 3 Minggu Scarlett Whitening...
      • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
      • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesi...
      • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates