Shop for Cheapo

Eco-Friendly & Affordable Tips to Maximize Our Life

Pages

  • Beauty
  • Fashion
  • Sustainable Living
  • Book of The Month
  • Vegetarian Journey
Do not copy without permission. Copyright to Diah Fara Dilla. Diberdayakan oleh Blogger.
review xiaomi mi band 2

Happy Saturday!

Aku sering banget pakai jam tangan manual/digital, tapi soal smartwatch aku bener-bener amatir banget. Pernah sih denger beberapa brand seperti Apple Watch, tapi karena model dan harganya nggak begitu menarik hati, jadi nggak pernah ngelirik. Belum kebayang juga beli jam tangan harganya sampai 7 juta gitu walaupun katanya fiturnya canggih banget.

Tapi, pasti kenal brand Xiaomi dong? Brand yang satu ini ternyata bukan cuma ngeluarin smartphone dengan harga terjangkau aja nih, tapi juga ngeluarin smartwach yang harganya nggak sampai Rp500.000!

Kebetulan aku udah beberapa minggu ini cobain si Mi Band 2 dan rasanya pengen sharing pengalaman di sini sebagai seorang amatir smartwatch. Do this smartwach worth the money? Walaupun harganya murah meriah? Dan apakah smartwach ini memenuhi ekspektasi aku sebagai seorang amatir? Keep reading!

review xiaomi mi band 2

review xiaomi mi band 2

---

Smartwach Mi Band 2 ini udah dirilis sejak tahun 2016 lalu dan masuk kategori best seller. Sekarang udah ada versi barunya yaitu Mi Band 3. Tapi kalau kulihat artikel perbandingannya, kayaknya versi 2 dan 3 nggak begitu jauh.

Emang bisa ngapain aja Mi Band 2?
Ini aku tulis berdasarkan pengalaman aku aja yaa:

- Fungsi utama yang aku paling pakai sih fitur jam dan tanggalnya ya.. wkwk... walaupun namanya smartwatch, tapi kodrat utama tetap sebagai penunjuk waktu.

- Bisa dipakai sebagai pengukur jumlah langkah kaki. Buatku fitur ini kepakai banget sih. Aku juga sering pakai fitur ini di iPhone tapi kalau handphone kan nggak selalu dipegang, jadi kalau jam tangan harusnya hasilnya lebih akurat.

- Bisa ngukur detak jantung. Ini jarang aku pakai. Mungkin kalau lagi olahraga baru kepakai yah..

- Bisa dikoneksiin dengan aplikasi Mi-Fit, yaitu aplikasi lifestyle tracker dari Xiaomi yang bisa di-download di Android ataupun iOS. Nanti banyak tuh fiturnya di Mi-Fit. Data jumlah langkah kali dan detak jantung harian kita juga bisa dimasukin ke aplikasi Mi-Fit via bluetooth, jadi di akhir bulan kita bisa compare apakah ada kemajuan atau enggak.
Sebenernya fitur di Mi-Fit itu ada macem-macem, cuma kayaknya yang datanya diambil dari Mi Band 2 cuma langkah kaki sama detak jantung aja.

- Ada pengingat kalau kita udah kelamaan duduk. Nanti jam tangannya geter-geter gitu lalu muncul animasi orang lagi bangun dari posisi duduk. Ini lumayan bermanfaat kadang-kadang. Tapi nggak jarang juga aku cuekin kalo lagi fokus kerja.. hehe.

review xiaomi mi band 2

review xiaomi mi band 2

review xiaomi mi band 2

---

Lalu, jam tangan ini layak untuk dibeli dengan harga Rp299.000?

Mungkin aku kurang eksplor yah.. Kalau di website Xiaomi, dibilang kalau Mi Band 2 ini bisa juga ngukur kualitas tidur dan sebagai alarm kalau ada telpon dan pesan masuk ke smartphone kita yang ada aplikasi Mi-Fit-nya. Tapiiiii, dengan catatan Mi Band 2 harus dipakai saat tidur dan bluetooth smartphone harus menyala 24 jam agar Mi Band 2 dan smartphone bisa terus terintegrasi.

Ini sih salah satu alasan aku nggak terlalu kena hype smartwatch. Karena agar fungsinya maksimal, harus terus-terusan dikoneksikan sama smartphone dan pastinya bikin baterai smartphone kita jadi lebih boros.

Dilain sisi, untuk fungsi sederhana seperti seperti langkah kaki, pernah aku bandingin sama hasil di iPhone, dan hasilnya nggak beda jauh, jadi masuk kategori akurat lah ya. Namun pernah aku coba juga jalan santai dengan posisi tangan agak kaku nggak gerak gitu, nggak kedeteksi dong langkah kakinya. Jadi steps tracker melihat dari seberapa aktif tangan kita bergerak.

Kemudian untuk fungsi detak jantung juga kadang kalau posisi jam nggak pas, detak jantungnya nggak kedeteksi dong.. wkwk. Jadi fitur ini belum terlalu sempurna.

Kesimpulannya, aku secara personal merasa masih masuk akal sih harga Rp299.000 untuk fitur segini. Walaupun belum sempurna-sempurna banget, tapi yaa.. masih okelah. Terutama steps tracker-nya sih menurutku lumayan juga. Jaman sekarang juga jam tangan biasa harganya udah pada mahal-mahal, yang Rp300.000 juga kadang dapet modelnya biasa aja. Yang aku suka juga dari jam ini ukurannya kecil nggak kayak smartwach lain. Jadi dipakai di tanganku yang setipis kertas ini masih cocok.

Jam tangan ini juga menurutku lumayan oke buat jadi hadiah ke temen yang fans-nya brand Xiaomi. Harganya masih masuk akal dan bisa buat cewe atau cowo.

---

Info tambahan, Mi Band ini water resistant dan baterainya tahan sampai 20 hari. Dari pengalamanku udah pakai 18 hari, baterainya masih 67%, jadi memang awet banget. Kalau mau charge tinggal sambungin dengan adaptor charger smartphone yang ada colokan USB-nya aja.

review xiaomi mi band 2

review xiaomi mi band 2

Karetnya juga bisa dibeli secara terpisah dan tersedia dalam beragam warna. Jadi bisa ganti-ganti gitu. Harganya pun nggak mahal.

Semoga review ini bermanfaat dan sampai jumpa di review selanjutnya!


Equipment info:
Camera:
↪ Sony A5000 with Lens Sony 35mm f1.8
Software:
↪ Adobe Photoshop CS6


***

Meet me in social media :)
Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Happy Saturday!
Tadi aku ke-gep sama mama lagi bengong sambil mandangin koper yang aku baru beli. Terus mamaku tanya: “kamu nyesel beli koper itu?”. Wkwkwk.... Yap, aku baru beli koper. Awal mulanya adalah karena beberapa waktu belakangan aku lagi lumayan sering keluar kota dan aku mikir rasanya udah perlu punya koper sendiri, terutama kalau lagi pergi sekeluarga (biar nggak perebutan karena di rumah cuma ada 2 koper).

Terus juga efek nonton Meteor Garden 2018, aku naksir banget sama kopernya Shancai yang warna rose gold. Aseli cantik banget warnanya.

meteor garden 2018 shancai luggage

Alhasil udah beberapa bulan kemarin aku keliling mall dan online store buat liat-liat koper. Setiap ada bazaar pun aku mampir barangkali ada yang cocok. Tapi jujur aku sama sekali buta soal per-koper-an. Nggak tau beli merek apa, ukuran berapa, jenis bahannya apa, dll. Yang aku tau aku pengen ukuran cabin, bentuk kotak, warna rose gold dan rodanya bisa muter 360 derajat, that's it, wkwkwk.

Mulai dari harga ratusan ribu di ITC Kuningan, sampai harga jutaan di mall pun aku liatin satu persatu. Sampai pula browsing di Youtube dan scrolling forum Female Daily buat tau merek koper yang recommended. Sampai nanya ke temen dan saudara yang sering traveling juga. And finally I got my very first own luggage.

Tapi di postingan ini aku nggak akan cerita beli merek apa, harganya berapa, beli di mana dll. Aku cuma mau kasih beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk luggage newbie yang juga ingin beli koper pertamanya seperti aku kemarin. Aku juga akan kasih rekomendasi beberapa merek yang "katanya" bagus di akhir artikel, jadi baca sampai abis yaaa...

So let's start!

---

6 hal yang harus diperhatikan sebelum membeli koper:

1. Mau masuk bagasi, atau kabin?

Ukuran koper ada macem-macem. Dan sebelum kita pilih ukuran, tentuin juga itu koper akan masuk kabin atau bagasi. Kalau masuk bagasi, bebas pilih ukuran. Tapi kalau mau taruh di kabin, lain cerita, umumnya yang bisa masuk kabin adalah ukuran 16-21 inch, atau 19-37 liter.


Setelah dapet ukuran yang sesuai, lihat juga beratnya. Kalau mau masuk kabin, aku saranin beratnya nggak lebih dari 4 kg (bahkan kalau bisa dibawah 3.5 kg), karena batas berat koper yang boleh ditaruh di kabin cuma 7-10 kg aja (tergantung maskapai), jadi kebayang kan kalau koper kosong beratnya udah 4 kg, terus batas berat koper kabin cuma 7 kg, artinya kita cuma bisa masukin barang seberat 3 kg ke koper. Jadi kurang leluasa aja..

2. Tentuin model yang kamu mau

Dari beberapa searching, aku menyimpulkan bahwa di pasaran itu ada 3 jenis bahan koper:
- Soft Case yang bahannya kain. Kelebihannya itu ringan dan nggak rentan pecah kalau dibanting-banting. Kekurangannya bisa disobek sama tangan-tangan jahil. Model soft case juga kadang kelihatan dewasa banget dan kurang kekinian wkwk.

- Hard case with Polycarbonate. Kelebihannya dia bentuknya lumayan kekinian, rangkanya padat tapi tetap ringan. Kekurangannya... umm.. mungkin bisa pecah kalau dibanting yah.. tapi balik lagi tergantung kualitas kopernya sendiri sih..

- Hard case with Aluminum. Ini rangkanya bener-bener padet, menurutku bentuk hard case dengan bahan aluminum kelihatan mewah dan stylish banget, lalu dia lebih tahan banting, bisa didudukin... haha, tapi kekurangannya adalah berat. Berat koper kosongnya bisa 4kg sendiri.

Ketiga jenis bahan itu tergantung selera sih.. Aku sendiri naksir banget bahan aluminum. Berkilau dan kelihatan stylish banget. Tapi karena aku juga concern sama beratnya terutama untuk cabin size, jadi aku pilih bahan polycarbonate aja.

kiri-kanan: Soft Shell, Hard Shell Polycarbonate, Hard Shell Aluminum
brand: Kipling - LOJEL - TUMI


3. Pilih yang rodanya double & ada 4 buah

Aku baca-baca katanya kalau beli koper, apapun modelnya usahakan pilih yang rodanya double biar nggak cepat rusak. Lalu sebaiknya juga di setiap koper ada 4 buah roda yang bisa diputar 360 derajat biar lebih fleksibel pas dibawa.



4. Pilih yang sudah double zip dan dilengkapi TSA Lock

Nah ini aku juga baru tau banget sih.. Katanya di beberapa bandara sering ada kasus koper dijebol bagian resleting-nya oleh oknum nakal. Makanya sekarang ada inovasi double zip biar lebih aman. 

Lalu TSA Lock itu adalah sistem kunci koper yang sudah di-approve oleh beberapa negara, biar pihak bandara bisa mudah ngecek koper tanpa merusaknya. Kira-kira begitu hehe. TSA Lock juga bikin kita nggak perlu pakai gembok terpisah buat ngunci kopernya jadi lebih simpel dan praktis.



5. Lebar koper bisa di expand atau enggak

Kalau kamu tipe yang suka banget belanja oleh-oleh pas lagi traveling, saranku pilih koper yang lebarnya bisa di expand. Because you never know.. dan pastinya nggak mau kan kalau harus beli koper tambahan tiba-tiba cuma karena koper yang kita bawa udah nggak muat bawa oleh-oleh.



6. Jangan buru-buru

Take your time ladies... menurut aku, koper itu value-nya lebih dari tas yang biasa kita pakai sehari-hari. Koper buat aku maunya bisa tahan sampai bertahun-tahun. Jadi bener pikirin model yang kita mau, jenis yang paling pas dan harganya juga sesuai. Terutama kalau kamu heavy traveler.. rasanya keluarin sedikit budget lebih untuk koper menurutku wajar.

Aku sempet nemuin kendala pas beli koper kemarin. Ada dua buah koper, satunya model standar dengan warna yang standar, tapi mereknya cukup terkenal punya kualitas yang bagus. Satu lagi warna dan modelnya bagus banget rose gold gitu idaman aku banget tapi mereknya jarang kedengeran. Keduanya punya harga yang nggak beda jauh. Alhasil aku dilema banget dong. Sampai pengen batal beli aja dan cari merek lain yang memenuhi kualitas bagus dengan warna rose gold idamanku.

Tapi kemudian aku mikir lagi... karena aku bukan heavy traveler, kayaknya nggak perlu segitu ngotot cari koper yang harganya super mahal untuk dapetin kualitas dan model yang aku mau. Karena kalau disuruh pilih sih aku pengen banget punya koper merek TUMI atau Rimowa yang harganya belasan juta dengan model super cantik dan kualitas oke. Alhasil aku akhirnya pilih koper dengan keamanan maksimal walaupun warnanya bukan rose gold.. hehe. Dengan pertimbangan koper itu bisa awet sampai bertahun-tahun.

TUMI V3 Photo Floral
Koper idamanku~ wkwk


---

Oia seperti yang aku bilang di awal, aku ada beberapa rekomendasi merek-merek koper yang cukup terkenal, antara lain American Tourister (American brand), MUJI (Japan Brand), LOJEL (Japan brand), Delsey (France brand), Samsonite (American brand), Rimowa (Germany brand), TUMI (American brand).

- American Tourister harganya masih sedang nggak murah banget tapi nggak mahal banget juga, dan mudah ditemukan di mana-mana.
- MUJI & LOJEL punya desain yang minimalis dan cukup sering di-review oleh beberapa traveler soal kualitasnya yang oke.
- Delsey dan Samsonite punya kisaran harga yang sama, dan sering dapat julukan koper tahan banting.
- Rimowa dan TUMI termasuk koper yang harganya diatas yang lain, desainnya cantik, fiturnya lengkap (TUMI bahkan punya unique tag code di setiap produknya) dan juga terkenal tahan lama.

Untuk tempat belinya sendiri bisa di mall, ataupun pusat perbelanjaan gitu. Nggak harus di flagship store, bisa juga di department store macam SOGO, atau bag store semacam Bags City, The Goods Dept. dll. Tapi saranku tungguin bazaar koper/travel fair aja supaya dapat harga yang lebih murah.

Semoga artikelnya bermanfaat!

***

Meet me in social media :)
Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Happy Saturday!

Ini jarang terjadi, tapi kemarinan aku sempet kehabisan stock lip cream dengan warna andalan untuk harian. Beberapa lip cream favorit dari Wardah dan Mizzu bener-bener udah susah banget buat dipakai. Udah kering dan kalau dilihat kemasannya udah keliatan butuh perjuangan buat dapetin krimnya.

Nah kebetulan banget beberapa waktu lalu, Dear Me ngerilis lip cream terbaru mereka dengan warna-warna nude. Packaging-nya syantiiik banget dan kalau baca review-reviewnya juga positif. Jadilah kubungkus 2 batang.

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

 DESCRIPTION 
Dear Me
Perfect Matte Lipcoats
Winna & Rachel
Price:
Rp109.000
Size:
4gr
Where to buy:
https://shopee.co.id/dearmebeauty

Aku beli Dear Me Perfect Matte Lipcoats di akun Shopee Mall Dear Me Beauty. Kebetulan banget pas aku beli ada kupon diskon gitu Rp35.000! Happy-nya bukan main. Tapi proses pengemasannya rada lama sih kalo belanja di situ... Aku pesan hari Jumat malam, baru dikirim hari Selasa, itupun aku sempet chat Dear Me Beauty-nya di Shopee nanyain kabar pesenan aku. Tapi begitu pesanan diproses, pengirimannya cepet sih.. Hari Rabu langsung sampai. Nggak nyesel juga belanja di sana, selama pesanannya sampai hehe. Tapi nggak rekomen kalau kamu lagi butuh buru-buru.

Terus gemesnya, kemasannya pembungkusnya itu lhooo... Kelihatan eksklusif. Suka banget! Di dalemnya masih ada kardus sebelum kita nemu lip cream-nya. Too bad, nggak ada segel di kardus ataupun di lip cream-nya. Padahal menurutku cukup penting untuk mastiin produknya fresh.

Look at the packaging. Cantik banget yah :D. Dari awal aku liat di Instagramnya Dear Me, aku udah naksir banget.

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Yaudah kita langsung masuk ke produknya aja yuks. Untuk aplikatornya dia mirip dengan aplikator lip cream Pixy, ESQA dan The Balm yang jenis doe foot pendek agak chubby. Enak-enaka aja buat aplikasiin lip creamnya.

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Lalu dari segi warna, Dear Me Perfect Matte Lipcoats ini agak sheer. Jadi sekali oles nggak langsung nutup warna bibir, butuh beberapa kali. Hasil akhirnya matte, tapi rasanya ringan dan nyaman di bibir. Nggak lengket, nggak berat dan cepet kering. Dear Me Perfect Matte Lipcoats ini kalau udah kering, langsung transferproof. Tapi kalau digosok kencang banget gitu rada transfer sih...

Formulanya ngingetin aku sama lip cream dari merek Pixy deh.. Tapi warna Winna sama Rachel rada beda sih.. Gatau mungkin karena warna Winna lebih nude, jadi lebih cepet rata warnanya di bibir. Kalau warna Rachel, agak susah diratain terutama bagian dalam bibir. Kalau belum kering tapi bibirnya udah dikatup, jadi pecah lagi warnanya.

Tapi keduanya dari segi formula nyaman banget dipakai.

Kalau dibawa minum masih oke, tapi kalau dibawa makan, lip cream ini nggak tahan lama. Pasti bubar jalan. Jadi penting banget nih bawa lip cream-nya ke mana-mana buat touch up touch up abis makan siang. Terus kalau udah kehapus nggak ninggalin bekas apa-apa, jadi ilang aja udah. Khusus warna Rachel, karena teksturnya agak sulit diratain, pastiin sebelum touch up, bibir kita udah bersih dari apapun, karena kalau masih ada sisa minyak dari makan siang, lip cream Dear Me warna Rachel makin susah lagi diratain.

Nah untuk warna, aku sendiri pilih 2 warna dengan undertone warm, yaitu Winna dan Rachel.

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel


Winna: coklat campur oranye
Rachel: nude warm rose

Keduanya nggak ada unsur abu-abu di dalamnya. Undertone-nya kuning. Coba diceki-ceki langsung aja yah fotonya.

Ini foto bare lips aku:

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Ini foto Winna dengan artificial lighting dan natural lighting:

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Ini foto Rachel dengan artificial lighting dan natural lighting:

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel

Setelah beberapa kali pakai kedua warna ini, aku ngerasa kalau warna Winna dan Rachel pas banget untuk yang kulitnya dominan kuning dan coklat seperti warna kulitku. Jadinya bikin wajah kelihatan lebih cerah aja, terutama warna Rachel duh cucmey banget.

Kesimpulannya, I love this products! Kedua warnanya juga aku suka banget. Walaupun yang Winna nggak seoren yang aku pikir sih.. dia lebih dominan coklat. Tapi keduanya aku suka dan menurutku pas banget buat dipake hari-hari. Dari formula dan teksturnya juga lumayan oke. Not the best but still okay. Walaupun sayang harganya masih diatas brand sebelah, nih... tapi masih dimaafkan sih berhubung kemasannya syantik.

Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Winna & Rachel


Semoga review ini bermanfaat & sampai jumpa di postingan selanjutnya!


Equipment info:
Camera:
↪ Sony A5000 with Lens Sony 35mm f1.8
Software:
↪ Adobe Photoshop CS6

***

Meet me in social media :)
Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Happy Sunday!! Akhirnya review ini tayang jugak! Aku terinspirasi banget sama postingannya Mba Goes untuk bikin review ini. Dari awal nonton emang udah terlintas ide untuk bikin postingan ini, tapi sempet maju mundur. Tapi keputusan final akhirnya bikin aja.

Wkwk apasih lebay banget.

Btw pasti tau dong drama Meteor Garden yang tayang tahun 2001? Kayaknya semua angkatan 80-90an pasti pernah denger deh drama Taiwan yang satu ini. Aku pun waktu itu masih SD tapi kena juga sama "meteor fever" (istilah fans Meteor Garden).

Nah beberapa bulan lalu sempet denger-denger kalau ada remake Meteor Garden versi China di tahun 2018 ini. Sering disebut juga Meteor Garden 2018. Awalnya rada skeptis sih karena udah tau ceritanya. Tapi berhubung ada di VIU, & liat iklannya di mana-mana jadi penasaran juga wkwk.. Dan ternyata........... masih kena "meteor fever", lho.
---

Plot general-nya masih sama, ceritanya tentang Shan Cai yang dari keluarga sederhana, baru masuk kuliah/sekolah ke kampus/sekolah yang cukup prestige di negaranya. Isi kampusnya kalau nggak anak orang kaya, ya anak berprestasi. Nah di kampus itu ada grup bernama F4 yang keempat membernya terkenal tajir dan donatur di kampus. Ketua geng F4 namanya Dao Ming Si. Karena takdir, Dao Ming Si dan San Chai bertemu, lalu A Si naksir..... tapi Shan Cai naksirnya malah ke Hua Ze Lei, salah satu member F4 juga. Yaudah selanjutnya diceritain tuh gimana Dao Ming Si ngejar-ngejar Shan Cai, lalu setelah pacaran ibunya A Si nggak ngerestuin, dst.

Walaupun cerita boleh sama, tapi yang main beda dong... sekarang tampilannya lebih fresh. Kalau dulu karena masih SD, aku manggilnya om Dao Ming Si, sekarang jadi dek Dao Ming Si.. wkwk.. karena Meteor Garden 2018 ini yang main kelahiran 1994-98 gitu.

Kenapa sih nggak dibuat Meteor Garden pas lagi jamannya aku kuliah gitu.. biar manggilnya bisa mas Dao Ming Si :((.

---

om F4 vs dedek F4

BEDANYA METEOR GARDEN DULU DAN SEKARANG:

- Alurnya dibuat mengikuti komik aslinya. Bisa dibilang 75% mirip.
- Tapi Meteor Garden 2k18 dibuat lebih realistis. Nggak ada adegan Shan Cai diseret pakai mobil, atau adegan Shan Cai mau diperkosa sama temen-temen sekolahnya.
- Keluarga Shan Cai nggak miskin banget, orang tuanya juga nggak mata duitan. Kalau di manga atau Korea Shan Cai nggak deket sama ortunya dan ortunya suka manfaatin Shan Chai buat dapet uang, di Meteor Garden 2018 mereka deket banget, ortunya bertanggung jawab dan perhatian selayaknya ortu. So sweet banget.

Shan Cai dan ortunya

- Di Meteor Garden 2018 Shan Cai nggak punya adik kandung.
- Di Meteor Garden 2018, walaupun tajir melintir, tapi F4 juga manusia. Maksudnya nggak yang tiap lewat depan orang langsung diajak foto bareng atau diliatin mulu gitu. Terus kalau versi Korea kan mereka punya kelas sendiri, nah F4 versi 2018 mereka kelasnya masih nyatu sama anak-anak lain tapi masuknya kelas internasional yang bagus gitu.
- Kalau di versi lainnya setiap ada yang bikin masalah langsung dapet kartu red card (kartu bullying) dari F4, ini beda. Berhubung di Meteor 2018 F4 ini digambarkan sebagai mahasiswa berprestasi, salah satunya masuk dalam tim internasional kampus untuk lomba bridge, jadi kalau ada yang bikin masalah, dapet kartu tapi untuk diajak bertanding main kartu bridge melawan F4. Yang kalah baru nerima hukuman yang juga masih masuk akal seperti disuruh makan 100 bakpao dalam waktu 1 jam (misalkan).

Mei Zuo dan Dao Ming Si lagi main kartu sama Shan Cai

- Karena dibuat tahun 2018, setting-nya pun ngikutin gaya milennial tahun 2018, kayak makan di resto bayarnya tinggal scan QR code (bukan pake Go-Pay tapi), main games online dan galau dikit langsung update status di socmed.
- Di Meteor Garden 2018, ada beberapa scene yang dihilangkan seperti scene Shan Cai ketemu saudara sepupu palsu Dao Ming Si, dan scene Dao Ming Si hilang ingatan karena kecelakaan.
- Ini sih yang cuma ada di Meteor Garden 2018: pesan-pesan sponsor! Wkwkwk, yah maklum deh keliatan kalau produksinya makan banyak biaya, jadi suka diselipin kata-kata sponsor di dalam scene-nya. Segala bodyguard Dao Ming Si disuruh keramas pake shampo Clear. Atau mau makan apapun di manapun, minumnya selalu Yakult~ :').

Shan Cai mau keramasin Dao Ming Si pakai shampo Clear dulu biar ganteng

---

Sama seperti yang lain, kalau di Meteor Garden versi Taiwan, aku tim Hua Ze Lei banget karena Vic Zhou yang lebih cakep dari Jerry Yan, wkwk.. Lalu kalau di Boys Over Flower Korea aku tim Kim Bum karena chemistry-nya lebih dapet sama Kim So Eun daripada Lee Min Ho sama Goo Hye Sun.

Shan Cai & A Si udah ready mau nge-date

Kalau di Meteor Garden 2018, Dao Ming Si dan Shan Cai bener-bener center of attention banget. Akhirnyaaaa pasangan ini bener-bener jadi bintang di drama-nya. :') Pertama karena dibanding F4 yang lain, Dylan Wang emang paling pas banget sama karakternya. Kalau kata Shen Yue yang jadi Shan Chai, baru pertama ketemu aja udah nebak kalau Dylan bakal meranin karakter Dao Ming Si.


Lalu chemistry Dylan a.k.a Dao Ming Si dan Shen Yue a.k.a Shan Cai tuh dapet banget. Terus kalau liat behind the scene-nya juga mereka sama aja kayak Shan Cai dan Dao Ming Si, suka ngebully satu sama lain (walaupun lebih sering Shen Yue yang dibully sama Dylan). Intinya mereka udah kayak prangko pas lagi shooting. Di mana ada Shen Yue, disitu ada Dylan. Pantes aja dek Dylan galau pas Meteor Garden 2018 kelar... ihik ihik...

---

kiri-kanan: Xi Men, Dao Ming Si, Hua Ze Lei, Mei Zuo

YANG W SUKA DARI METEOR GARDEN 2018:
- Ceritanya roller coaster banget. Nggak tahan 3 episode disuruh nangis, 3 episode kemudian disuruh bersemu-semu.
- Dialognya lucu. Keren nih script writer nya.
- Well made. Setting-nya bagus, niat dan realistis.
- Fresh dan modern.
- Alur ceritanya nggak lebay ala sinetron. Semua hal diceritain jelas sebab dan akibatnya.
- Banyak pesan moral, salah satunya ada scene Mei Zuo lagi pamit mau berangkat ngapel pacarnya, tiba-tiba Hua Ze Lei nanya tugas kuliahnya udah kelar apa belom, terus Mei Zuo jawab sebagai mahasiswa berprestasi dia nggak akan mengesampingkan tugas kuliah karena teman. Terus Dao Ming Se juga walaupun udah banyak uang, tapi tetep cari uang sendiri lewat main saham gitu. Ya pokoknya digambarkan kalau walaupun orang kaya, tapi tetep harus belajar yang bener & usaha nggak cuma main & foya-foya.
- Teamwork-nya bagus antara crew dan pemain.
- Ceritanya nggak salah fokus. Cerita utama tetep di Shan Cai sama Dao Ming Si, selebihnya selingan biar nggak bosen (tapi seringnya cerita lain w skip).
- Walaupun Meteor Garden ini ceritanya ala-ala Cinderella banget yah, tapi di Meteor Garden 2018 aku bisa paham deh kenapa Dao Ming Si bisa sebegitu sukanya sama Shan Cai. Akupun kagum sama karakter Shan Cai. Digambarinnya itu berani, rajin, baik, sabar, sederhana. Terus Shan Cai di sini pinter juga, kreatif gitu anaknya.

YANG W GAK SUKA DARI METEOR GARDEN 2018:
- Episode-nya kurang. Kalau scene A Si hilang ingatan dan sepupu palsu nggak dihilangkan, mungkin episodenya sampe 58 episode. :))
- Banyak iklan sponsor... umm sebenernya iklannya smooth banget sih dimasukinnya, tapi yaaaa gimana ya.
- Karakter Shan Cai kurang tomboy, Shen Yue emang cute banget gitu sih pembawaannya.
- Original Soundtrack-nya nggak banget deh. F4 kalo bukan penyanyi mbok ya jangan disuruh nyanyi, gitu. Mohon maap false banget suaranya :(
- Suaranya di dubbing. Emang rata-rata drama China gini deh kayaknya. Selalu di dubbing.
- Logatnya mengingatkan sama drama Thailand, wkwk... Kalau logat paling mending emang Korea. (mulai rasis)

F4, Shan Cai, Harlem Yu (pengisi soundtrack) dan Angie Cai (produser)

---

That's it! Wah wah kelar juga nulis reviewnya. Intinya adalah rekomen banget untuk nonton. Apalagi kalau kamu suka berondong Meteor Garden yang sebelumnya. Ini lebih fresh, lebih bikin hati berbunga-bunga dan dijamin nggak salah fokus!

Btw ada satu pic dari blog-nya Mba Goes:


***

Meet me in social media :)
Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Happy Saturday! Udah lama nih kayaknya nggak bahas per-krim-wajah-an. Kali ini aku mau review produk lokal dari Rubiena Beauty. Aku pernah dapat skincare ini satu paket dari Gathering Beautiesquad di Jogja, dan baru sekarang sempet nyobain itupun baru serum, day moisturizing gel & night moisturizing gel-nya.

Rangkaian yang aku dapat cukup lengkap, ada cleansing lotion, facial wash, softener, serum, day cream & night cream. Semuanya seri brightening kecuali cleansing lotion. Selain serum, day & night cream, aku belum coba. Untuk serumnya sendiri nggak terlalu gimana-gimana hasilnya jadi nggak aku masukin blog, cuma di-review di Insta Story aja..

Nah pas cobain day moisturizing gel & night moisturizing gel-nya, aku pun nggak berekspektasi apa-apa, emang pengen pakai aja daripada mubazir... Eh tapi ternyata lumayan juga hasilnya.

Buat yang belum tau, Rubiena Beauty merupakan brand asli Indonesia. Produknya udah terdaftar di BPOM dan mendapat sertifikat Good Manufactured Product Quality. Yang kurang belum ada label halalnya aja, nih.. hehe.

Sejauh yang aku kepo, produknya memang baru ada satu seri yaitu seri brightening yang fungsinya untuk mencerahkan wajah. Range harganya dari Rp65.000 sampai Rp150.000. Lumayan terjangkau menurutku.

 DESCRIPTION 
Rubiena
Brightening Day Moisturizing Gel SPF 15
Brightening Night Moisturizing Gel
Price:
Rp130.000 (day gel)
Rp125.000 (night gel)
Size:
15ml
Where to buy:
http://rubienabeauty.com/seller/index

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Kemasannya cukup sleek dan berbahan plastik. Baik day moisturizing gel & night moisturizing gel isinya 15ml, jadi bisa dibawa traveling tanpa khawatir. Tapi kemasannya agak kegedan untuk isi 15ml... Pas dibawa traveling agak makan tempat. Di bagian bawah kemasan tertera masa kadaluarsa produk jadi kita nggak was-was. 

Oia baik day moisturizing gel & night moisturizing gel nggak dilengkapi dengan kardus, jadi cuma kemasan ini dengan segel sticker. Menurutku kurang aman dan kurang informatif, karena di kemasan nggak ada keterangan lengkap soal komposisi yang mana jadi pertimbangan besar sebelum mencoba skincare.

Aku bahas detil satu-persatu ya:

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Rubiena Brightening Day Moisturizing Gel SPF 15

Deskripsi:
Pelembab pagi berbentuk gel dengan SPF 15 yang mudah meresap, tidak lengket dan terasa sejuk di kulit.  Berfungsi mencerahkan dan melembabkan juga sebagai tabir surya yang melindungi kulit dari sinar UV serta radikal bebas.
Untuk semua jenis kulit, tidak mengandung alkohol dan pewangi

Salah satu alasan aku pengen mencoba produk ini adalah ada kandungan SPF-nya. Walaupun kecil, tapi lumayan membantu melindungi kulit dari sinar matahari. Karena beberapa skincare yang aku pakai belakangan nggak ada kandungan SPF-nya sama sekali.

Teksturnya agak bikin aku kaget karena udah lama nggak menemukan produk dengan tekstur ini. Walaupun diklaim bertekstur gel, tapi yang aku rasain teksturnya krim padat mirip dengan sunscreen dokter Eva Mulia yang dulu pernah aku pakai.

Pas diratakan nggak merubah warna kulit atau memberikan efek cerah, dan membuat kulit agak terasa berminyak. Tapi di aku masih oke sih berminyaknya. Mungkin karena jenis kulitku pun kombinasi normal-berminyak. Produk ini biasanya aku pakai setelah memakai Wardah White Secret Pure Treatment Essence dan SK-II RNA Power Eye Cream.

Produk ini nggak mempunyai bau apapun.

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review
Kiri: Day Moisturizing Gel SPF 15
Kanan: Night Moisturizing Gel

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review


Rubiena Brightening Night Moisturizing Gel

Deskripsi:
Pelembab malam bertekstur gel dengan fungsi mencerahkan, melembabkan, mencegah timbulnya flek, noda hitam serta memperlambat tanda-tanda penuaan dini.
Untuk semua jenis kulit, tidak mengandung alkohol dan pewangi.

Kalau night moisturizing gel-nya baru beneran bertekstur gel. Teksturnya ringan, dan mudah menyerap di kulit tapi tetap terasa melembapkan. Aku juga pakai night moisturizing gel ini sesudah memakai Wardah White Secret Pure Treatment Essence.

Produk ini nggak mempunyai bau apapun.

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review
Kiri: Day Moisturizing Gel SPF 15
Kanan: Night Moisturizing Gel

---

Kesimpulan

Aku jadiin satu aja ya karena produk ini aku mulai pakai secara berbarengan. Setelah pakai sekitar 2 minggu, aku ngerasa kulitku terasa lebih lembap dan halus. Nggak gampang gosong padahal aku naik motor tiap hari. Nggak bikin jerawatan juga. Jadi intinya kulitku lumayan cocok sama kedua produk ini dan merasa ada efek yang dihasilkan. Tapi kalau mencerahkan kurang keliatan sih.. Lalu minus besarnya itu nggak ada penjelasan sama sekali tentang komposisi yang ada di dalem produknya. Padahal ini krusial banget untuk sebuah produk skincare. Bahkan mempengaruhi keputusan kita untuk coba beli atau enggak. Nggak mau kan pakai skincare semacam beli kucing dalam karung. Kecuali krim atas resep dokter yah..

Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel Review

Hope this review helpful & see you on another post!

Equipment info:
Camera:
↪ Sony A5000 with Lens Sony 35mm f1.8
Software:
↪ Adobe Photoshop CS6


***

Meet me in social media :)
Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Halo aku Dilla, tinggalnya di Jakarta

Blog ini isinya cukup gado-gado, seputar gaya hidup. Tetapi saat ini aku fokus pada gaya hidup minimalis, ramah lingkungan dan slow living. Aku berusaha "berkenalan lebih dekat" dengan setiap barang yang aku punya. Tapi aku bukan pakarnya, aku juga pemula.

Semoga apa yang aku tulis bisa memberikan manfaat, ya. Walaupun terkadang ada selipan sponsor di blog ini, namun aku berharap menulis tidak sekedar mengais, tetapi bermakna untuk sesama.

diah.fdilla@gmail.com

Popular Posts

  • Review, Tips & Trik Kindle E-Book Reader (Indonesia), Worth It or Not?
    Akhirnya aku pindah dari buku cetak ke buku digital! Aku sebenarnya mulai tertarik untuk pindah karena melihat e-book reader Crema Soundup ...
  • Pengalaman Belanja di MUJI Online Shop Indonesia
    Siapa dari kalian yang suka juga melihat barang-barang MUJI yang selalu terlihat estetik? Kalau aku sendiri apabila lagi mampir ke Grand Ind...
  • Mengadaptasi Budaya Korea: Mencuci Sampah
    Aku sangat kagum dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan. Dari beberapa video yang aku tonton di Youtube, setiap rumah tangga puny...
  • Aesthetic Eco Friendly Store: Semata-mata
    Pertama kali terima paket ini dari bapak kurir, sedikit bertanya-tanya, ini dari siapa? Apakah paket nyasar lagi? Karena beberapa kali aku p...
  • Review Shampoo Bar Lokal Indonesia Rose Matcha Seven Cactus
    Semoga kalian enggak bosen membaca ulasan shampoo bar lokal dari Seven Cactus Soapworks di blog ini ya, hehe . Setelah galau, akhirn...
  • Foto Before After Crest 3D Whitestrips Teeth Whitening Kit
    Wah, aku rindu sekali dengan blog ini setelah "cuti" menulis selama bulan Ramadan kemarin! Semoga masih ada yang tetap mau baca a...
  • Review Scarlett Whitening Body Lotion Freshy (Wanginya Mirip Jo Malone!)
    Semenjak coba body lotion dari Scarlett Whitening, sekarang tujuan pakai body lotion bukan hanya supaya kulit menjadi lebih lembap, tetapi...
  • Review Artisan Flower Tea dari Indonesia: Chauan Tea
    Setelah sekian lama kepo akun Chauan Tea di Tokopedia dan Instagram, akhirnya kesampaian untuk coba saat promo 11.11 kemarin. Selama 3 hari...
  • Hidup Minimalis Membuatku Lebih Efisien
    Tulisan ini enggak akan panjang. Tiba-tiba aku terpikir tentang gaya hidup minimalis membuat aku bergerak lebih cepat di kehidupan sehari-ha...
  • Nyobain Resep ala Vlog Korea: Granola Yogurt Bowl
    Salah satu hal yang aku sukai dari silent vlog atau no face vlog Korea adalah mereka sering membagikan resep masakan sederhana yang mudah di...

Translate

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2022 (9)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (26)
    • ►  Desember 2021 (3)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Agustus 2021 (2)
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (4)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (4)
  • ►  2020 (54)
    • ►  Desember 2020 (5)
    • ►  November 2020 (3)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  Agustus 2020 (5)
    • ►  Juli 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (7)
    • ►  April 2020 (2)
    • ►  Maret 2020 (7)
    • ►  Februari 2020 (7)
    • ►  Januari 2020 (4)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (7)
    • ►  November 2019 (6)
    • ►  Oktober 2019 (6)
    • ►  September 2019 (7)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juli 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  April 2019 (2)
  • ▼  2018 (54)
    • ►  Desember 2018 (2)
    • ►  November 2018 (3)
    • ►  Oktober 2018 (5)
    • ▼  September 2018 (6)
      • Smartwatch Xiaomi Mi Band 2 Memenuhi Ekspektasi Am...
      • 6 Hal Yang Aku Cari Dari Sebuah Koper
      • Swatch & Review Dear Me Perfect Matte Lipcoats Win...
      • Drama Review: Meteor Garden 2018
      • Rubiena Brightening Day & Night Moisturizing Gel R...
      • Review Tammia Microfiber Fusion Velvet Beauty Blen...
    • ►  Agustus 2018 (5)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (5)
    • ►  Februari 2018 (6)
    • ►  Januari 2018 (10)
  • ►  2017 (80)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (10)
    • ►  Oktober 2017 (7)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  Agustus 2017 (5)
    • ►  Juli 2017 (8)
    • ►  Juni 2017 (8)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (6)
    • ►  Februari 2017 (5)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (37)
    • ►  Desember 2016 (7)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (4)
    • ►  Agustus 2016 (5)
    • ►  Juli 2016 (6)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (2)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (3)
    • ►  Januari 2016 (4)
  • ►  2015 (34)
    • ►  Desember 2015 (2)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (2)
    • ►  Juli 2015 (1)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  Mei 2015 (4)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (6)
    • ►  Februari 2015 (5)
    • ►  Januari 2015 (10)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember 2014 (6)
    • ►  November 2014 (8)
    • ►  Oktober 2014 (8)
    • ►  September 2014 (7)
    • ►  Agustus 2014 (4)
    • ►  Juli 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (4)
    • ►  April 2014 (3)
    • ►  Maret 2014 (1)
    • ►  Februari 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (2)
  • ►  2013 (50)
    • ►  Desember 2013 (4)
    • ►  November 2013 (13)
    • ►  Oktober 2013 (3)
    • ►  September 2013 (5)
    • ►  Agustus 2013 (6)
    • ►  Juli 2013 (1)
    • ►  Mei 2013 (5)
    • ►  April 2013 (4)
    • ►  Maret 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (6)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember 2012 (7)
    • ►  November 2012 (4)

Readers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Hijab Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Female Bloggers

Indonesian Beauty Blogger

Indonesian Beauty Blogger

BEAUTIESQUAD

Warung Blogger

Warung Blogger

Created with by BeautyTemplates