Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.

"Umur enggak selalu jadi faktor tingkat kedewasaan seseorang." 

Ini ungkapan yang pas untuk mendeskripsikan penulis buku yang akan aku ulas kali ini.

Aku mau cerita sedikit. Bisa baca buku Mantappu Jiwa yang ditulis Jerome Polin ini sedikit butuh perjuangan. Jerome yang karir Youtube-nya sedang meroket, memang punya banyak banget fans (iya, iya termasuk aku). Bayangkan, pada saat preorder, 1.000 pak buku langsung ludes hanya dalam waktu 5 menit sejak preorder dibuka! Aku yang pada saat itu enggak tau bahwa begitu fanatik fans-nya Jerome, dengan polosnya menunggu bukunya dan bertanya-tanya kenapa bukunya enggak kunjung ditampilkan di akun resmi Gramedia di Tokopedia padahal sudah lewat dari jam pembukaan preorder jam 10 pagi. Ternyata oh ternyata, bukunya sudah habis!

Gagal jiwa keinginan aku untuk mengulas buku ini di blog sebelum resmi dirilis di toko buku ("gagal jiwa"-nya harus medok ala Jerome gitu, ya).

Beberapa jam kemudian, Jerome posting di media sosial bahwa kuota preorder buku Mantappu Jiwa akan ditambah 1.000 pak lagi esok harinya jam 11 pagi. Aku sudah siap-siap dari jam 11 kurang untuk stand by di depan handphone, buka Tokopedia dan berulang kali refresh akun Gramedia. Jam 11 lewat sedikit, muncul pilihan preorder, dengan sigap langsung aku masukkan ke keranjang belanja, dan check out. Setelah check out, pastinya sudah sedikit merasa lega, apalagi aku pakai fasilitas mobile banking, jadi setelah itu langsung aku transfer uangnya.

Setelah transfer rasanya lega banget. Sampai tiba-tiba, 1 menit setelah transfer, ada notifikasi dari Tokopedia: "uang dikembalikan karena stok buku telah habis"! Jujur aku kesal banget. Di Tokopedia ada sistem: first pay first serve. Oke, siap!

Fix gagal jiwa keinginan aku untuk mengulas buku ini di blog sebelum resmi dirilis di toko buku.

Tetapi sekarang udah enggak kesal lagi karena ternyata bukunya sudah ada di Gramedia 2 hari lebih cepat daripada tanggal rilisnya, hehe.

Anyway, terima kasih sudah membaca curhat aku. :))

---


Tampilan Buku Ini

Enggak butuh waktu lama untuk menghabiskan buku ini, cukup 5 jam untuk slow reader seperti aku. Gaya bahasa yang ringan dan ukuran hurufnya yang cukup besar membuat buku ini sangat mudah untuk dibaca. Jenis huruf yang digunakan juga tipe simpel mirip Arial dan membuat buku ini semakin mudah untuk dibaca.

Berisi kurang lebih 200 halaman, buku ini sangat bisa dibaca oleh siapapun, tua ataupun muda. Isinya full color dengan banyak ilustrasi pendukung. Salah satu yang aku suka adalah quotes penting dibuat lebih menonjol dibanding tulisan lainnya, sehingga lebih mudah ditemukan ketika kita ingin baca lagi quotes penting itu.


Isi Bukunya Tentang Apa?

Seperti yang ditulis di bagian belakang buku, walaupun judul bukunya "Latihan Soal Mantappu Jiwa", namun sebenarnya buku ini merupakan biografi Jerome Polin dari lahir hingga umur 21 tahun. Mulai dari pengalaman-pengalamannya ikut olimpiade sains, kuliah di Jepang hingga membuat akun Nihongo Mantappu di Youtube.

Pendapatku Tentang Buku Ini

Sedih! Aku beberapa kali menitikkan air mata ketika baca buku ini. Aku berulang kali diingatkan bahwa apapun yang terjadi pada kita, itu pastinya atas kehendak Yang Maha Kuasa. Apabila kita belum mendapatkan yang kita inginkan, pastinya Tuhan punya rencana lain yang lebih baik. Apabila kita diberikan kemudahan dan berhasil medapatkan sesuatu, itu juga merupakan karunia Tuhan.


Ini kenapa aku bilang umur enggak jadi patokan kedewasaan seseorang. Jerome yang umurnya jauh di bawah aku, pemikirannya jauh lebih bijak. Aku merasa terinspirasi sejak baca buku ini (dan juga nonton video-video di Youtube channel Nihongo Mantappu).

Awalnya aku pikir akan ada banyak kalimat-kalimat receh di buku ini, tapi ternyata enggak sebanyak ekspektasiku. Buku ini cukup serius.

Jerome sebenarnya juga sudah pernah cerita tentang bagaimana perjuangan dia untuk dapat beasiswa kuliah di luar negeri, saat belajar bahasa di Jepang dan cerita awal mulai terjun ke Youtube di video, Instagram dan blog-nya. Aku pun sudah nonton video-video dan juga baca blog-nya. Namun menurut aku buku ini tetap worth it untuk dibaca. Ada beberapa bagian yang enggak ada di video & blog, ada di bukunya. Tetapi ada juga yang enggak ada di buku, tetapi ada di video dan blog. Jadi lebih lengkap kalau sudah nonton dan baca semuanya.

Aku juga merasa malu sama diri sendiri, membaca cerita betapa disiplinnya Jerome kecil hingga sekarang. Aku seperti ingin bilang kepada diri sendiri: "lu ngapain aja dari dulu, woy, udah gausah buang-buang waktu lagi cepetan lakuin sesuatu yang bisa berguna untuk masa depan".


Iya, buku ini se-menginspirasi itu.

Aku sangat rekomendasikan buku ini untuk semua orang yang sedang butuh motivasi, dari berbagai umur dan kalangan. Aku bukan orang yang suka membaca buku berulang kali, dan cenderung akan donasikan buku-buku aku setelah dibaca. Koleksi buku di rak aku saat ini bisa dihitung jari, beberapa karya Ahmad Rifa'i Rifan dan Mitch Albom, dua penulis favoritku, itu pun aku hanya buku-buku tertentu yang aku simpan, beberapa buku lain karangan mereka ada juga yang aku sumbangkan.

Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa ini sudah pasti masuk ke koleksi buku yang akan aku simpan. Bahkan setelah tamat langsung aku baca untuk kedua kalinya. Intinya buku ini sangat wadidaw mantap jiwa, wkwkwk.
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse

Adakah di sini penggemar softlens coklat seperti aku? Walaupun di media sosial sedang ramai review softlens abu-abu dramatis, pilihanku tetap jatuh pada softlens coklat, dan kali ini aku mencoba softlens X2 Bio Four!
Setelah mencoba softlens ini selama kurang lebih 2 bulan, mari kita rangkum pendapatku dalam artikel ini.

Harga dan Ketersediaan
Secara garis besar softlens X2 mudah ditemukan di berbagai optik termasuk X2 Bio Four. Aku membeli X2 Bio Four Chocolate Mouse di Optik Mikeda dengan harga Rp75.000. Namun ada satu hal yang menarik perhatianku: di kemasan tertulis "tidak diperjual belikan secara online".

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse


Kemasan
Kemasan X2 Bio Four masih menggunakan kemasan blister yang mudah dibuka. Di dalam kemasan terdapat softlens case dan informasi yang padat dan lengkap mulai dari spesifikasi, petunjuk memasang dan melepas. Apabila kamu pengguna baru, sebaiknya dibaca dengan tuntas semua petunjuk di kemasan.

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse


Motif, Warna dan Ukuran
Satu hal lagi yang unik dari softlens X2 Bio Four, di kemasan aku menemukan tulisan "pattern is copyright registered". Apakah ini artinya tidak ada sotlens lain di dunia yang motifnya sama seperti X2 Bio Four? Cukup menarik, ya. Motif di X2 Bio Four merupakan peleburan 4 warna dengan Sandwich Dyeing Doughnut Technology (SDD).

Pendapatku mengenai motif X2 Bio Four adalah memang motif softlens ini lebih natural dibanding varian X2 Bio Color, namun dibanding dengan softlens Korea Selatan seperti O-Lens, X2 Bio Four aku akui masih kurang natural.

Warna Chocolate Mousse yang aku pilih memiliki campuran warna coklat kekuningan (honey), hijau dan coklat. Warnanya cukup cantik bagi penggemar softlens coklat earthy tone seperti aku. Diameter-nya juga enggak terlalu besar (14.5) dengan base curve 8.60 mm, namun cukup memberikan efek dolly eyes. Deskripsi ini bisa kamu lihat dari foto di bawah:

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse

Review Softlens X2 Bio Four Chocolate Mousse


Bahan dan Tekstur
Aku sempat berekspektasi softlens X2 Bio Four akan sulit digunakan mengingat rata-rata softlens dengan klaim nyaman saat digunakan rata-rata mempunyai tekstur yang sangat lembut. Namun X2 Bio Four tetap mudah digunakan! Dengan bahan ocufilcon A, 45% air, bentuknya enggak mudah penyok dan cukup kokoh. Softlens X2 Bio Four memiliki masa pakai 6 bulan.

Kenyamanan
Aku sejujurnya dulu bukan penggemar softlens X2 karena selalu merasa softlens X2 enggak nyaman ketika digunakan. Tetapi aku nekat mencoba softlens X2 Bio Four karena X2 Bio merupakan seri yang diklaim nyaman digunakan dan cocok untuk mata sensitif.

Bahan yang digunakan pun berbeda dari softlens X2 kebanyakan yang menggunakan polyHEMA, kali ini menggunakan ocufilcon A.

Aku cukup setuju bahwa X2 Bio Four memang terasa nyaman saat digunakan. Aku beberapa kali menggunakan softlens ini hingga 12 jam, untungnya masih terasa cukup nyaman di mataku. Hanya sedikit lelah karena aku enggak memakai tetes mata sama sekali selama periode 12 jam. Kenyamanan softlens ini bisa dibandingkan dengan softlens New Look favoritku. Hal ini mungkin juga dipengaruhi dengan cairan pembersih yang aku gunakan, yaitu X2 Bio Multi Purpose Contact Lens Solution yang mempunyai harga Rp25.000 saja.

Sejauh ini aku memiliki impresi yang sangat baik dengan softlens X2 Bio, mulai dari harga yang tidak terlalu mahal, daya pakai yang cukup panjang yaitu 6 bulan dan tekstur softlens yang mudah digunakan serta enggak lupa kemasan yang mudah dibuka, hehe.

Harapanku semoga X2 mengeluarkan varian baru untuk seri Bio dengan motif dan warna yang lebih natural dan melebur dengan mata asli, mungkin seperti Bio Glaze dengan warna coklat?

Semoga review ini bermanfaat!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
everyday 7 days sheet masks challenge

7 days sheet mask challenge. Beberapa pengikut setia korean skincare pasti paham dengan challenge ini. Di Korea Selatan, sheet masks masih menjadi masker favorit dan dipercaya menjadi produk kunci untuk mendapatkan kulit halus bak porselen. Begitu sakti khasiat selembar sheet mask, hingga wanita di Korea Selatan rela menggunakannya setiap hari! Aku pun baca 1 artikel di Soko Glam yang mengatakan seorang wanita Korea rutin menggunakan sheet mask selama 50 hari berturut-turut sebelum hari pernikahannya!

Mungkin dari kebiasaan wanita di Korea Selatan menggunakan sheet mask setiap hari, muncul tagar #7DaysSheetMasksChallenge di media sosial. Kepopuleran sheet mask akhirnya berkembang hingga penjuru dunia, termasuk Indonesia.


Apa manfaat menggunakan sheet mask setiap hari?

Kita runutkan dari manfaat sheet mask secara general:
↪ Sheet mask mengandung essence padat nutrisi.
↪ Lembaran 'kain' sheet mask berfungsi memperkuat proses penyerapan essence padat nutrisi tersebut ke dalam kulit.

Poin-poin di atas yang membedakan sheet mask dari jenis masker lainnya.

Menggunakan sheet mask setiap hari dikatakan dapat (menurut percobaan beberapa penulis):
↪ Membuat tubuh merasa lebih rileks apabila digunakan di malam hari.
↪ Membuat kulit terlihat lebih bening.
↪ Membuat kulit terlihat lebih bercahaya.
↪ Menyeimbangkan dan menghidrasi kulit.

Aku pun penasaran dengan kesaktian selembar sheet mask apabila digunakan secara rutin, jadi mari kita coba dan buktikan! Agar hasilnya semakin terlihat, aku akan coba memakai sheet mask selama 10 (bukan hanya 7 hari).

Produk yang aku gunakan:
Agar hasil percobaan lebih adil, aku akan menggunakan sheet mask dari beberapa merek (dengan jenis dan harga bervariasi), jadi tidak ambigu dengan kualitas sheet mask yang digunakan.

↪ Nature Republic Real Comforting Moisturizing Hyaluronic Acid - 1 lembar.
↪ Miniso Hydrolat Rosemary Sheet Mask -  2 lembar.
↪ Boom De Ah Dah Rice Everyday Mask Brightening - 5 lembar
↪ The Face Shop Real Nature Face Mask Lemon - 1 lembar.
↪ The Face Shop Real Nature Face Mask Pomegranate - 1 lembar.

Sepuluh sheet mask tersebut aku selang-seling pemakaiannya selama 10 hari.

everyday 7 days sheet masks challenge

Berapa lama prosesnya?
Aku menggunakan sheet mask sesuai pentunjuk di kemasan masing-masing. Rata-rata mulai 15-20 menit. Aku menggunakan sheet mask di wajah polos (tanpa menggunakan toner atau essence) yang telah dibersihkan.

Testimoni per hari!

Bersiap karena ini akan cukup banyak:

Hari ke-1 sampai 3

everyday 7 days sheet masks challenge


Hari ke-4 sampai 6

everyday 7 days sheet masks challenge


Hari ke-7 sampai 9

everyday 7 days sheet masks challenge


Final!! Perbandingan before - hari ke 9 - hari ke 10!

everyday 7 days sheet masks challenge

Sebelumnya aku minta maaf apabila pencahayaannya enggak konsisten di setiap foto. Bagaimana tanggapan kalian setelah melihat foto terakhir, apakah melihat perubahan yang signifikan antara foto before dan hari ke-9 atau hari ke-10? Pendapatku sendiri...... enggak. Hehehe.

Ayo kita cek apakah pengalaman yang dirasakan orang-orang yang telah mencoba 7 days sheet mask challenge juga aku rasakan?

↪ Membuat tubuh merasa lebih rileks apabila digunakan di malam hari
Komentar dariku: enggak terlalu, justru agak sedikit repot dibandingkan memakai serum biasa.

↪ Membuat kulit terlihat lebih bening.
Komentar dariku: enggak.

↪ Membuat kulit terlihat lebih bercahaya.
Komentar dariku: enggak terlalu terlihat.

↪ Menyeimbangkan dan menghidrasi kulit.
Komentar dariku: ya, aku merasa kulitku terhidrasi dengan baik dan tekstur kulit terasa lebih halus saat dipengang.

Kesimpulannya, aku sendiri enggak berniat meneruskan pemakaian sheet mask setiap hari untuk ke depannya. Selain hasilnya tidak terlalu signifikan, harga sheet mask pun tergolong lebih mahal dibanding serum dan aku enggak suka karena memproduksi banyak sampah.

Semoga percobaan kali ini memberikan sedikit informasi untuk kalian, ya!
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
perpustakaan erasmus huis jakarta

Kesampaian juga akhirnya berkunjung ke perpustakaan cantik yang sedang populer di media sosial, yaitu perpustakaan Erasmus Huis Jakarta! Semenjak selesai direnovasi akhir tahun 2018 lalu, Erasmus Huis Library menjadi populer dan diliput beberapa media, salah satunya CNBC Indonesia. Berkat berita-berita tersebut, sukses membulatkan tekadku untuk mengunjungi tempat ini dan mencoba menjadikan tempat ini sebagai area kerja. Apakah fasilitasnya mendukung?

Sebagai orang yang sebelumnya belum pernah main ke kedutaan, aku agak was-was takut banyak peraturan untuk masuk ke tempat ini. Menurut pengalaman setiap hari lewat Kedutaan Besar Inggris, biasanya penjaga pintunya banyak banget! Namun ternyata enggak sesulit yang dibayangkan!

Erasmus Huis Jakarta adalah pusat kebudayaan Belanda yang lokasinya di Jakarta. Tempat ini sering mengadakan pameran dan acara bertemakan kebudayaan. Selain itu setauku juga ada tempat untuk belajar bahasa Belanda di sini.

Lokasinya perpustakaan tepat di dalam gedung Pusat Kebudayaan Belanda Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Posisi gedungnya tepat di belokan Jalan Besakih seberang Tempo Scan Tower. Masuk ke dalam gedungnya lewat pintu samping.

Setelah melewati pintu masuk penjagaan, bisa tanya satpam untuk lokasi perpustakaannya. Jaraknya enggak jauh dari pintu masuk, cukup belok kanan, lalu belok kiri. Kita akan menemukan tanda berwarna kuning bertuliskan Erasmus Huis Library.

perpustakaan erasmus huis jakarta

Aku datang ke Erasmus Huis Jakarta sekitar jam 10 pagi. Aku sengaja datang pagi karena takut perpustakaannya ramai saat jam makan siang dan kebetulan memang harus pergi ke tempat lain jam 12. Suasanya yang didapatkan begitu masuk adalah sejuk, sunyi dan sangat kondusif untuk bekerja! Super happy!

perpustakaan erasmus huis jakarta

Saat masuk, aku langsung cari tempat duduk, mengeluarkan laptop untuk bekerja dan mengkoneksikan laptopku dengan wi-fi gratis yang tersedia. Enggak susah untuk tau username dan password wi-fi karena infonya sudah tersedia di meja perpustakaan.

perpustakaan erasmus huis jakarta

Setelah bekerja sekitar 10 menit, tiba-tiba ibu Rina Tjokorde, pustakawan Erasmus Huis Library Jakarta, bertanya apakah aku pengunjung baru dan memintaku untuk bergabung menjadi anggota dengan membayar Rp30.000 untuk setahun. Sebenarnya enggak diwajibkan untuk menjadi anggota apabila berkunjung tanpa meminjam buku, namun enggak ada salahnya daftar menjadi anggota. Siapa tau butuh pinjam buku di kemudian hari atau hitung-hitung memberikan kontribusi untuk tempat ini karena sudah menyediakan ruangan kerja yang sangat nyaman.

perpustakaan erasmus huis jakarta

perpustakaan erasmus huis jakarta

Ibu Rina juga bertanya dari mana aku tau perpustakaan Erasmus Huis Jakarta, dan ku jawab dari media sosial. Ibu Rina menjunjukkan tumpukan formulir pendaftaran anggota baru yang menumpuk dan berkata semenjak direnovasi, perpustakaan ini semakin ramai pengunjung, beruntung ketika aku datang pengunjung belum seramai biasanya, sehingga aku lebih leluasa untuk mengambil foto dokumentasi. Ibu Rina juga menyilakan bagi para pengunjung apabila ingin mengambil foto perpustakaan.

Jujur untuk koleksi buku, aku belum begitu tertarik untuk eksplor lebih lanjut karena saat menyusuri tiap rak, hampir semua judul buku enggak ada yang aku kenal. Koleksi bukunya juga merupakan campuran bahasa Inggris, Belanda dan Indonesia.

perpustakaan erasmus huis jakarta

Dekorasi perpustakaan ini enggak perlu ditanyakan lagi, menurutku sangat cantik dan modern. Istilahnya: "aku banget!", hehehe. Semoga kecantikannya tetap dijaga baik oleh pihak perpustakaan dan pengunjung.

Apabila ditanya apakah akan berkunjung ke Erasmus Huis Library lagi, jawabannya sudah pasti iya! Terlebih jika butuh working space yang nyaman. Kendalanya mungkin hanya takut ketika sudah datang ternyata perpustakaannya sedang ramai pengunjung dan aku enggak kebagian tempat duduk, hehe, karena ukurannya bisa dibilang cukup kecil. Tempat duduk yang tersedia hanya 19 (7 sofa dan 12 meja belajar).

perpustakaan erasmus huis jakarta

perpustakaan erasmus huis jakarta

perpustakaan erasmus huis jakarta

Erasmus Huis Library buka setiap hari kecuali hari Minggu dengan jam-jam yang bisa dilihat di foto di bawah ini. Apabila kamu berniat menetap seharian di perpustakaan, enggak perlu khawatir kelaparan karena di depan perpustakaan juga ada outdoor working space dengan mini cafe yang menyediakan makanan dan minuman dan sebagai smoking room. Aku enggak sempat lihat musala-nya, tetapi ketika aku cari infonya di internet, sepertinya di dalam area Pusat Kebudayaan Belanda juga tersedia musala, jadi aman juga apabila ingin salat.

perpustakaan erasmus huis jakarta

perpustakaan erasmus huis jakarta

Aku rangkum 5 alasan aku suka bekerja di Erasmus Huis Library:
↪ Suasananya hening dan sangat kondusif apabila butuh bekerja dengan konsentrasi tinggi.
↪ AC-nya dingin.
↪ Ada wi-fi gratis.
↪ Setiap meja dilengkapi colokan listrik.
↪ Enggak perlu mengeluarkan uang! Dibanding bekerja di cafe dan harus membeli minuman per kedatangan, bekerja di sini hanya perlu membayar biaya anggota sebesar Rp30.000 per tahun.
↪ Lokasinya juga sangat strategis di tengah kota (juga dekat dengan kantorku, hehe).

Satu lagi hal yang lupa kujelaskan, ada pintu yang menghubungkan perpustakaan dan galeri. Lain waktu ingin sekali rasanya berkunjung dan eksplor lebih jauh tempat-tempat di Erasmus Huis dan mengikuti salah satu acara di sana.

perpustakaan erasmus huis jakarta

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Review Cotton Buds Bamboo Zero Waste Ramah Lingkungan

Artikel ini sebenarnya terlihat penting dan enggak penting. Apabila kamu sedikit tertarik dengan gaya hidup less waste dan sering browsing ke toko-toko online bertemakan ramah lingkungan, mungkin familier dengan biodegradable cotton buds ini.
Walaupun terlihat kecil, namun hampir semua rumah pasti punya cotton swab (cotton buds) untuk membersihkan kuping, membersihkan makeup atau sekedar disimpan di kotak P3K untuk mengobati luka.

Aku pribadi sering banget menggunakan cotton buds dan benda ini selalu masuk daftar yang harus dibeli saat belanja bulanan. Awalnya kurang 'ngeh bahwa cotton buds menjadi salah satu penyumbang sampah plastik!

Aku kutip dari artikel Refinery29:

UK uses 13.2 billion of them annually. "Even after they break down into smaller plastic particles, they cause digestive issues and possibly other health impacts in wildlife and marine life that ingest the particles," Claire Norman, a spokesperson for Friends of the Earth, told Refinery29

Nah, sampah-sampah kecil juga mempunyai dampak besar untuk lingkungan. Oleh karena itu sejak beberapa bulan lalu aku memutuskan untuk mengganti cotton buds plastik yang biasa aku gunakan dengan cotton buds bamboo.

Apa bedanya biodegradable cotton buds dengan cotton buds konvensional?
Apabila biasanya kita melihat tangkai cotton buds terbuat dari bahan plastik, tangkai biodegradable cotton buds menggunakan bamboo atau birch wood. Cotton buds bamboo ukuran tangkainya mirip dengan tusuk gigi bambu.

Selain cotton buds bamboo, ada juga cotton buds kertas. Cotton buds kertas menggunakan bahan kertas untuk bagian tangkainya. Berikut aku berikan foto perbandingan keduanya, ya:

Review Cotton Buds Bamboo Zero Waste Ramah Lingkungan

Lebih pilih cotton buds bamboo atau kertas? Aku pilih bambu karena lebih biodegradable. Aku enggak tau apakah terlihat dalam foto di atas, jika dipegang bagian tangkai kertas terasa sedikit keras seperti masih ada plastik di dalamnya.

Beli di mana dan harganya berapa?
Aku beli di toko Bumi.Indonesia di Shopee dengan harga Rp20.000 satu boks isi 100 tangkai. Enggak ada alasan khusus aku membeli cotton buds zero waste di toko ini. Kebetulan pada saat itu aku sekalian membeli gula aren organik dan toko ini menjual keduanya.

Kemasan?
Kemasan yang aku terima dari toko Bumi.Indonesia hampir 80% biodegradable. Kemasan pengiriman menggunakan kardus bekas yang (masih) direkatkan dengan plastic sellotape. Untuk kemasan cotton buds zero waste ini menggunakan boks cokelat (yang kelihatannya seperti boks daur ulang) dengan label stiker yang (sepertinya) masih sedikit mengandung plastik (karena terlihat mengilap). Walaupun kemasan belum 100% biodegradable, tetapi menurutku sudah lumayan minim.

Review Cotton Buds Bamboo Zero Waste Ramah Lingkungan

Review Cotton Buds Bamboo Zero Waste Ramah Lingkungan

Kualitas cotton buds zero waste?
So far so good. Aku enggak menemukan perbedaan signifikan di bagian kapas cotton buds bamboo dan cotton buds plastik. Hanya untuk tangkai, bambu enggak sekuat plastik. Ada kala aku terlalu semangat, tiba-tiba tangkai bambu patah menjadi 2 bagian. Namun bagi aku ini bukan hambatan besar, sejauh ini masih nyaman untuk digunakan. Sepadan dibandingkan memakai cotton buds plastik dan terus menambah sampah plastik ke depannya.

Aku sangat merekomendasikan teman-teman untuk coba mengganti cotton buds konvensional yang biasa digunakan dengan cotton buds bamboo seperti ini.

Semoga artikel ini juga bermanfaat!
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Aku agak bingung ketika menulis artikel ini. Aku ingin berbagi pengalaman berkurban dengan dana terbatas tetapi enggak ingin dianggap sedang promosi instansi tertentu, pamer, apalagi salah memberikan informasi. Jadi sebelumnya aku mohon pengertiannya dan apabila ada kesalahan informasi boleh diinfokan melalui kolom komentar. :)
plus minus kurban online
Aku sudah kerja selama beberapa tahun, tetapi baru mulai ikut berkurban baru-baru ini. Sebelumnya aku selalu ragu untuk berkurban karena takut harganya mahal, takut salah beli hewan, takut prosesnya rumit dan lainnya.

Diperkenalkan dengan Kurban Online
Tetapi saat ikut kajian dengan Hijabers Community, aku diperkenalkan dengan salah satu instansi yang menyediakan kurban online yaitu Dompet Dhuafa. Instansi ini bukan satu-satunya yang menyediakan layanan kurban online, ada beberapa lainnya seperti:
↪ Rumah Zakat
↪ Baznas
↪ Global Qurban
↪ Aksi Cepat Tanggap (ACT)

Kebetulan pada saat acara bersama Hijabers Community, yang datang adalah tim Dompet Dhuafa.

Singkat cerita, dalam acara tersebut Dompet Dhuafa menjelaskan dengan video bahwa hasil kurban online dibagikan ke daerah-daerah pelosok Indonesia, yang terkena bencana atau daerah sangat miskin yang warganya hanya makan daging saat Idul Adha.


Video tersebut membuat hatiku sangat terenyuh, dan langsung bertekad untuk berkurban secara online. Terlebih harga yang ditawarkan terbilang lebih murah daripada harga pasaran karena sedang promo. Setelah berkenalan dengan kurban online, teori mengenai kurban membutuhkan biaya sangat mahal yang selama ini ada di otak aku, langsung patah.

Kelebihan Kurban Online
↪ Harga cenderung lebih murah dibanding berkurban secara konvensional. Saat promo, harga kambing standar bisa kurang dari Rp1.500.000 saja. Harga hewan kurban konvensional dimulai dari Rp2.000.000-Rp3.000.000 (kambing).
↪ Sangat memudahkan karena semua prosesnya dikerjakan oleh instansi tersebut (pembelian, penyaluran, proses pemotongan hingga pendistribusian daging hewan kurban).
↪ Sedekah kurban tidak terbatas jarak, kita dapat berbagi kepada saudara-saudara di pelosok yang jarang menerima daging hewan kurban.

Kekurangan Kurban Online
↪ Berkurban secara online membuat kita tidak dapat mengerjakan aturan-aturan yang disunahkan, seperti melihat prosesi potong hewan kurban, ikut menikmati daging hewan kurban yang kita kurbankan, menyembelih hewan kurban di dekat tempat tinggal dan lainnya. Sehingga metode berkurban secara online masih menuai pro dan kontra.
↪ Momen kurban kurang terasa karena kita tidak melihat secara langsung fisik hewan kurban.

Terlepas dari pro dan kontra mengenai hukum berkurban secara online, aku sendiri merasa selama layanan kurban online bisa memudahkan orang-orang yang sibuk atau mempunyai dana terbatas tetapi memiliki niat untuk berkurban, tidak ada salahnya untuk berkurban secara online. 

Daripada memaksakan berkurban secara konvensional namun karena dana yang terbatas ataupun belum punya waktu, akhirnya kita tidak jadi berkurban. Aku percaya segala sesuatu yang diawali dengan niat baik, pasti dimengerti oleh Tuhan.

Namun apabila dana dan waktu kita tersedia untuk berkurban dengan cara konvensional, ada baiknya pilih berkurban secara konvensional agar bisa mengerjakan aturan yang sudah disunahkan sehingga amalan ibadahnya semakin lengkap, hehe.

Pengalaman Berkurban Online
Aku baru 2x berkurban online dan keduanya melalui layanan Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa. Enggak ada alasan khusus memilih instansi ini, kebetulan yang pertama kali diperkenalkan adalah Dompet Dhuafa dan gerainya ada di dekat rumahku.

Ada 2 cara berkurban online di Dompet Dhuafa:

1. Langsung mendatangi gerai Dompet Dhuafa yang tersebebar di beberapa lokasi.
Saat pertama kali mencoba berkurban online aku memilih untuk datang langsung ke gerai agar prosesnya terasa lebih sah karena ada ijab kabul. Di gerai kita akan ditanya jenis hewan yang kita pilih, lalu nama pekurban (bisa menggunakan nama lain selain nama kita, misalnya nama orang tua). Setelah itu proses pembayaran dilakukan. Setelah lunas, kita akan diminta informasi alamat email, alamat rumah dan nomor kontak. Fungsinya untuk mengirimkan invoice, laporan kurban dan sertifikat hewan kurban:

plus minus kurban online

plus minus kurban onlineplus minus kurban online

Lokasi gerai Dompet Dhuafa

2. Online melalui e-commerce.
Tahun berikutnya aku memutuskan untuk mencoba berkurban secara online melalui e-commerce, yaitu Tokopedia. Aku beli hewan dengan harga yang sangat terjangkau, karena saat itu ada promo kurban dari Tokopedia dan Dompet Dhuafa. Prosesnya juga enggak kalah mudah, hanya pilih hewan kurban, lalu isi informasi pekurban dan alamat rumah di bagian notes (bisa menggunakan nama lain selain nama kita, misalnya nama orang tua), lakukan pembayaran, selesai!
Sertifikat akan dikirim langsung ke alamat rumah. Sangat mudah dan sederhana!

plus minus kurban online

Begitulah pengalamanku berkurban online dengan dana yang terbatas. Apabila kamu belum mempunyai rezeki lebih untuk membeli hewan kurban secara utuh, kamu juga bisa mengikuti program 'patungan hewan kurban' yang ada di beberapa instansi sedekah, salah satunya di Sedekah Rombongan. Sedekah patungan kurban dapat dilakukan mulai dari Rp100.000.

Semoga informasi ini dapat membantu dan berguna untuk pembaca yang juga mempunyai niat berkurban namun masih ragu karena keterbatasan dana ataupun waktu. Masih ada waktu jika mau berkurban di tahun ini. Menurutku yang utama adalah niat, berapapun nilai yang diberikan dengan cara apapunpasti bermanfaat untuk orang lain. :)
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Kesulitan Hanya Ada di Pikiran Kita
    Belakangan aku sering sekali membaca tentang konsep "kesulitan dan apa yang kita takutkan itu sebetulnya hanya ilusi pikiran". Mul...
  • Minty Mint Trend
    Halo :D have a great day.. sudah akhir november begini sudah mulai masuk musim hujan ya. Seneng banget karna kalau hujan suasananya adem ...
  • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay? - Vegie Festive
    Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, samp...
  • Foto Before After 28 Hari Pakai SK-II FTE, Apa Perubahan yang Aku Rasain?
    Cukup panjang perjalanan untuk membuat artikel ini. Namun, karena faktor penasaran akhirnya aku coba juga. Bagi para penyuka skincare pasti ...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Tokopedia Haul: Sendok Kayu ala Korea
    Akhirnya aku punya sendok estetik seperti di vlog Korea! Yay ! Hehehe . Semoga artikel ini bisa membantu untuk kalian yang sedang mencari-c...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ►  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ▼  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ▼  Agustus 2019 (6)
      • Review Buku Mantappu Jiwa Jerome Polin (Nangis Bom...
      • Review X2 Bio Four Chocolate Mousse Softlens Super...
      • Foto Before After Setelah Pakai Sheet Mask Selama ...
      • Perpustakaan Instagramable di Jakarta! Erasmus Hui...
      • Review Cotton Buds Bamboo Ramah Lingkungan
      • Plus Minus Berkurban Online (Kurban dengan Seratus...
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates