Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.
coca cola coffee indonesia

Selamat membaca artikel baru #keopijuseyo! Jika kemarin aku sempat menulis tentang membuat kopi americano ala Korea di rumah, sekarang aku akan melakukan eksperimen lain: mencampur kopi dengan Coca-Cola! Terdengar agak aneh, ya. Aku sempat membuat polling di Instagram story dan 90% teman-teman merespon bahwa mencampur kopi dengan air kola merupakan IDE ANEH dan rasanya juga akan aneh! Mari kita buktikan bersama-sama.

Ide mencampur kopi dengan kola yang sangat aneh ini muncul dari mana?
Awalnya karena melihat video Hansol yang mencampur ice americano Starbucks dengan Pepsi Cola. Namun asal mula ide mencampur kopi dengan kola adalah dari:

↪ Pertengahan tahun 2006, Coca-Cola mengeluarkan varian Coca-Cola BlāK yaitu minuman kopi campur kola di negara Eropa, Canada dan Amerika, namun kurang mendapat respon yang positif, akhirnya produk ini ditarik dari penjualan di tahun 2008. 

sumber foto: http://content.time.com/time/specials/2007/style_design/article/0,28804,1609195_1609006_1608487,00.html
↪ September 2017, Coca-Cola kembali merilis minuman kola campur kopi baru di Jepang yang dinamakan Coca-Cola Coffee Plus. Produk ini hanya dapat ditemukan di beberapa vending machine di Jepang (beberapa mengatakan varian ini cukup sulit untuk ditemukan). Dikutip dari artikel Kotaku, satu kaleng Coca-Cola Coffee Plus ukuran 190 ml, mengandung 34 mg kafeina yang menurut artikel Soranews24, jumlah kafeina Coca-Cola Coffee Plus setara dengan 2x jumlah kafeina Coca-Cola Original. Namun jumlah itu masih lebih rendah dibandingkan jumlah kafeina yang terkandung dalam secangkir kopi.

sumber foto: http://www.shin-shouhin.com/2017/09/13/cocacola_coffeeplus/

↪ Coca-Cola Coffee Plus berhasil menarik perhatian beberapa orang, dan cukup viral di internet. Beberapa orang yang tidak dapat mengakses Coca-Cola Coffee Plus (karena hanya dijual di Jepang) bahkan berinisiatif mencampur kopi dan air kola untuk menghilangkan rasa penasaran, termasuk aku!

↪ Sumber lain & temanku mengatakan bahwa Coca-Cola Coffee Plus juga dijual di Australia & Thailand.

↪ The Jakarta Post bulan April 2019 merilis artikel yang menyebutkan bahwa Coca-Cola berencana memasarkan minuman kopi campur kola ini di 25 negara di dunia. Enggak disebutkan secara spesifik negara-negara mana yang akan masuk ke dalam daftar, namun semoga Indonesia masuk salah satunya!

Testimoni di internet...
Sebelum mencoba pastinya aku meriset pendapat orang-orang yang telah mencoba campuran kopi dan air kola ini di internet. Beberapa video yang aku tonton memberikan respon yang positif, lo. Rata-rata mengatakan bahwa campuran kopi dan kola terasa segar untuk diminum. Walaupun awalnya terdengar aneh, namun rasanya enggak seburuk yang mereka pikirkan.

Mulai percobaan!
Untuk membuat minuman kopi campur kola, aku menggunakan 10 gr kopi bubuk Excelso Robusta Gold ditambah air 200 ml yang diekstraksi dengan french press. Untuk kola aku menggunakan Coca-Cola Original.

coca cola coffee indonesia

Percobaan 1
Kopi dan kola dicampur dengan takaran 1:1 dalam suhu normal (enggak dingin dan enggak panas). Rasanya cukup segar, sama seperti pendapat orang-orang yang aku lihat di internet. Padahal belum pakai es. Rasanya seperti minum Coca-Cola Original, namun ada sedikit sekali rasa pahit. Wanginya seperti wangi kopi, namun ketika dicicip, rasa kola lebih mendominasi.

Percobaan 2
Kopi dan kola dicampur dengan takaran 1:1 dan dicampur es batu. Sepertinya aku terlalu banyak memberikan es batu, karena rasanya menjadi lebih tawar, enggak sepekat saat diminum dalam suhu normal. Rasanya lebih segar, namun lebih tawar. Rasa kola tetap mendominasi.

Percobaan 3 (dan terakhir)
Kopi dan kola dicampur dengan takaran 3:2 dan dicampur es batu. Dari segi rasa, aku lebih suka takaran 1:1, karena ketika rasio kopi lebih banyak dibanding kola, after taste minuman ini menjadi lebih pahit dan menurutku kurang enak di lidah. Pahitnya beda dengan saat kita minum kopi hitam, yang ini lebih manis di awal dan pahit di akhir (kok seperti curhat).

coca cola coffee indonesia

Kesimpulan
Rasa kopi campur kola enggak seaneh yang dibayangkan. Terasa manis dan segar berkat gula dan soda didalamnya. Aku pilih takaran 1:1. Rasanya enggak jauh beda dengan minum Coca-Cola Original, hanya dengan sedikit sekali tambahan rasa pahit. Namun karena aku sendiri bukan penggemar minuman soda, jadi aku enggak ketagihan dengan campuran ini. Masih lebih suka kopi campur susu dan gula aren. :)

Apakah mencampur kopi dan kola berdampak buruk terhadap kesehatan?
Pada dasarnya, kopi dan kola diminum sendiri-sendiri pun mempunyai efek samping bagi tubuh. Minuman soda biasanya mengandung kadar gula yang cukup tinggi, konsumsi berlebihan bisa menyebabkan penyakit tertentu. Minuman kola dan kopi sama-sama mengandung kafeina, walaupun dalam kadar yang berbeda. Kandungan kafeina dalam minuman kola lebih rendah dibanding satu gelas kopi. Namun perlu diperhitungkan apabila mencampur keduanya. 

Mengutip tulisan di Quora, satu gelas kopi mengandung 100 mg kafeina dan 300 ml minuman kola mengandung 30 mg kafeina. Batas maksimum kafeina yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 400 mg per hari.

Minum satu gelas kecil kopi campur kola enggak akan memberikan efek samping fatal. Namun enggak disarankan untuk minum minuman soda setiap hari karena kandungan gula yang cukup tinggi di dalamnya.

That's it! Rasa penasaranku sudah terpenuhi, dan semoga artikel ini dapat menjadi referensi bagi kamu yang juga ingin mencoba kola campur kopi (atau kopi campur kola).
Share
Tweet
Pin
Share
14 komentar
Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

"Mba kulitnya bagus, pakai perawatan apa?" - salah satu rekan kerja saat sedang menghadiri event.

Entah sedang pereuz atau memang benar wajahku kelihatan mulus, jujur pujian itu yang membuat aku semakin semangat membuat review Revlon Photoready Candid Foundation ini. Foundation ini hasil malak temanku, hehe. Terima kasih Nisca atas foundation-nya.

Fungsi dan Komposisi
"A foundation that shows the real you."

Claims:
↪ Flawless
↪ Natural skin-like finish
↪ Buildable to medium coverage
↪ Anti-pollution
↪ Antioxidant
↪ Anti blue-light ingredients
↪ Free from parabens, oils, fragrances & phthalates
↪ No hars ingredients

Komposisi dapat dilihat di bawah:

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia


Harga dan Ketersediaan
Aku enggak bisa kasih referensi harga karena akupun dapat dari teman, namun mengutip blog sebelah, Revlon Photoready Candid Foundation dibanderol Rp145.000 saja. Juga mengutip dari Instagram Revlon Indonesia, produk ini sudah tersedia di gerai resmi Revlon.

Di luar negeri, Revlon Photoready Candid Foundation punya 31 warna dengan beragam undertone namun yang masuk ke Indonesia hanya 5 warna saja.

Kemasan
Desain kemasan sangat sederhana dengan pompa yang mudah digunakan. Kemasannya mengingatkan aku dengan Missha Perfect Cover BB Cream favoritku! Namun ketika aku terima sudah tidak bersegel, dan karena ini produk gratis, maka untuk segel aku enggak bisa memberikan informasi lebih.

Komposisi, tanggal kadaluwarsa, period after opening tertera lengkap di kemasan. Kemasan berbahan plastik dan ukurannya cukup kecil, menurutku. Isinya hanya 22 ml, lebih sedikit dibanding foundation Revlon lain yang biasanya berisi 30 ml.

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia


Cara Pemakaian
Di kemasan enggak ada keterangan khusus mengenai cara pemakaian yang dianjurkan, tetapi aku sendiri memakai dengan air puff dari cushion. Foundation aku oleskan ke wajah dengan bantuan jari, lalu diratakan dengan air puff.

Wangi
Tidak ada wangi signifikan yang tercium. Produk ini juga diklaim bebas pewangi.

Tekstur
Teksturnya krim seperti foundation pada umumnya yang enggak terlalu kental ataupun cair.

Performa
Aku bahas pelan-pelan dari impresi pertama dulu, ya. Pertama kali lihat warna Revlon Photoready Candid Foundation light beige, sepertinya agak oranye atau lebih sedikit pink. Namun dibanding keempat warna lain, warna light beige yang paling cocok untuk warna kulitku. Untunglah setelah dibandingkan dengan warna foundation lain, enggak terlihat oranye atau pink. Seperti ini hasilnya:

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Aku juga merasa daya tutupnya sangat tipis, jadi aku akali dengan pakai agak banyak dan ternyata hasilnya lumayan flawless. Aku pakai satu pompa untuk masing-masing bagian wajah. Jadi total 4-5 pompa untuk satu wajah. Untuk bagian kening saja aku pakai sebanyak ini:

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Berikut hasil yang didapatkan:

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Lumayan flawless, kan? Noda merah juga tertutupi. Awal digunakan hasilnya matte, namun semakin lama akan sedikit glowing. Aku sudah tes memakai foundation ini selama 5 jam dan ini hasilnya:

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Produk yang aku pakai pada hari itu hanya serum, Revlon Photoready Candid Foundation, bedak tabur dan powder blush. Seperti terlihat di foto, awal pemakaian wajah terlihat matte. Bukan karena bedak tabur, tetapi dari awal pemakaian Revlon Photoready Candid Foundation memang memberikan hasil matte. Lalu setelah 4 jam, wajahku mulai terlihat glowing, namun foundation belum memudar. Foto terakhir menunjukkan kondisi foundation di wajah setelah 5 1/2 jam dan setelah terkena air wudu. Agak sedikit memudar dibanding saat pertama kali diaplikasikan, namun enggak terlalu signifikan.

Foto di atas aku ambil menggunakan kamera smartphone, apabila diambil dengan kamera profesional setelah 5 1/2 jam pemakaian, seperti ini hasilnya:

Foundation Halal Revlon Candid Foundation Light Beige Review Indonesia

Apabila digunakan sebagai foundation harian, aku merasa Revlon Photoready Candid Foundation sudah cukup memenuhi kriteria. Aku juga akan bahas setiap klaim yang diberikan Revlon apakah sesuai dengan hasil yang aku dapatkan?

↪ Flawless --  agar hasil yang didapat benar-benar flawless, butuh banyak foundation. Aku kurang setuju dengan klaim ini.
↪ Natural skin-like finish -- yes, karena daya tutupnya cukup tipis.
↪ Buildable to medium coverage -- ini 100% setuju.

Catatan tambahan, Revlon Photoready Candid Foundation tidak smudge proof oleh karena itu melapisi dengan bedak cukup penting agar lebih tahan lama. Lalu produk ini sudah mencantumkan logo halal di kemasannya, yay!

Apakah aku akan membeli kembali produk ini? Aku lebih suka dengan varian Revlon Colorstay Foundation karena lebih smudgeproof dan daya tutupnya lebih pekat, jadi sepertinya tidak akan membeli kembali Revlon Photoready Candid Foundation.

Semoga review ini bisa membantu sebagai referensi!
Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Review Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

"Efek memakai Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum rasanya seperti memakai sheet mask!"

Bagus banget, dong? Hmm.. bagaimana, ya. Aku jelaskan lengkapnya di bawah.

Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum sudah cukup lama wara-wiri di-review oleh beauty enthusiast. Aku ingat produk ini dulu pernah direkomendasikan oleh Liah Yoo sebagai dupe Estee Lauder Advance Night Repair di Youtube channel WishTrendTV tahun 2013! Sudah lama banget!


Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

Sebelum memutuskan untuk beli Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum, aku mencari review dari berbagai sumber terlebih dahulu, dong. Review yang aku baca rata-rata memberikan kesimpulan yang positif cenderung bagus untuk produk ini. Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum di Female Daily mendapat rating 3,9. Review-nya cukup bagus, bahkan untuk review dengan bintang 2 & 4 pun terlihat positif. Banyak yang mengatakan serum ini teksturnya agak kental dan ketika digunakan bisa membuat wajah terlihat glowy (siapa yang enggak jadi tertarik??).


Dulu aku pernah memakai Clinique Turnaround Revitalizing Treatment Oil dan hasilnya suka banget karena membuat wajahku terlihat glowing. Lalu ketika melihat review Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum, aku jadi teringat dengan Clinique Turnaround Revitalizing Treatment Oil favoritku. Dari situ awal kenapa aku tertarik dengan produk ini.


Fungsi dan Komposisi
Aku kutip penjelasan dari website Althea Indonesia:

"Indulge in your romantic side with this luxurious serum! Made with the extract from a million Damask roses, Skin&Lab's Red Serum is a hydrating, quick absorbing formula that penetrates deep into the layers of the skin, plumping and hydrating it from within. It's formulated with a phyto red complex that improves collagen synthesis and keeps the skin protected. The result? Supple, youthful skin that doesn’t feel sticky to the touch!"

Tiga komposisi teratas produk ini adalah: air, butylene glycol yang bekerja sebagai pengencer & glycerine. Komposisi teratas diduduki oleh bahan-bahan dasar. Kandungan utama seperti witch hazel, pomegranate dan niacinamide masuk di urutan lima sampai enam.

Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum menggunakan banyak ekstrak buah di dalamnya, seperti yang dapat kita lihat di komposisi. Buah yang digunakan mempunyai warna merah (pomegranate, raspberry, blueberry, acai berry) karena itu ada istilah kandungan phyto-red complex.

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli


Harga dan Ketersediaan
Di Althea Indonesia, serum ini dibanderol dengan harga Rp316.000 untuk 40ml. Aku kurang tau apakah ada Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum palsu, dan aku kurang tau membedakan Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum asli dan palsu. Jadi aku hanya merekomendasikan untuk membeli di Althea Indonesia.

Kemasan
Kemasan luar berbentuk kardus tanpa segel apapun. Ada info expired date dan kode produksi, namun enggak dicantumkan period after opening (PAO) produk ini. Cara pemakaian dan daftar komposisi tertera dengan jelas. Kemasan kardus juga mencantumkan peringatan cara pemakaian.

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

Botol mempunyai bahan kaca tebal dan menurutku berpotensi pecah ketika terjatuh, jadi harus hati-hati. Pipet terlihat seperti akrilik atau kaca (sepertinya kaca) berwarna bening. 

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

Kemasan kurang travel friendly, tapi aku lumayan suka karena ketika dipegang terasa kokoh seperti produk professional.


Cara Pemakaian
"Gunakan 3-4 tetes secara lembut mengikuti tekstur kulitmu".
Itu cara pemakaian yang tertera di kemasan. Seperti cara pakai serum pada umumnya.


Wangi
Lembut, seperti wangi bunga jasmine (aku enggak pakai nama melati agar kesannya enggak seram, hehe). Wanginya mirip dengan jasmine tea namun versi lembut.


Tekstur
Mirip dengan cairan-cairan yang ada di dalam sheet mask. Enggak cair banget, tetapi enggak kental. Mudah diratakan. Apabila digunakan ketika wajah dalam keadaan setengah kering, produk dapat terasa sedikit berbusa. Lihat foto di bawah.

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli




Performa
Review ini merupakan konklusi yang aku dapatkan setelah menghabisan Skin&Lab Dr. Color Effect Red Serum dalam waktu 2 bulan. Memang terdengar cepat habis, karena aku aplikasi serum ini di wajah pagi dan malam dan juga di balik telapak tangan di malam hari masing-masing 4-5 tetes.

Nilai plus produk ini adalah:
1. Tidak terasa lengket, panas dan berat di kulit.
2. Setelah digunakan di malam hari sebelum tidur, saat bangun tidur wajah terasa lembap seperti menggunakan sheet mask, namun enggak terasa berminyak.
3. Kulit wajah terasa lebih kenyal.
4. Ketika aku gunakan di siang hari sebelum makeup, enggak membuat wajah menjadi berminyak di tengah hari. Dia memberikan kelembapan tanpa membuat wajah berminyak.

Nilai minus produk ini adalah:
1. Membuat mataku iritasi (mataku memang sensitif banget dengan beberapa serum dan eye cream).
2. Enggak membuat wajah terlihat glowing dan dewy seperti yang dikatakan dalam review.
Kamu bisa lihat foto di bawah, setelah produk diaplikasikan, kulit terlihat lembap tapi enggak dewy atau glowy.

Review Skin Lab Dr. Color Effect Red Serum Indonesia Asli

Seperti hasi penjabaran di atas, produk ini mempunyai nilai plus yang lebih banyak dibanding minus. Namun semua nilai plus tersebut langsung kalah dengan nilai minus bahwa serum ini membuat mataku iritasi. Ketika mata iritasi, biasanya migrain aku akan kambuh.

Beli produk ini lagi? Sudah pasti enggak. Walaupun aku akui kemampuan melembapkan kulit tanpa membuatnya terasa berminyak sangat bagus.
Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Cerita Sarjana Ekonomi yang Banting Setir Menjadi editor Beauty & Fashion (Hobi Menjadi Karir)

Ada satu temanku yang pernah bilang, "lo keren bisa berkarir di bidang yang lo suka". Kemudian aku jadi terinspirasi untuk membuat artikel ini. Aku enggak merasa aku hebat. Justru sebaliknya, dan sedikit takut ingin membagikan cerita ini, karena merasa bukan contoh yang berhasil. Tetapi aku pikir mungkin akan berguna dan semoga bisa membuat orang lain lebih berhasil daripada aku.

Aku memang mempunyai bidang pekerjaan yang berbeda banget dengan pendidikan yang aku tempuh ketika kuliah. Aku kuliah Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan dan sudah menjadi sarjana ekonomi dengan gelar S.E. Tetapi, alih-alih bekerja di bank atau badan pemerintahan sebagai analyst, sekarang aku bekerja di salah satu digital media sebagai Community Executive. Pekerjaan utama aku adalah mengurus konten media sosial dan artikel tentang beauty, fashion dan lifestyle.

Sarjana Ekonomi, bekerja menjadi penulis konten beauty, fashion dan lifestyle, kok bisa?

Aku sudah mempunyai ketertarikan dengan bidang beauty sejak SMA. Awalnya ikut forum-forum perempuan, lalu terinspirasi untuk membuat blog. Ketika SMA, blog aku belum terlalu serius, isinya masih pribadi dan acak-acakan.

Cerita Sarjana Ekonomi yang Banting Setir Menjadi editor Beauty & Fashion (Hobi Menjadi Karir)

Lalu saat kuliah, aku mulai serius dengan hobi menulis blog. Aku ambil tema beauty blog, yang khusus membahas tentang produk dan tips kecantikan. Aku juga terkadang ikut lomba menulis blog, dan beberapa kali menang. Hadiahnya masih kecil, biasanya produk kecantikan, tetapi lumayan bisa aku pakai untuk konten blog selanjutnya.

Saat itu juga aku kenalan dengan beberapa teman dunia maya sesama penulis blog. Hobiku cukup berjalan lancar saat itu. Berbanding terbalik dengan pelajaran kuliah yang semakin lama semakin sulit.

Jujur, kalau ditanya apakah salah ambil jurusan kuliah, setelah mendekati semester akhir aku akan jawab: iya! Ternyata jurusan Ilmu Ekonomi enggak semudah yang dibayangkan ketika SMA. Aku merasa jurusan ini bagaikan ilmu teknik tetapi dalam jurusan sosial, huhu. Aku banyak sekali mendapat mata kuliah matematika. Matematika dasar, matematika lanjutan dan lainnya. Belum lagi mata kuliah ekonometrika dan belajar integral. Aku pusing!

Cerita Sarjana Ekonomi yang Banting Setir Menjadi editor Beauty & Fashion (Hobi Menjadi Karir)

Tapi untungnya aku masih diberkati dengan keberuntungan dan kebaikan para dosen hingga akhirnya bisa lulus dengan nilai yang enggak super jelek, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) masih aman di atas 3.

Anyway, long short story, aku cukup kapok dengan segala urusan yang berhubungan dengan ekonomi.

Tapi namanya juga berusaha, setelah lulus kuliah aku tetap melamar di beberapa perusahaan dengan posisi pekerjaan sesuai predikat Sarjana Ekonomi. Aku juga masih meneruskan hobi menulis blog dan melamar pekerjaan-pekerjaan sebagai penulis, walaupun aku tau kesempatannya sangat kecil, karena jurusan kuliah yang aku ambil sangat enggak relevan. Aku waktu itu hanya punya portofolio hasil menulis dan kompetisi-kompetisi blog. Aku pun pernah punya pengalaman dipanggil interview di salah satu media, namun ditolak karena menurut mereka jurusan kuliah yang aku ambil enggak sesuai dengan posisi yang aku lamar. Sebenarnya saat itu, aku juga sedikit bertanya-tanya di dalam hati, kenapa aku tetap dipanggil interview padahal di curriculum vitae sudah aku tulis bahwa aku Sarjana Ekonomi.

Sambil mencari pekerjaan, aku mengisi waktu dengan ikut kompetisi blog, dan alhamdulillah aku menang salah satu kompetisi yang cukup besar dan mendapat hadiah iPad Mini!

Semakin banyak kompetisi blog yang aku ikuti dan menangkan, ternyata mempengaruhi isi portofolio tulisanku. Setelah menang kompetisi ini alhamdulillah aku diterima di salah satu digital media (kantorku sekarang) sebagai Community Executive yang mengurus konten untuk media sosial dan artikel mereka!

Begitulah titik putar seorang Sarjana Ekonomi, bisa berbalik arah 360 derajat menjadi seorang penulis tema beauty & fashion! Aku sangat bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan aku kesempatan.

Inti dari cerita ini, jangan sepelekan hobi. Apabila kamu mempunyai hal yang kamu suka dan kamu menekuni hal tersebut, kamu juga bisa menjadikan hobi kamu menjadi hal yang serius. Aku yakin kamu bisa lebih berhasil daripada aku. 

Sedikit tips apabila ingin menjadikan hobi menjadi karir menurut pengalamanku.

1. Lakukan secara konsisten dan sabar.
2. Bangun portofolio secara profesional, misalnya dengan mengikuti kompetisi.
3. Selain ikut kompetisi, kamu juga bisa mengirimkan tulisan-tulisan ke media yang menerima artikel dari kontributor. Lebih bagus apabila kamu mempunyai bukti muat artikel tersebut untuk dilampirkan di portofolio kamu.

Namun menjadikan hobi sebagai karir enggak harus kerja kantoran seperti aku, lo. Sekarang sudah banyak sekali cerita hobi menjadi karir freelance melalui media sosial Youtube, Blogger ataupun Instagram. Apabila kamu punya hobi diluar dunia konten, misalnya memasak, kamu juga bisa mulai berjualan kecil-kecilan. Intinya, ditekuni!

FYI, sekarang aku kerja di Clozette Interaktif Indonesia dan kadang suka ada yang penasaran, Clozette karir itu bisa dilihat di mana? Sebenarnya pengumuman Clozette karir untuk setiap posisi itu berbeda, terkadang di-post di Instagram, terkadang di LinkedIn, terkadang memakai headhunter dan lainnya. Tetapi untuk fresh graduate job biasanya di-post di Instagram Story @ClozetteID, jadi bisa follow akun media sosial Clozette supaya enggak ketinggalan info.

Semoga artikel ini memberikan paling enggak sedikit manfaat untuk kamu yang merasa salah ambil jurusan kuliah seperti aku.

Lalu jika salah ambil jurusan apa yang harus dilakukan, lebih baik berhenti atau lanjut? Menurutku, lanjut. Lebih baik selesaikan apa yang sudah diambil. Pertama sayang dengan semua usaha dan biaya yang kamu keluarkan untuk masuk kuliah di jurusan tersebut, pastinya enggak mudah dan kasihan juga orang tua kita. Kedua, we never know what will happen in the future, so do our best until the end. Aku melihat beberapa teman yang ketika kuliah 'kelihatan' struggling, tapi setelah lulus bisa survive and get a great job. Jangan lupa berdoa sama Tuhan juga :).

Sembari berjuang di bangku kuliah, cari-cari hobi yang juga berfungsi sebagai pelepas stress. Siapa tau hobi kamu bisa berakhir menjadi karir.

Semangat!

Cerita Sarjana Ekonomi yang Banting Setir Menjadi editor Beauty & Fashion (Hobi Menjadi Karir)

Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar

Kembali ke topik sustainable atau ramah lingkungan, sejak 3 Mei 2019 lalu, akhirnya aku berkesempatan mencoba salah satu produk dari Segara Naturals, yaitu Blue Ocean Shampoo Bar! 

Segara Naturals merupakan salah satu merek kecantikan lokal Indonesia yang menurutku benar-benar mengusung prinsip sustainable, green beauty dan blue beauty. Bukan hanya dari segi komposisi, kemasan tiap produk juga sangat diperhatikan demi meminimalkan sampah yang dihasilkan. Kamu dapat kepo langsung akun Instagram mereka di @segaranaturals atau di website www.segaranaturals.com.

Segara Naturals saat ini mempunyai beberapa toiletries dan basic body care products, namun yang paling menarik perhatianku adalah sampo batang yang diklaim mudah digunakan dan setara dengan 350 ml sampo cair! Tanpa basa basi, langsung aku jelaskan secara detil mengenai Blue Ocean Shampoo Bar ini, ya.

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar


Fungsi dan Komposisi
Mengutip penjelasan di Social Media Segara Naturals:

"Our Blue Ocean shampoo bar is enriched with all natural ingredients to nourish your hair without leaving the tacky feeling. Less chemical, less drama."

Fragrance, synthetic and palm oil free. Untuk jenis rambut normal hingga berminyak.

Komposisi lengkap aku lampirkan dalam foto di bawah ini:

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar


Harga dan Ketersediaan
Dengan kemasan kaleng: Rp80.000
Kemasan isi ulang kemasan kardus: Rp75.000

Produk-produk Segara Naturals menurutku sangat mudah ditemui di beragam e-commerce seperti:
Shopee: https://shopee.co.id/segaranaturals
Tokopedia: https://www.tokopedia.com/segaranaturals
Sustaination: https://www.sustaination.id/

Segara Naturals juga punya toko online sendiri di www.segaranaturals.com .

Aku beli Blue Ocean Shampoo Bar di Shopee karena ada promo bebas ongkos kirim! Hehehe.


Kemasan
This is my favorite part! Mulai dari kemasan pengiriman sampai produk, benar-benar enggak menggunakan plastik! Produk dikemas dalam kardus, dengan glue tape kertas dan menggunakan shredded paper sebagai pengganti bubble wrap. Aku sendiri cukup terkesan ketika menerima paket pesananku karena ini kali pertama aku menerima paket belanja online yang sangat minim (hampir tidak ada) sampah plastik. Good job, Segara Naturals!

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar

Untuk produknya aku pesan versi isi ulang dengan kemasan kotak kardus (tanpa kemasan kaleng) jadi semakin ramah lingkungan. Kebetulan aku sudah punya tempat sabun batang di rumah jadi enggak perlu beli kemasan kaleng. Harganya juga menjadi lebih murah!

Cara Pemakaian
Ini kali pertama aku memakai sampo berbentuk batang, aku pikir akan sedikit sulit, tapi ternyata enggak sama sekali. Caranya adalah basahi rambut & sampo, lalu usapkan sampo hingga berbusa dan merata ke seluruh bagian rambut. Setelah itu pijat kulit kepala dan rambut. Baru bilas hingga bersih.

Agar sampo batang lebih awet, tiriskan dan simpan di tempat kering.

Sampai sekarang aku enggak menemukan kesulitan memakai sampo batang dibandingkan memakai sampo cair. Sama saja! Kendala hanya ketika ukuran sampo sudah sangar mengecil, lebih rawan pecah dan sulit untuk digenggam di tangan.

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar


Wangi
Ketika pertama kali mencium bau Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar, aku kaget karena wanginya cukup kuat dan (menurutku) terasa maskulin. Ketika pertama kali digunakan juga masih terasa agak kuat. Tapi untungnya setelah dibilas wanginya hilang. Sampo batang ini memang diklaim bebas parfum, jadi mungkin wanginya berasal dari essential oils.

Tekstur
Seperti yang dapat kita lihat di foto, Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar mempunyai tekstur yang berbeda dari sabun batang konvensional. Sedikit unik karena teksturnya seperti butiran-butiran dan menurutku info dari Instagram Segara Naturals, butiran tersebut merupakan surfaktan alami yang berfungsi membersihkan kotoran dan minyak.

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar


Performa
I love this shampoo because of the sustainable concept. Ini sampo batang ramah lingkungan pertama yang pernah aku pakai dan aku cukup puas dengan hasilnya. Jujur awal pemakaian sampo ini, rambutku terasa sangat kesat. Setelah beberapa kali pemakaian rasa kesatnya berkurang dan rambutku tidak terasa sangat kering, namun enggak cepat berminyak.

Semenjak memakai Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar, rambutku enggak terasa berminyak ataupun gatal walaupun keramas setiap 3 hari sekali. Ini juga menjadi poin yang cukup penting: tidak menimbulkan rasa gatal ataupun ketombe!

Tidak ada efek melembutkan rambut atau mengurangi rambut rontok yang bisa aku rasakan ketika memakai sampo ini. Rambut yang rontok jumlahnya masih cukup signifikan terutama setelah keramas. Aku memang jarang menyisir rambut dan ketika rambut dalam keadaan kering, rontoknya hanya beberapa helai. Aku juga enggak memberikan ekspektasi banyak untuk sampo ini. Selama tidak menimbulkan gatal atau ketombe, aku sudah puas dengan hasilnya. Melihat belum banyak sampo ramah lingkungan di pasaran yang bisa aku temukan seperti produk dari Segara Naturals ini.

Good news, beberapa waktu lalu Segara Naturals mengeluarkan varian sampo batang baru! Sampo batang baru mereka diklaim dapat mengandung kondisioner dan dapat melembapkan rambut kering dan keriting. Di lain waktu pasti aku akan mencoba varian sampo batang baru mereka.

Salah satu pertanyaan penting yang akan sering ditanyakan: 1 batang bertahan berapa lama? Jawabannya, berbeda-beda tergantung pemakaian. Aku menghabiskan 1 batang dalam waktu 2 bulan dengan frekuensi keramas 3x seminggu, panjang rambut sebahu. Namun aku lihat di testimonial akun Instagram Segara Naturals, ada juga yang bertahan hingga 3 bulan atau lebih. Foto di bawah ini adalah perbandingan sampo baru (sebelah kanan) dan sampo yang telah dipakai selama satu bulan (sebelah kiri)

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar

Harga 75.000 untuk pemakaian 2 bulan menurutku masih masuk akal. Mungkin lebih mahal dibanding sampo biasa, namun konsep ramah lingkungan ini patut kita apresiasi, terlebih menggunakan bahan alami.

The conclusion, repurchase or not? Definitely repurchase if I haven't find any other sustainable shampoo to try.

Recommended? Yes! Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar mempunyai harga yang masuk akal, mendukung produk lokal dan konsepnya yang menggunakan bahan alami serta less waste packaging adalah alasan kuat untuk aku merekomendasikan produk ini.

Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar

Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar
Bagi orang yang jarang main outdoor seperti aku, kegiatan memanah di Jakarta rasanya jadi sesuatu yang enggak terjangkau. Harus gabung dengan klub tertentu, harus dilakukan di gelanggang olahraga, harus panas-panasan dan banyak pikiran lain yang membuat keinginan langsung ciut. Padahal, apabila ditanya mau coba memanah atau enggak, pasti aku jawab mau. Namun untuk cari-cari infonya masih malas, hehe.

That's why, ketika aku lihat informasi tentang Shoot Archery Zone di media sosial, aku langsung semangat 45! Shoot Archery Zone ini adalah tempat memanah di Jakarta pertama yang berada di dalam ruangan, lo. Lokasinya ada di Mall Gandaria City lantai 2, Jakarta Selatan (seberang pintu belakang Team Lab Future Park). Lokasinya lumayan jauh dari rumahku di Jakarta Timur, namun aku rela menempuh puluhan kilo meter untuk main ke sana. Semoga di lain waktu Shoot Archery Zone akan buka cabang yang lokasinya lebih dekat dari Jakarta Timur, hehe.

memanah di jakarta shoot archery zone

Aku main ke Shoot Archery Zone hari Sabtu sekitar jam 2 siang. Tempatnya enggak terlalu besar, jadi ada kemungkinan harus antri untuk main. Untungnya ketika aku datang belum ada orang, jadi aku masih bisa pilih tempat sedikit di pojok supaya ketika ingin foto-foto lebih minim gangguan. Tapi apabila harus antri pun di sana ada mini cafe yang nyaman untuk duduk.

memanah di jakarta shoot archery zone
sumber foto: shootarcheryzone

memanah di jakarta shoot archery zone
sumber foto: shootarcheryzone

Hari itu aku datang bersama 2 orang teman, jadi aku ambil paket untuk 3 orang seharga Rp170.000 untuk 30 panah (per orang) dengan batas waktu 45 menit. Apabila hari kerja, harganya lebih murah lagi hanya Rp150.000 untuk paket 3 orang. Tips dari aku, lebih baik ke sini ajak teman 1-2 orang teman supaya harganya lebih murah. Price list lengkap aku lampirkan di bawah ini:

memanah di jakarta shoot archery zone
sumber foto: shootarcheryzone

Setelah bayar, aku dipinjamkan alat pengaman untuk aku pakai di tangan. Setelah itu aku langsung ke zona panahan dan ada instruktur yang mengajari aku dasar-dasar memanah.

First impression, sangat seru! Aku pernah menonton video tentang memanah di Youtube, dan mereka bilang bahwa busur panah lumayan berat. Awalnya aku takut tanganku enggak sanggup memegang busur terlalu lama. Ternyata enggak terlalu berat seperti yang aku bayangkan, lo. Berat, tapi masih dalam kemampuan aku. Mungkin karena ekspektasi aku yang sudah membayangkan ini akan sangat berat, jadi ketika coba langsung lebih terasa ringan.

Jujur, kegiatan memanah membikin aku ketagihan. Awalnya aku pikir 30 anak panah akan terlalu banyak, tapi ternyata enggak dan cepat banget habis! Orang di sebelah aku pun sampai refill anak panah, lo saking serunya kegiatan ini. Sedikit saran, sebaiknya sebelum ke sini kita belajar postur memanah yang benar sendiri, agar ketika main sudah paham, karena instrukturnya tidak menjelaskan secara detil (mungkin karena terlalu banyak pengunjung).

memanah di jakarta shoot archery zone

Seandainya lokasi Shoot Archery Zone ini enggak terlalu jauh dari rumah, mungkin aku akan sering ke tempat ini. Memanah di Jakarta? Di dalam mall? Big yess! Psst, mengisi acara nge-date dengan memanah juga seru, lo. Jika kamu penasaran dengan Shoot Archery Zone, bisa langsung lihat info di Instagram @shootarcheryzone.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Review Buku Self Acceptance by 88 Love Life Diana Rikasari & Dinda Puspitasari
    Awalnya aku ingin membuka artikel ini dengan menceritakan opiniku tentang self acceptance . Namun aku batalkan karena terlalu kompleks....
  • Review Scarlett Whitening Body Lotion Freshy (Wanginya Mirip Jo Malone!)
    Semenjak coba body lotion dari Scarlett Whitening, sekarang tujuan pakai body lotion bukan hanya supaya kulit menjadi lebih lembap, tetapi...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Review 3 Pulpen Best Seller asal Jepang (MUJI, Sarasa, Kokoro)
    Saat menghadiri acara Facebook di tahun lalu, aku mendapat beberapa perangkat alat tulis untuk mencatat materi acara tersebut. Salah satunya...
  • Foto Before After 28 Hari Pakai SK-II FTE, Apa Perubahan yang Aku Rasain?
    Cukup panjang perjalanan untuk membuat artikel ini. Namun, karena faktor penasaran akhirnya aku coba juga. Bagi para penyuka skincare pasti ...
  • Tokopedia Haul: Sendok Kayu ala Korea
    Akhirnya aku punya sendok estetik seperti di vlog Korea! Yay ! Hehehe . Semoga artikel ini bisa membantu untuk kalian yang sedang mencari-c...
  • Review Burger King Plant Based Whopper, Yay or Nay? - Vegie Festive
    Aku mau membuat segment baru untuk blog ini, yaitu Vegie Festive! Aku berencana untuk review satu menu vegetarian setiap bulannya. Yes, samp...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ►  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ▼  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ▼  Juli 2019 (6)
      • Kopi Campur Coca-Cola, Apa Rasanya?! Berbahaya Gak?
      • Foundation Halal Revlon Candid Foundation Review I...
      • Serum Rasa Sheet Mask: Review Skin&Lab Dr. Color E...
      • Cerita Sarjana Ekonomi yang Banting Setir Menjadi ...
      • Review Sampo Ramah Lingkungan: Segara Naturals Blu...
      • Tempat Memanah Indoor Pertama di Jakarta! Shoot Ar...
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ►  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ►  September 2018 (6)
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates