Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.
tas merek lokal ramah lingkungan

Beberapa waktu lalu aku baru saja membaca komentar dari N. RYDS di artikel Review Online Shop Ramah Lingkungan. Aku terharu sekali membaca komentarnya. Rasanya senang sekali apabila artikel yang aku tulis ternyata bermanfaat untuk orang lain. Jujur aku bagikan pengalaman gaya hidup ramah lingkungan tanpa banyak ekspektasi akan memberikan banyak pengaruh terhadap orang lain. Ada yang melihat pun sudah bersyukur.

Enggak sampai di situ, saat ulang tahun, teman-temanku memberikan hadiah yang sangat berkesan dan unik: tas vegan & ramah lingkungan dari merek lokal, Sila. Unik karena merek ini menggunakan kain goni atau burlap sebagai material utama setiap tas!

Kain goni termasuk bahan tas yang ramah lingkungan karena berasal dari tanaman jute, dapat terurai serta memberikan manfaat untuk tanah.

tas merek lokal ramah lingkungan



View this post on Instagram

A post shared by Handmade Goods (@aku.sila) on Dec 20, 2019 at 6:20pm PST

Menggunakan kain goni sebagai material utama tas mungkin terdengar cukup lucu, karena kain goni umumnya punya tekstur yang kasar dan sudah identik dengan karung. Namun karena koleksi Sila mempunyai desain modern, kain goni pun juga bisa terlihat apik. Enggak terkesan seperti menggunakan tas kain goni saat sedang OSPEK. :p

tas merek lokal ramah lingkungan

tas merek lokal ramah lingkungan

tas merek lokal ramah lingkungan

Bagian dalam tas dilapisi dengan bahan (seperti) laken berwarna senada. Dari segi kualitas, menurutku baik. Besi pengait dan magnet penutup terasa tebal dan kokoh. Sila punya koleksi tas dengan ukuran beragam, mulai dari yang besar hingga kecil (belt bag).

Kekurangan tas ini menurutku sedikit sulit dibersihkan karena material goni enggak boleh terkena air. Selain itu jenis bahan ini juga mudah terkena noda, terlebih dengan warna coklat krem.

Enggak hanya Sila, aku juga ingin memperkenalkan tas ramah lingkungan merek lokal lainnya, yaitu Fit Pac. Berbeda dengan Sila yang didesain sebagai tas penunjang fesyen, Fit Pac lebih berfungsi sebagai tas multiguna, salah satunya sebagai tas belanja ramah lingkungan. Ngomong-ngomong, Fit Pac ini juga salah satu kado ulang tahun dari temanku.

tas merek lokal ramah lingkungan


View this post on Instagram

A post shared by Fit Pac (@fitpac.id) on Aug 28, 2019 at 9:50pm PDT

Setelah beberapa kali menggunakan tas Fit Pac, aku merasa tas ini sangat ringkas untuk dibawa dan dapat menampung cukup banyak barang. Satu tas Fit Pac ukuran kecil, dapat menampung 1,5 kali lebih banyak dibanding tas kanvas ukuran sedang. Tas ini diklaim ramah lingkungan karena dibuat dari material kain yang sudah enggak terpakai.

Aku enggak bermaksud membuat para pembaca artikel ini membeli barang-barang yang aku ulas atau menjadi konsumtif dan mengabaikan tas lama yang sebetulnya masih layak pakai. Tapi semoga ulasan aku tentang tas Sila bermanfaat apabila sedang butuh tas dan ingin beralih ke tas dengan bahan ramah lingkungan serta model semi formal untuk ke kantor atau kuliah.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
dhc deep cleansing oil review & test indonesia

Demi meminimalisir sampah, aku berusaha mengurangi pemakaian kapas. Ya, aku tau sekarang sudah banyak dijual reusable cotton pad yang ramah lingkungan. Namun karena aku pemalas, aku pikir sedikit merepotkan apabila harus selalu mencuci reusable cotton pad yang digunakan setiap hari. Belum lagi noda waterproof makeup seperti mascara dan foundation akan sedikit sulit dihilangkan. Akhirnya akan membuang banyak sabun dan air. Belum lagi sampah kemasan makeup remover.

Oke, itu hanya teori ku.

Jadi untuk mencari alternatif pembersih makeup tanpa kapas, kini aku beralih ke cleansing oil. Ya, benar sekali cleansing oil masih menggunakan kemasan plastik, namun yang dikeluarkan (sabun, air dan tenaga) lebih minim dibanding menggunakan reusable cotton pad.

Beruntung, setelah sekian lama ingin mencoba cleansing oil dari DHC, akhinya keinginan aku terwujud berkat diskon akhir tahun di gerai Sociolla Kota Kasablanka!

DHC Deep Cleansing oil merupakan salah satu cleansing oil paling terkenal di seluruh dunia. Baik beauty enthusiast, selebriti ternama ataupun pakar kecantikan banyak yang mengakui kemampuan DHC Deep Cleansing Oil. Walaupun produk ini sudah dirilis sejak lama, namun masih menjadi favorit banyak orang, salah satunya menjadi skincare terbaik tahun 2019 versi Edward Avila.

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

Fungsi dan Komposisi
Original Japanese 1-step oil cleanser meluruhkan makeup dan mengilangkan kotoran, sehingga wajah menjadi bersih, halus dan bercahaya.

Keunggulan produk ini adalah:
╰ Menghilangkan segala jenis makeup dari yang ringan hingga waterproof
╰ Mudah dibersihkan tanpa meninggalkan sisa produk
╰ Mengandung olive oil yang berasal dari perkebunan organik di Spanyol dan telah disaring dan dimurnikan di laboratorium DHC di Jepang. Olive oil kaya anti oksidan untuk melindungi dari efek buruk radikal bebas
╰ Mengandung rosemary leaf untuk menyegarkan dan memberikan wangi
╰ Bisa digunakan sebagai pembersih kuas makeup
╰ Mengandung vitamin E sebagai pelindung kulit dari radikal bebas

DHC Cleansing Oil Ingredients List:
olea europaea (olive) fruit oil, caprylic/capric triglyceride, sorbeth-30 tetraoleate, pentylene glycol, phenoxyethanol, tocopherol, stearyl glycyrrhetinate, rosmarinus officinalis (rosemary) leaf oil

Sedikit informasi tambahan, produk pertama yang dikeluarkan oleh merek DHC adalah Olive Virgin Oil yang digunakan sebagai pelembap kulit dan menjadi akar dari semua produk-produk DHC selanjutnya. Maksudnya sebagai akar adalah hingga saat ini, semua produk DHC mengandung olive oil di dalamnya, baik produk skincare atau makeup.

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

Harga dan Ketersediaan
Setau aku Sociolla merupakan distributor resmi produk DHC di Indonesia, jadi aku sendiri menyarankan untuk membeli di Sociolla agar lebih aman dari produk palsu.

Karena sedang diskon, aku membeli produk ini seharga Rp101.500, sedangkan harga asli ukuran 70 ml adalah Rp145.000. Harga DHC Deep Cleansing Oil memang tergolong di tengah, enggak mahal sekali (seperti, uhuk, Shu Uemura) tetapi juga enggak bisa dikatakan murah (uhuk, seperti Biore).

Kemasan
Untuk ukuran 70 ml, DHC Deep Cleansing Oil dilengkapi dengan kardus yang tersegel rapat. Ini menjadi salah satu nilai plus bagi aku pribadi. Lalu kemasan 70 ml ukurannya sangat pas enggak terlalu besar atau terlalu kecil. Apabila ingin dibawa traveling, sebaiknya bagian penutup dilapisi dengan lakban transparan supaya enggak bocor.

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

Cara Pemakaian
Menurut situs resmi DHC:
Keluarkan produk sebanyak 2-3 kali pompa ke telapak tangan yang kering, lalu pijat ke wajah untuk meluruhkan makeup dan kotoran lainnya. Bilas hingga bersih.

Catatan tambahan:
Menurutku informasi yang dijabarkan di situs DHC kurang lengkap. Belum dijelaskan bahwa setelah produk terkena air, otomatis akan berubah menjadi warna putih atau istilahnya "emulsify" (lihat foto di bawah).

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

Aku sendiri menggunakan 2 kali pompa setiap pemakaian. Aku pernah mencoba menggunakan 1 kali pompa, ternyata enggak cukup untuk satu wajah dan apabila menggunakan 3 kali pompa, justru terlalu banyak.

Tekstur
Menurutku enggak terlalu encer dan terlalu kental. Mudah diratakan, seperti sedang menggunakan minyak zaitun (olive oil).

Performa
Karena DHC Deep Cleansing Oil menggunakan olive oil di urutan pertama komposisi, jadi produk ini mempunyai pro dan kontra, baik karena dengan bahan natural, namun bisa menjadi buruk apabila kulit kita sensitif terhadap minyak alami (berpotensi menyumbat pori dan menimbulkan jerawat).

Skor DHC Deep Cleansing Oil Cosdna untuk berpotensi menyebabkan jerawat 2 dari 5. Kandungan vitamin E juga mempunyai skor 2 dari 5 untuk menyebabkan jerawat dan menimbulkan iritasi.

Begitu pula DHC Deep Cleansing oil Skincarisma mendapat catatan bahwa kandungan olive oil berpotensi menimbulkan jerawat dan komedo. Selain itu kandungan vitamin E baik untuk kulit kering dan mencegah penuaan dini, namun juga berpotensi menimbulkan komedo. Kandungan rosemary oil sebagai pewangi bisa menimbulkan iritasi untuk pemilik kulit sensitif.

Namun untuk skor keseluruhan DHC Deep Cleansing Oil di Cosdna dan Skincarisma tergolong tidak berbahaya dan aman untuk digunakan dalam jangka panjang.

Awalnya aku sempat khawatir apakah kulitku sensitif dengan minyak alami. Hingga saat ini pun sejujurnya wajahku sedang bruntusan (jerawat kecil-kecil) di beberapa bagian. Namun aku belum bisa bilang apakah ini karena DHC Deep Cleansing Oil atau bukan.

Dari segi kekuatan membersihkan, aku akui produk ini memang ampuh meluruhkan makeup. Perlu diberikan catatan aku belum pernah tes produk ini untuk membersihkan face paint atau sejenisnya. Baru sebatas foundation, eyeshadow, eyebrow products, waterproof mascara & sunscreen. Sejauh ini hasilnya sangat memuaskan. Semua makeup luruh dan aku enggak perlu menggunakan makeup remover terpisah untuk membersihkan area mata karena DHC Deep Cleansing Oil bisa membersihkan tanpa membuat mataku perih atau iritasi.

Saat aku tes di tangan, DHC Deep Cleansing oil kurang bisa meluruhkan sisa noda lip tint. Namun karena aku merasa kulit tangan dan bibir berbeda, akhirnya aku coba tes di langsung di bibir. Hasilnya DHC Deep Cleansing Oil bisa meluruhkan sisa lip tint di bibir.

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

dhc deep cleansing oil review & test indonesia

Aku juga enggak merasa produk ini meninggalkan rasa berminyak setelah pemakaian. Kesan akhir seperti menggunakan facial foam pada umumnya.

Apabila kamu setiap hari selalu menggunakan full makeup dan butuh pembersih yang benar-benar ampuh (dengan catatan kulitmu enggak alergi dengan olive oil, vitamin E dan rosemary oil), DHC Deep Cleansing Oil seimbang dengan harganya. Namun apabila kamu hanya butuh 1st cleanser untuk membersihkan sunscreen dan makeup yang enggak terlalu berat, mungkin bisa coba-coba produk lain dengan harga yang lebih terjangkau.

dhc deep cleansing oil review & test indonesia
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Beli baju bekas atau secondhand sudah cukup sering aku lakukan waktu kuliah dulu. Biasanya aku belanja baju bekas di Pasar Senen Jakarta dan Pasar Minggu Gasibu Bandung. Tetapi entah karena aku kurang ahli, aku jarang dapat merek terkenal saat belanja baju bekas di Pasar Senen atau Pasar Minggu Gasibu. Rata-rata yang aku temukan adalah baju bekas import biasa. Pernah satu kali dapat cardigan merek Uniqlo, tetapi keadaannya agak usang. Sebanding dengan harganya yang murah.

Akhir tahun 2019 kemarin, aku coba beli baju bekas di Tinkerlust. Setelah sekian lama kepo dengan marketplace yang satu ini, akhirnya aku membeli sesuatu! Hehe. Sebelumnya aku hanya fokus ke bagian tas karena berpikir siapa tau menemukan tas merek high-end dengan harga miring. Namun kemarin iseng-iseng aku lihat bagian pakaian, ternyata ada beberapa baju yang aku suka dan harganya pun masih cocok di kantong.

Ini pengalaman pertama aku beli baju bekas lokal. Kenapa aku sebut lokal? Bukan karena mereknya, melainkan karena baju bekas di Tinkerlust sebagian besar merupakan koleksi pribadi para penjual yang berlokasi di Indonesia. Jadi bukan baju bekas import seperti yang kita temukan di Pasar Senen atau Pasar Baru.

Karena merupakan koleksi pribadi dan sudah melalui proses quality control tim Tinkerlust, kualitasnya tentu berbeda dengan baju bekas import di Pasar Senen dan Pasar Baru. Harga yang diberikan di Tinkerlust juga enggak sama murah seperti baju bekas import pada umumnya. Kisaran harganya mulai dari Rp80.000 (harga non diskon).

Dari hasil iseng kemarin, aku berhasil menemukan satu kaus Uniqlo dengan harga Rp99.000 (sedang diskon dari harga asli Rp120.000) dan satu celana kulot Uniqlo dengan harga Rp135.000! 

Aku dari awal menggunakan kata kunci "Uniqlo" di situs Tinkerlust untuk mempermudah pencarian, karena Uniqlo merupakan salah satu merek favoritku dan kualitas baju Uniqlo cukup terjamin. Ini salah satu hal yang aku sukai dari berbelanja baju bekas melalui e-commerce: bisa mencari baju dari merek tertentu dengan mudah.

Dari segi pengiriman, menurutku standar, aku pesan tanggal 28 (hari Sabtu), barang sampai tanggal 31 Desember (hari Selasa). Di Tinkerlust, barang diproses di hari kerja, jadi apabila pemesanan dilakukan di akhir pekan, pengiriman akan dilakukan di hari Senin. Ekspedisi yang tersedia hanya menggunakan JNE.

Kemasan luar menggunakan plastik hitam dan di bagian dalam setiap baju dibungkus lagi dengan plastik transparan. Memang belum termasuk ramah lingkungan, tapi tadi pagi aku sempat post tentang ini di Instagram Story dan pihak Tinkerlust menginformasikan melalui DM Instagram bahwa mereka akan mengganti kemasan di tahun 2020! Yay! Semoga kemasan baru mereka lebih ramah lingkungan, ya.

Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Jujur, karena tau barang yang aku beli termasuk bekas pakai, jadi aku cukup menyiapkan mental apabila kondisi barang ada sedikit cacat atau kurang pas. Terlebih saat belanja secara online kita enggak bisa coba langsung barangnya walaupun bisa kita sesuaikan ukuran panjang dan tingginya.

Untungnya, baik kaus dan celana kulot yang aku beli semuanya melebihi ekspektasi! Sejauh aku cek keduanya enggak ada cacat. Kondisinya pun masih terbilang sangat baik (enggak lusuh atau melar seperti sudah digunakan berulang kali). Ukuran yang tertera di situs Tinkerlust juga sesuai dengan kondisi riil.

Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Aku enggak tau apakah semua barang di Tinkerlust kondisinya sebagus kedua barang yang aku beli sekarang, namun aku kebetulan dapat yang kondisinya sangat baik. Dan walaupun kedua barang yang aku beli sama-sama merek Uniqlo, tapi berasal dari penjual yang berbeda. Kaus dari penjual dengan akun Feylove Sedangkan celana kulot dari penjual dengan akun AYU.

Untuk harga, kedua baju yang aku beli menurutku enggak tergolong murah, tetapi juga enggak terlalu mahal. Aku sudah coba cari harga asli keduanya di situs resmi Uniqlo Indonesia, tetapi sepertinya kedua baju yang aku beli merupakan koleksi lama dan enggak tersedia lagi di toko. Namun sejujurnya menurut pengalamanku, apabila sedang beruntung, sebenarnya kita juga bisa mendapatkan baju baru Uniqlo dengan harga Rp99.000 di toko resmi mereka (saat sedang cuci gudang). Untungnya kedua baju yang aku dapatkan kualitasnya hampir seperti baru, jadi aku pikir baju bekas dengan harga Rp99.000-Rp135.000 masih sepadan untuk dibeli.

Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinkerlust

Dari cerita di atas bisa disimpulkan bahwa aku puas dengan hasil pembelian di Tinkerlust kali ini dan kemungkinan aku akan mengulang pembelian di sini sekitar 90%. Walaupun begitu, ada beberapa kekurangan yang aku rasakan dalam proses pembelian di situs Tinkerlust seperti:
↪ Terkadang masih ada eror terkait fitur pencarian dan penyaringan saat sedang browsing di situs Tinkerlust
↪ Di bagian riwayat pembelian, enggak ada tautan langsung menuju barang yang pernah kita beli. Sehingga sulit melacak nama-nama penjual yang barangnya pernah kita beli (apabila ingin melihat barang lain dari penjual tersebut di lain waktu)
↪ Proses loading di situs cukup lamban

Semoga pihak Tinkerlust melihat artikel ini dan merespon beberapa masukan yang aku tulis. Dan sebelumnya aku ingin memberi informasi bahwa artikel ini murni pengalaman aku berbelanja di Tinkerlust tanpa ada unsur sponsor dari manapun.

Membeli baju bekas (preloved dan secondhand) menjadi salah satu cara mengurangi limbah industri fesyen. Di artikel tentang decluttering kemarin aku bilang belum bisa sama sekali lepas dari baju bahan polyester dan viscose (kedua baju yang aku beli kali ini pun terbuat dari bahan tersebut), sehingga harapannya dengan membeli baju preloved, bisa sedikit mengurangi limbah kedua bahan ini.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Selamat tahun baru 2020!

Akhir tahun lalu aku sempat membenahi beberapa barang di rumah. Istilah kerennya: decluttering. Aku memang berniat ingin menata ulang barang-barang pribadiku. Dimulai dari kamar tidur. Mungkin aku terlalu banyak melihat video minimalis yang pernah aku tulis di artikel ini, ya. Hehe.


Decluttering Makeup dan Produk Kecantikan

Tahun 2020 aku berniat untuk enggak lagi menyimpan barang-barang yang kadaluwarsa. Saat mengoleksi makeup beberapa tahun lalu, aku cukup sering mengumpulkan makeup. Namun karena terlalu banyak, dan aku enggak setiap hari memakai makeup lengkap jadi banyak produk yang kadaluwarsa sebelum habis digunakan. Lucunya, sudah tau kadaluwarsa, semua produk tersebut masih aku simpan. :(

Saat decluttering rumah kemarin aku benar-benar memilah semua koleksi makeup. Produk kadaluwarsa otomatis masuk tempat pembuangan. Beberapa makeup lain yang masih bisa digunakan tapi jarang aku pakai, aku donasikan. Intinya aku pilah dan simpan produk yang aku suka dan sering digunakan.

Alhasil koleksi makeup berkurang hingga 50%. Dari menggunakan 2 susun laci kecil dan 1 slot laci besar untuk penyimpanan, kini hanya membutuhkan 1 slot laci besar. Bahkan saat ini aku sama sekali enggak punya face powder dan eyeliner karena aku merasa enggak butuh kedua produk tersebut.

Setelah melakukan decluttering, yang timbul bukan rasa menyesal atau sedih karena enggak lagi punya banyak produk. Justru sebaliknya aku merasa lebih tenang karena banyak ruang kosong di rumah. Proses memilih makeup yang akan digunakan juga lebih mudah karena telah diseleksi dengan cermat.

Harapannya tahun ini bisa menghabiskan produk-produk bibir seperti lipstick, lip cream dan lip tint sebelum menjelang masa kadaluwarsa.


Decluttering Baju dan Kawan-Kawan

Lain cerita dengan baju yang enggak punya masa kadaluwarsa. Bulan Oktober 2019 aku sempat decluttering dan mendonasikan beberapa baju, namun kuantitasnya enggak banyak karena masih merasa sayang dan berpikir mungkin suatu hari akan butuh.



Kali ini aku lebih selektif saat memilah. Enggak lagi simpan baju karena merasa sayang. Baju-baju yang sangat jarang aku gunakan otomatis masuk tas untuk didonasikan. Aku hanya menyimpan beberapa baju dengan warna-warna tertentu yang sering aku gunakan untuk menghadiri acara, baju yang setiap hari aku gunakan ke kantor dan beberapa luaran.

Tahun 2020 aku ingin lebih selektif saat membeli baju. Mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Serta lebih selektif saat memilih bahan baju. Dikutip dari situs zerowaste.id, bahan-bahan yang ramah lingkungan diantaranya linen, organic cotton, organic wool, hemp atau rami dan sutra. Beberapa bahan yang tidak terlalu baik diantaranya nylon, polyester dan rayon (viscose).

Aku enggak berani janji akan 100% lepas dari bahan nylon, polyester dan viscose. Beberapa baju aku saat ini masih didominasi bahan viscose dan polyester. Faktanya aku suka celana dari bahan viscose karena lentur saat digunakan. Selain itu baju dengan bahan organic cotton atau linen masih sulit ditemukan dan harganya cukup tinggi. Mungkin mengurangi jumlah pembelian bisa jadi alternatif, dan apabila terpaksa membeli baju dengan bahan nylon, polyester dan viscose, baju tersebut harus aku gunakan secara maksimal. Dengan artian digunakan terus sampai baju tersebut habis masa pakainya.

Aku juga ingin lebih selektif dalam memilih gaya berpakaian. Alih-alih mengikuti tren terbaru, saat ini aku sedang menyukai gaya berpakaian minimalis dengan warna netral. Selain lebih mudah saat padu padan, model ini juga nyaman untuk digunakan sehari-hari.


Pilihan terakhir, thrifting! Aku sudah menyiapkan cerita pengalamanku membeli baju secondhand di salah satu e-commerce Indonesia. Ditunggu, ya.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Kesulitan Hanya Ada di Pikiran Kita
    Belakangan aku sering sekali membaca tentang konsep "kesulitan dan apa yang kita takutkan itu sebetulnya hanya ilusi pikiran". Mul...
  • Minty Mint Trend
    Halo :D have a great day.. sudah akhir november begini sudah mulai masuk musim hujan ya. Seneng banget karna kalau hujan suasananya adem ...
  • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay? - Vegie Festive
    Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, samp...
  • Foto Before After 28 Hari Pakai SK-II FTE, Apa Perubahan yang Aku Rasain?
    Cukup panjang perjalanan untuk membuat artikel ini. Namun, karena faktor penasaran akhirnya aku coba juga. Bagi para penyuka skincare pasti ...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Tokopedia Haul: Sendok Kayu ala Korea
    Akhirnya aku punya sendok estetik seperti di vlog Korea! Yay ! Hehehe . Semoga artikel ini bisa membantu untuk kalian yang sedang mencari-c...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ▼  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ▼  Januari 2020 (4)
      • Dapat Kado Ultah Unik: Tas Lokal Ramah Lingkungan!
      • Tes & Review DHC Deep Cleansing Oil Untuk Hapus Li...
      • Unboxing & Review Baju Uniqlo Preloved Dari Tinker...
      • Liburan Akhir Tahun: Declutter 50% Makeup & Baju
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates