Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.
Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

"Guten morgen", begitu kalimat sapaan yang diberikan pramusaji kepada tiap pengunjung kedai kopi ini.

Sebagai anak daerah Jakarta bagian timur, aku jarang sekali main ke daerah barat. Jadi selagi ada urusan di sana, sekalian mampir ke Guten Morgen Coffee Lab & Shop atau yang sering disebut Guten Morgen cafe Tomang yang sempat ngetren di media sosial. Saat browsing tentang kedai kopi ini di salah satu situs, ulasan dari beberapa penikmat kuliner cukup bervariasi. Ada positif, netral dan negatif. Daripada bingung, langsung coba saja sendiri.

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Lokasi

Jl. Mandala Utara No.29C, RT.17/RW.4
Tomang, Kec. Grogol petamburan
Kota Jakarta Barat 11440

Posisinya memang agak nyempil dan kecil. Terlebih suka terkamuflase sebagai ruko biasa karena tertutup dengan mobil-mobil besar yang parkir di depannya. Supaya lebih mudah, titik temunya adalah SD Negeri Tomang 01 Pagi karena Guten Morgen Cafe berada persis di seberang.

Interiornya...

Kesan pertama saat melihat langsung adalah, ukuran ruangannya kecil sesuai ekspektasi. Hehe. Tapi yang membuat aku kaget adalah tempat ini selalu ramai pengunjung. Aku pikir memasuki jam 2 atau 3 sore akan sedikit lengang, ternyata ramainya cukup konsisten. Saat itu aku berkunjung hari Jumat jam 13.00-16.00. Banyak pengunjung yang menjadikan kedai kopi ini sebagai tempat bekerja dan meeting.

Interior terlihat manis dan hangat, dengan dekorasi bunga-bunga kering berwarna coklat dan perabot kayu serta tanaman hijau sebagai penyeimbang.

Jumlah kursi enggak terlalu banyak. Dua meja dan kursi panjang yang secara keseluruhan dapat menampung hingga 12 orang dan 7 meja bulat yang masing-masing meja ditemani 2 kursi. Penempatan antar kursi dan meja cukup berdekatan, sehingga agak sulit untuk enggak mendengar percakapan tetangga sekitar. Apabila punya niatan menyelesaikan pekerjaan di kedai kopi ini, sebaiknya siapkan headphones supaya lebih mudah fokus.

Wi fi tersedia dengan kecepatannya normal dan stabil. Sambungan listrik tersedia hanya di beberapa tempat, namun pihak Guten Morgen cafe menyediakan terminal panjang supaya sambungan listrik dapat digunakan secara maksimal.

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Rasa Makanan dan Minuman

Ketika pesan makanan, kita bisa ambil menu terlebih dahulu di bagian kasir. Setelah memilih, sistemnya kita pergi ke kasir dan pesan makanannya, jadi enggak ada pramusaji yang menyambangi meja kita. Ketika makanan atau minuman sudah siap, kita akan dipanggil untuk mengambilnya di bagian kasir. Alat makan dan gula juga dapat kita ambil sendiri. Kecuali untuk piring kotor, masih dibantu dibersihkan oleh pramusaji.

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Makanannya cukup lengkap mulai dari makanan ringan, makanan berat, menu sarapan, hingga makanan manis sebagai hidangan penutup. Kebetulan aku ingin coba menu roti jadi aku pesan Ham & Cheese Toast yaitu roti panggang isi daging sapi dan keju dengan harga Rp38.000. Minumnya pesan Caffe Latte dengan harga Rp35.000. Baik makanan dan minuman yang aku pesan menurutku rasanya enak. Terutama Ham & Cheese Toast sangat cocok apabila ingin makan makanan ringan, tetapi mengenyangkan. Rotinya renyah di bagian pinggir dan keju mozarella yang digunakan juga porsinya pas.

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Sebenarnya aku dan temanku ingin pesan Kopi Selamat Pagi, namun harganya cukup mahal yaitu Rp50.000 karena dikemas dalam botol kaca. Lalu kami berdua memutuskan pesan minum yang lain saja. Hehe.

Sedikit saran, apabila enggak suka pedas, sebaiknya hindari memesan Guten Morgen Fried Rice dan Spicy Tuna Pasta.

Belanja Bunga dan Pernak-Pernik

Selain tempat makan, Guten Morgen Cafe juga menjual pernak pernik seperti gelas keramik, pisau roti kayu, sendok kayu, gantungan kunci dan kartu ucapan. Aku hanya sempat lihat harga pisau roti kayu per buah adalah Rp20.000. Selain pernak pernik, ada juga Guten Morgen Chili dan Guten Morgen Coffee.

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Guten Morgen Coffee & Lab Cafe Tomang Jakarta

Kemudian di bagian belakang kedai, dekat toilet, kita bisa menemukan toko yang sepertinya menjual bunga-bunga. Dekorasinya cantik sekali!

Aku sendiri suka dengan dekorasi tempat ini. Pelayanannya juga ramah dan responsif. Namun harga makanan dan minumannya aku masukkan kategori 'kedai kopi mahal'. Sebagai tempat untuk kerja atau belajar pun kurang bisa memberikan suasana yang tenang apabila sedang banyak pengunjung (dan kedai ini jarang sepi pengunjung).
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub

Memperkenalkan, produk perawatan wajah favoritku untuk kategori face scrub! Aku langsung buka kartu di paragraf awal karena produk ini memang sudah sangat terkenal sebagai face scrub favorit banyak orang. Produk ini menjadi pemenang Allure Readers' Choice tahun 2016, lalu merupakan merek face scrub nomor 1 di Amerika Serikat berdasarkan hasil penjualan selama 52 minggu.

Aku ingin cerita sedikit, aku mencoba St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub baru sekitar 2 bulan. Produk ini sebetulnya aku coba karena waktu itu sedang mencari pengganti face scrub favoritku sepanjang masa: Skinfood Black Sugar Mask Wash Off yang sudah enggak diproduksi lagi karena merek Skinfood sudah menutup usahanya. Sedih rasanya ketika mendengar Skinfood tutup usaha.

Oke, kita kembali ke St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub.

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub

Fungsi dan Komposisi

Aku kutip dari kemasan:
"Deeply exfoliates & removes impurities for glowing skin. Kenapa kami cinta apricots? Ekstrak dari buah pecinta matahari ini terkenal efektif untuk melembutkan dan menghaluskan kulitmu."

Oke, jadi dari fungsinya adalah untuk ekfloliasi kulit sehingga kotoran terangkat dan kulit terasa halus, lembut dan terlihat bercahaya.

Komposisi lengkap akan aku perlihatkan di foto di bawah ini. Namun dari situs St. Ives Amerika Serikat, dijelaskan bahwa komposisi kunci produk ini adalah ekstrak buah aprikot yang memberikan nutrisi dan bubuk kulit kenari yang digiling hingga mencapai ukuran yang pas sebagai butiran scrubs.

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub

Harga dan Ketersediaan
Rp75.500 untuk 170 gram produk menurutku masih terjangkau. Aku sudah menggunakan selama beberapa bulan secara rutin 1-2x seminggu, dan isi produknya masih terasa sama seperti saat pertama kali beli.

Produk ini pun sangat mudah ditemukan baik online maupun offline. Aku sendiri membeli produk ini di Guardian Mall Kota Kasablanka.

Kemasan
Sayangnya, karena menampung 170 gram, berarti ukuran kemasan besar dan sangat tidak travel friendly. Bentuknya tube yang terbuat dari plastik dengan tutup flip cap. Sejauh ini produk aman tidak mudah tumpah. Tekstur kemasan juga lentur dan mudah untuk dipencet saat ingin mengeluarkan isi produk.

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub

Di kemasan tertulis dengan jelas infomasi seputar produk, cara pemakaian, komposisi lengkap dan tanggal kedaluwarsa. Salah satu informasi yang aku suka yang juga tertera di kemasan adalah kategori jenis butiran scrub; gentle, moderate dan deep. Contohnya varian Gentle Smoothing Oatmeal Scrub & Mask dikategorikan sebagai gentle scrub, sedangkan varian Energizing Coconut & Coffee Face Scrub dikategorikan sebagai deep scrub. Jadi pembeli mendapatkan informasi lebih untuk menentukan produk mana yang sesuai kebutuhan dan jenis kulit.

Cara Pemakaian
Basahi wajah, tuangkan scrub secukupnya dan pijat lembut ke seluruh bagian wajah. Bilas hingga bersih. Begitulah instruksi yang tertera di kemasan. Karena aku sangat menyukai eksfoliasi yang sangat kasar, aku langsung memakai produk ini di kulit kering karena butiran scrub-nya akan lebih terasa. Namun untuk kulit sensitif sangat tidak disarankan memakai dengan cara ini.

Wangi
Sulit dijelaskan. Hehe. Bagiku wanginya segar seperti wangi buah. Enggak mengganggu ketika digunakan.

Tekstur
Jujur, sebelum membeli produk ini aku sangat penasaran ingin mencoba langsung teksturnya. Karena sebelumnya sulit sekali menemukan scrub dengan tekstur butiran kasar dengan kuantitas yang pas seperti Skinfood Black Sugar Mask favoritku.

Akhirnya di toko, aku iseng mengeluarkan sedikit produknya ke jari untuk merasakan tekstur butiran scrub. Untungnya sesuai dengan keinginanku. Jadi keisenganku tidak berakhir sia-sia. Hehe.

Teksturnya krim dengan butiran scrub yang cukup padat. Pemakaian di kulit kering sebetulnya agak sedikit terasa kesat, karena itu St. Ives menyarankan menggunakannya di kulit basah agar krim sedikit ter-emulsify dan menjadi licin. Untuk pemakaian di kulit kering, butiran scrub enggak mudah larut ketika dipijat ke kulit.

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub

Mirip sama Skinfood Black Sugar Mask Wash Off? Menurutku enggak. Skinfood Black Sugar punya tekstur agak berminyak (atau jel), sedangkan St. Ives Apricot Scrub lebih kering dengan tekstur krim.

Performa
I love it! Tapi, tunggu sebentar, apakah semua yang di klaim oleh St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub benar aku rasakan?

↪ Mengeksfoliasi dengan mendalam.
Pendapatku: aku setuju dengan klaim ini. Butiran scrub yang aku rasakan termasuk ke jenis eksfoliasi yang mendalam.

↪ Menghilangkan kotoran sehingga kulit terlihat bercahaya.
Pendapatku: aku netral dengan klaim ini. Aku merasa produk ini benar menghilangkan kotoran seperti sel kulit mati dan sisa-sisa makeup, namun aku enggak terlalu merasakan kulit terlihat bercahaya.

↪ Melembutkan dan menghaluskan kulit.
Pendapatku: sangat setuju! Setelah menggunakan produk ini, kulitku terasa sangat lembut dan halus. Biasanya di bagian hidung terasa sedikit kasar akibat penumpukan sebum. Tetapi setelah menggunakan St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub, bagian hidung terasa halus.

Kekurangan produk ini menurutku adalah teksturnya yang sedikit menggumpal ketika digunakan (mungkin karena aku menggunakan di kulit kering). Lalu tidak memberikan efek melembapkan setelah digunakan, jadi setelah eksfoliasi, sebaiknya langsung menggunakan pelembap wajah.

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

Entah kenapa, ketika pertama kali lihat kedai kopi ini di Instagram, langsung suka dengan interiornya. Terasa rumahan sekali. Lalu suasananya rindang karena banyak pohon dan tanaman. Mengingatkan aku dengan merek fesyen berkelanjutan, Lepas.

Dengan impulsif, aku langsung aja teman untuk mampir ke Ol' Pops Coffee Cinangka dan untungnya temanku mengiyakan. Hehe (terima kasih banyak, Rel!). Awalnya aku tau lokasinya di Depok, tapi enggak tau pastinya di bagian mana. Depok mudah dijangkau dengan KRL, pikir aku.

Berbekal alamat dari Google Maps, aku mencari beberapa info transportasi di mesin pencari. Harus turun di stasiun mana dan setelahnya naik transportasi apa. Setelah mencari, aku lihat biaya transportasinya lumayan mahal. Karena penasaran, aku sempat minta saran dengan beberapa teman yang tinggal dan familiar dengan daerah Depok.

Ternyata, temanku bilang lokasi Ol' Pops Coffee Cinangka memang lumayan jauh dari pusat kota! Naik taxi online dari Ol' Pops Coffee ke Jalan Margonda Raya, memakan biaya Rp72.000. Ckckck. Tapi aku tetap ke sana.

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

Lokasi

Ol' Pops Coffee Cinangka
Jalan Pendidikan No.77, Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa Barat
081315513114

Rute Perjalanan Yang Aku Tempuh

Aku naik KRL dari Stasiun Tebet dan turun di Stasiun Depok Baru. Setelahnya naik Grab Car menuju lokasi dengan biaya Rp50.000. Sungguh, perjalanan dari Stasiun Depok Baru menuju Ol' Pops Coffee Cinangka mengingatkan aku ketika menempuh perjalanan dari Jakarta Selatan menuju BSD, Tangerang. Perjalanannya sungguh panjang hingga memakan waktu 1 jam!

Lucu dan kasihan, ketika aku ngobrol sedikit dengan supir Grab Car, dia juga belum pernah ke daerah itu. Selama perjalanan kita dipandu dengan Google Maps. :') Jadi sedikit sungkan.

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

Tentang Ol' Pops Coffee

Kedai kopi yang satu ini selain punya cabang utama di Cinangka, juga punya beberapa cabang di daerah Serpong dan Bintaro. Slogannya adalah: "a cup of coffee at Grandpa’s house!" dengan interior perpaduan vintage dan alam.

Walaupun judulnya kedai kopi, tapi jenis makanan yang disediakan cukup beragam, dari makanan ringan hingga berat. Enggak hanya jajanan kecil. Namun enggak selengkap restoran. Harganya bervariasi, Rp15.000-Rp50.000.

Pendapatku..

Menyesal atau enggak jauh-jauh ke Ol' Pops Coffee Cinangka? Karena ini pengalaman pertama aku ke sana, jadi jawabannya enggak. :) Tempatnya asri dan memenuhi ekspektasi aku. Hanya bagian taman enggak seluas di foto Instagram. Tapi tetap nyaman dilihat. Kebetulan pas aku datang juga belum terlalu banyak pengunjung, jadi suasana asri semakin terasa (walaupun karena sedang puncak musim panas jadi mataharinya cukup terik). Lokasi yang jauh dari jalan besar juga membuat tempat ini semakin asri.

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

Kedai kopi ini punya 2 jenis area: Grandma dan Grandpa. Area Grandma adalah area outdoor. Sedangkan area Grandpa area indoor. Aku enggak sempat masuk ke area Grandpa jadi maafkan enggak ada dokumentasi bagian dalam.

Area Grandma juga punya beberapa pilihan tempat duduk. Kursi dan meja panjang (tempat aku duduk). Kursi dan meja bulat di bagian tengah. Kursi dan meja ayunan. Kursi kecil di bagian taman rumput dan semi indoor dengan interior shabby chic. Semua jenis tempat duduk terlihat nyaman. Aku sempat ingin pilih duduk di ayunan, namun pramusaji enggak merekomendasikan tempat tersebut untuk makan karena kurang nyaman. Jadi aku pilih bangku panjang di bagian pojok supaya bisa leluasa melihat suasana taman dan air mancur.

Di Ol' Pops Coffee Cinangka juga ada panggung kecil yang sepertinya digunakan untuk live music di malam hari. Apabila datang di malam hari, mungkin enggak terlalu bisa menikmati suasana asri di taman, tapi lebih ke suasana romantis dengan dekorasi lampu gantung yang menyala.

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

Aspek kedua yang aku suka dari Ol' Pops Coffee Cinangka adalah makanannya. Harga makanan berat enggak terlalu mahal. Satu porsi makanan utama sekitar Rp40.000. Minum sekitar Rp25.000 dan dessert sekitar Rp30.000. Harga yang cukup standar, menurutku apabila dibandingkan dengan beberapa kafe di Jakarta.

Saat itu aku pesan fish & chips, dengan minum Kosucu (es, kopi, susu dan gula aren). Sedangkan temanku pesan dim sum dan minum mojito mocktail. Untuk dessert kami pesan kue brownies dengan tambahan es krim vanila. Rasa makanannya semua enak. Hanya untuk porsi dim sum terlalu kecil menurut temanku yang saat itu belum makan dari pagi. Pembuatan makanan tergolong cepat, padahal saat itu pramusaji yang bertugas terlihat hanya ada 3 orang (1 koki, 1 kasir dan 1 orang yang menyampaikan makanan ke pengunjung).

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

cafe depok Ol' Pops Coffee Cinangka

Sedikit informasi tambahan, Kosucu harganya memang lebih mahal dibanding kopi susu gula aren di Jakarta, namun pramusaji mengatakan susu yang mereka gunakan adalah susu sapi segar yang mereka olah sendiri, sehingga menciptakan rasa yang lebih creamy.

Dari segi pelayanan Ol' Pops Coffee Cinangka ini tergolong ramah, responsif, dan ada inisiatif membuat percakapan dengan pengunjung. Mereka juga menawarkan kartu anggota yang dapat digunakan di semua cabang Ol' Pops Coffee.

Satu lagi tambahan, kedai kopi ini menyediakan banyak sekali colokan listrik dan fasilitas wi-fi gratis.

Apabila ada kesempatan tentu aku ingin berkunjung kembali ke Ol' Pops Coffee Cinangka. Mungkin lain waktu ingin coba suasana sore atau malam hari. Walaupun enggak dalam waktu dekat karena perjalanan ke sana cukup menyita waktu (dan uang). Temanku pun belum tentu mau jika diajak dua kali ke tempat ini, hehe. Tapi Ol' Pops Coffee Cinangka bisa memenuhi 5 aspek penting sebuah tempat: harga, rasa, suasana, wi-fi dan listrik. :P 
Kedai kopi ini buka mulai pukul 10 pagi, hingga 11 malam.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
review self acceptance 88 love live diana rikasari quotes buku

Awalnya aku ingin membuka artikel ini dengan menceritakan opiniku tentang self acceptance. Namun aku batalkan karena terlalu kompleks. Hehe. Sebegitu kompleks kekurangan diri sampai kalimat self acceptance ini sebelumnya cuma samar-samar ada di dalam kamus hidupku.

Aku enggak mengoleksi seri buku 88 Love Life karya kak Diana Rikasari. Bahkan benar-benar membaca salah satu bukunya pun belum pernah. Hanya sekelibat membaca di toko buku dan dari foto-foto di internet. Sebelumnya memang aku enggak terlalu tertarik untuk punya buku kata-kata mutiara atau puisi.

Tapi judul Self Acceptance dalam buku ke-4 88 Love Live sangat menarik perhatianku. Apakah buku ini bisa menyisipkan makna self acceptance yang sebelumnya enggak familiar di kamus hidupku?

---

Walaupun sempat mundur dari rencana awal perilisan di tanggal 7, tapi untungnya tanggal 20 Oktober buku ini hadir di Gramedia Pondok Indah untuk 100 orang pertama dan resmi rilis tanggal 21 Oktober 2019! Aku sendiri sudah dapat buku ini melalui akun Tokopedia Dinda Puspitasari Studio sejak tanggal 16 Oktober lalu. Sebegitu enggak sabarnya ingin baca buku ini!

review self acceptance 88 love live diana rikasari quotes buku

Tampilan Buku Ini

Cantik, sudah pasti jadi kata yang aku lontarkan saat pertama kali lihat buku ini. Desainnya lebih manis dan lembut dibanding 3 buku 88 Love Life seri sebelumnya.

Buku ini berisi 88 tulisan dari kak Diana dengan ditemani ilustrasi dari kak Dinda. Setiap huruf di 88  tulisan tersebut merupakan tulisan tangan kak Dinda, lo. Aku pun baca di satu sumber, kak Dinda sengaja memberikan efek coretan di beberapa kalimat supaya buku ini terlihat seperti jurnal pribadi.

Harga buku Self Acceptance by 88 Love Life ini Rp150.000. Memang sedikit lebih mahal dibanding buku-buku sebelumnya, tetapi ukurannya lebih besar, penuh warna dan bersampul tebal.

review self acceptance 88 love live diana rikasari quotes buku
Self Acceptance by 88 Love Life Quotes

Isi Bukunya Tentang Apa?

Tema self acceptance berbeda dengan buku sebelumnya yang lebih ceria. Buku ini mengangkat bahwa sesekali merasa sedih juga wajar, demi bisa kembali bersemangat menjalani hidup. Mencoba untuk tetap sayang dengan diri sendiri walaupun sudah tau kekurangan yang kita miliki dan sering frustasi saat menghadapi kekurangan tersebut.

review self acceptance 88 love live diana rikasari quotes buku

review self acceptance 88 love live diana rikasari quotes buku

Kak Diana banyak menceritakan pengalaman hidupnya di buku ini, salah satunya kesulitan menjalani hidup sebagai seorang ibu. Di dalam juga terselip surat dari kak Diana untuk anak sulungnya, Shahmeer. Plus, ada beberapa kolom interaksi yang bisa kita isi di buku ini.

Pendapatku Tentang Buku Ini

Testimoni dari pembaca-pembaca sebelumnya benar, buku 88 Love Life merupakan tipikal buku yang enggak akan pernah kedaluwarsa. Ketika kita sedang butuh motivasi atau penghiburan, buku ini selalu bisa dibaca lagi dan lagi. Walaupun beberapa tulisan enggak terlalu bisa kita pahami sekarang, tetapi ada pula saat kita merasa sangat terwakili dengan tulisan tersebut.

review self acceptance 88 love live diana rikasari quotes buku
Self Acceptance by 88 Love Life Quotes

Tulisan dalam foto di atas merupakan salah satu tulisan favoritku, yang mewakili aku saat ini. Kadang kita terlalu terjebak dalam stereotype lingkungan. Salah satunya mengenai waktu. Umur segini melakukan A, umur segitu melakukan B. Padahal, selain A dan B masih ada opsi C-Z, namun memang orang yang memilih masih terlogong minoritas. Lakukan sesuai kata hati, bukan kata orang lain.

Buku ini menurutku menyalurkan energi yang sangat positif. Walaupun aku bukan penggemar buku motivasi yang sebagian besar berisikan kata-kata mutiara seperti buku ini, namun aku enggak menyesal membelinya. Aku bisa merasakan kak Diana sebagai seseorang yang wise dalam memberikan nasihat-nasihat.
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
zero waste minimalis

"Langkah kecil juga merupakan proses."

Aku sering membaca kalimat ini di buku-buku. Aku yang dulu sangat antusias mengikuti gaya hidup  minimalis dan minim sampah, sekarang mulai merasa: sepertinya usahaku sia-sia dan enggak memberikan dampak yang berarti.

↪ Aku masih suka jajan minuman kopi dengan gelas sekali pakai.

↪ Masih suka beli makanan kecil dengan wadah kantung/styrofoam.

↪ Masih pakai makeup dan skincare berwadah plastik dan berbahan kimia yang tidak terurai.

↪ Masih memakai pemanas air hangat.

Dan masih banyak lagi. Yang apabila disebutkan pastinya enggak selesai malam ini.

Hati juga kadang masih suka bandel dan "lupa" dengan komitmen sebelumnya. Dengan alasan terpaksa masih suka pakai sedotan plastik, padahal langsung minum juga bisa. Kadang juga masih tergoda membeli produk "tidak ramah lingkungan" karena tergiur dengan harga yang lebih terjangkau.

Intinya, 3 hal terberat dalam mengikuti gaya hidup minim sampah menurutku adalah:
↪ Biayanya mahal.
↪ Cukup merepotkan.
↪ Masih suka lupa.

Namun kembali ke kalimat awal artikel ini: langkah kecil juga merupakan proses.

Aku diingatkan bahwa sekecil apapun usaha kita, selama dilakukan tentu punya dampak. Lalu aku mulai mengingat hal-hal kecil apa yang juga telah aku lakukan, seperti:

↪ Sepenuhnya mengganti sampo cair konvensional dengan sampo batang tanpa kemasan.
↪ Tidak pernah lagi menerima kantung plastik dari toko swalayan.
↪ Mengganti sikat gigi karet dengan sikat gigi bambu.
↪ Hanya memakai bamboo cotton swab di rumah.
↪ Membeli makeup dan skincare hanya ketika dibutuhkan.
↪ Berusaha mencari alternatif sustainable fashion.
↪ Menggunakan barang dengan semaksimal mungkin sebelum menggantinya dengan yang baru.

zero waste minimalis

Semua memang ada prosesnya dan kecepatan setiap orang berbeda-beda. Ada yang dari awal sudah mulai mengganti semua peralatan rumah tangga dengan sabun alami, lalu sampah rumah tangga berhasil dikomposkan. Aku tentunya masih jauh dari praktik tersebut. Namun, yang terpenting adalah kita juga merasa nyaman. Mulai mengurangi hal-hal kecil hingga terbiasa dan nyaman, tanpa terasa merambah ke hal-hal besar.

Aku sampai sekarang sama sekali enggak merasa terganggu dengan 7 perubahan yang telah aku lakukan di atas. Ingin menambah aksi ramah lingkungan? Pastinya! Begitu banyak rencana-rencana di kepala, seperti:
1. Mengganti sabun cuci baju, lantai dan piring menggunakan ekstrak buah lerak.
2. Mengganti sabun mandi dan wajah dengan sabun batang tanpa kemasan.
3. Mengganti alat pembersih degan loofah atau sabut kelapa.
4. Beralih ke merek lokal yang mengusung sustainable fashion.

Sudah, 4 rencana pun belum tentu langsung terlaksana dalam waktu dekat ini.

Intinya mari sama-sama berproses, sekecil apapun itu. Dan jangan berhenti. :)
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Good skin starts here."

Sungguh, makin bangga dengan produk lokal Indonesia, terlebih setelah tau nilai yang diusung oleh merek tersebut. Harapannya setiap mencoba produk lokal, bisa aku ulas di blog, termasuk produk yang satu ini. Pun aku lihat di internet belum terlalu banyak yang mengulas Rosé All Day Skin by Rosé Aloe-Ha, jadi semangat untuk memperkenalkannya.

Skin By Rosé merupakan lini perawatan kulit dari Rosé All Day Cosmetics. Mengusung konsep natural makeup, membuat Rosé All Day ingin menghadirkan produk yang dapat membuat kulit senantiasa sehat. Dan Rosé All Day Aloe-Ha menjadi produk pertama dari lini perawatan kulit ini, lo.

Review Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha


Apa manfaat aloe vera untuk kulit?

Aku kutip info dari Alo Dokter:
Lidah buaya mengandung zat polisakarida, sterol, kalsium, vitamin A, C, dan E. Manfaatnya membantu mempertahankan kelembapan kulit, mempercepat penyembuhan luka di kulit, mencegah radikal bebas dan penuaan dini pada kulit, serta bersifat anti radang dan anti mikroba.

Banyak sekali, ya manfaatnya. Karena itu pula aloe vera gel dapat digunakan untuk banyak hal. Sebagai pelembap wajah, rambut, kuku dan meredakan iritasi kulit yang terbakar sinar matahari.

Oke, aku lanjut bahas Rosé All Day Aloe-Ha secara lebih spesifik.

Review Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha


Fungsi dan Komposisi

"Multi tasking cooling gel. Intense hydration. Soothe & smoothen. Treat dry spells with this island breeze in a tube."

Dari awal perkenalan produk, aku sudah merasa produk ini lebih menarik daripada produk aloe vera gel lainnya. Sesuai namanya: Aloe-Ha, yang merupakan perpaduan dari aloe vera dan HA (hyaluronic acid). Aku 

Review komposisi Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha

Tiga kandungan paling atas dalam produk ini adalah air, air daun lidah buaya dan ekstrak buah mentimun. Selebihnya kandungan pendukung dan di urutan akhir ada ekstrak rumput laut, allantoin, kafeina, sodium hyaluronate, ascorbic acid dan tocopherol. Cukup banyak kandungan pendukung selain lidah buaya yang menjadi komposisi utama produk ini.

Walaupun kandungan aloe vera ada di urutan kedua (enggak seperti Nature Republic Aloe Vera Gel yang menaruh aloe vera di urutan pertama komposisi), namun menurutku komposisi Rosé All Day Aloe-Ha cukup sederhana. Aku pun enggak melihat alkohol, pewarna dan pewangi tambahan di dalamnya.

Apabila aku enggak salah ingat, dijelaskan bahwa kandungan sodium hyaluronate (atau hyaluronic acid) dapat membantu melembapkan kulit. Sedangkan kandungan kafeina adalah alasan mengapa produk ini bagus digunakan sebagai eyes depuffer.

Walaupun tergolong sederhana, Rosé All Day tetap menyarankan untuk melakukan tes iritasi di kulit sebelum menggunakan produk ini secara menyeluruh.


Harga dan Ketersediaan

Enggak sulit untuk cari produk ini baik online ataupun offline. Dengan harga Rp119.000, Rosé All Day Aloe-Ha tersedia di Sociolla, Sephora dan Love & Flair. Aku akui harganya tergolong cukup mahal untuk produk dengan kuantitas 100 ml.

Review Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha


Kemasan

Aku pribadi, jika mendengar "aloe vera gel", yang terbayang adalah kemasan jar bulat warna hijau seperti kemasan Nature Republic. Alih-alih menggunakan warna hijau, Rosé All Day Aloe-Ha memilih warna pink gradasi khas Rosé All Day untuk kemasannya.

Kemasan terbuat dari plastik dengan tekstur yang mudah ditekan ketika ingin mengeluarkan isi produk. Satu inovasi dari Rosé All Day Aloe-Ha adalah hadirnya aplikator lepas pasang yang dapat dicuci. Aplikator ini juga dapat kita masukkan ke dalam kulkas supaya menambah efek dingin ketika digunakan.

Satu lagi yang aku sukai dari kemasannya adalah hadirnya stopper, sehingga produk tidak akan bocor apabila tidak sengaja dipencet dalam keadaan tertutup.

Semua info tentang produk ini tertera dengan jelas di kardus: fungsi, petunjuk penggunaan, kode produksi, tanggal kedaluwarsa dan komposisi. Satu hal yang menurutku kurang adalah kehadiran segel di kardus.

Cara Pemakaian

Karena produk ini multi fungsi, cara pemakaiannya pun cukup beragam. Aku kutip dari kemasan:

Hair: use as face moisturizer, overnight sleeping mask, under eyes depuffer and light aftershave soothing gel.

Body: use as moisturizer all over body or where needed. Use on nails to strenghten and maintain healthy nails.

Hair: use as hair mask and rinse after 20 minutes.

Wangi
Salah satu kelebihan produk ini adalah tidak mengandung pewangi di dalamnya, sehingga (lebih) aman digunakan di kulit sensitif.

Warna
Produk ini juga enggak mempunyai pewarna tambahan, benar-benar bening.

Tekstur
Gel yang sedikit cair dan sangat mudah diratakan ke kulit. Teksturnya juga cepat meresap dan tidak meninggalkan rasa lengket.

Review Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha


Performa
Sebelumnya, aku ingin memberikan sedikit catatan di awal; aku menggunakan produk ini hanya sebagai pelembap tubuh. Jenis kulit tubuhku adalah sangat kering dan dehidrasi, karena sebelumnya aku sangat jarang menggunakan pelembap tubuh. Aku juga selalu mandi menggunakan air hangat. Semoga catatan ini dapat menjadi gambaran seberapa kering kulitku.

Kesan awal ketika menggunakan produk ini: sejuk, mudah diratakan dan sangat cepat menyerap tanpa meninggalkan rasa lengket. Sangat ringan di kulit. Rasa lembap yang ditimbulkan pun biasa saja. Menurutku klaim intense hydration kurang terasa apabila digunakan sebagai pelembap tubuh untuk jenis kulit sangat kering.

Setelah mencoba menggunakan sebelum tidur selama 7 hari, kurang lebih begini hasilnya:

Review Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha


Maafkan sebelumnya apabila kulit kaki aku sangat kusam. Seperti itu keadaanya, sangat kering dan teksturnya pecah. Setelah menggunakan Rosé All Day Aloe-Ha selama 7 hari, teksturnya sedikit membaik. Terlihat di foto, warna putih seperti kulit kering berkurang.

Karena produk ini memberikan rasa lembap yang cukup ringan, untuk dapat mengatasi masalah kulit sangat kering, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan pemakaian yang rutin. Untuk beberapa orang yang enggak suka dengan rasa lengket yang ditimbulkan dari pemakaian body lotion, produk ini sebenarnya sangat ideal. Aku pun enggak merasa masalah apabila harus menggunakan produk ini dengan sabar dan teratur untuk benar-benar memperbaiki tekstur kulitku yang sangat kering. Namun, produk ini tergolong cukup mahal apabila digunakan sebagai pelembap tubuh harian. Produk 100 ml dengan harga Rp119.000 hanya bertahan digunakan selama 2 minggu.

Kesimpulannya, Rosé All Day Aloe-Ha cocok untuk jenis kulit kering yang ingin pelembap dengan tekstur ringan dan enggak lengket, tinggal di daerah tropis dan merasa cocok dengan harga Rp119.000 untuk 100 ml produk.

Review Skin by Rose Rosé All Day Aloe-Ha

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Review Buku Self Acceptance by 88 Love Life Diana Rikasari & Dinda Puspitasari
    Awalnya aku ingin membuka artikel ini dengan menceritakan opiniku tentang self acceptance . Namun aku batalkan karena terlalu kompleks....
  • Review Scarlett Whitening Body Lotion Freshy (Wanginya Mirip Jo Malone!)
    Semenjak coba body lotion dari Scarlett Whitening, sekarang tujuan pakai body lotion bukan hanya supaya kulit menjadi lebih lembap, tetapi...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...
  • Foto Before After 28 Hari Pakai SK-II FTE, Apa Perubahan yang Aku Rasain?
    Cukup panjang perjalanan untuk membuat artikel ini. Namun, karena faktor penasaran akhirnya aku coba juga. Bagi para penyuka skincare pasti ...
  • Tokopedia Haul: Sendok Kayu ala Korea
    Akhirnya aku punya sendok estetik seperti di vlog Korea! Yay ! Hehehe . Semoga artikel ini bisa membantu untuk kalian yang sedang mencari-c...
  • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay? - Vegie Festive
    Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, samp...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ►  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ▼  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ▼  Oktober 2019 (6)
      • Guten Morgen Coffee & Lab Tomang Jakarta
      • Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub (Favoritk...
      • Rekomendasi Kafe di Depok: Ol' Pops Coffee Cinangk...
      • Review Buku Self Acceptance by 88 Love Life Diana ...
      • Curhat: Menyerah Mengikuti Gaya Hidup Zero Waste
      • Review & Foto 7 Hari Pemakaian Rosé All Day Aloe-Ha
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates